Perkutut
Kolom Dinilai Guluk-Guluk, Ajang Pamer Pendatang Baru, Maksimal Penilaian Dua Warna Hitam
Minggu kedua di bulan Juli 2024 menjadi moment yang luar biasa bagi hobi perkutut di Sumenep. Pasalnya selama rentang waktu satu minggu, akan ada kegiatan sebanyak empat kali yang akan mewarnai perjalanan hobi di Kota Sumekar. Di mulai dari kegiatan hari ini, Senin 08 Juli 2024 yakni gelaran Kolom Dinilai yang diadakan oleh Pengcam Guluk-Guluk.
Kegiatan ini menjadi rutinitas aktifitas kung mania dalam menyalurkan hobi dan mengeksiskan hobi yang mereka tekuni. Menempati lokasi di lapangan Guluk-Guluk, ajang ini masih menjadi kesempatan pada kung mania pemula untuk bisa mengeksiskan hobi perkutut. Kali ini panitia hanya membuka dua kelas yakni Dewasa Bebas dan Piyik Hanging.
H.Manan selaku Ketua Pengcam Guluk-Guluk mengatakan bahwa agenda ini merupakan kegiatan yang digelar agar wilayahnya bisa tetap mengadakan kegiatan. “Saya sengaja membuat kegiatan agar rekan-rekan kung mania bisa tetap menyalurkan hobinya dan bisa menikmati apa yang selama ini mereka tekuni,” terang H.Manan.
Lebih lanjut disampaikan bahwa dengan kegiatan ini, maka akan menambah pemain baru. “Sasaran kami memang untuk menambah pemain baru, sehingga akan lebih banyak lagi yang menekuni hobi perkutut,” sambung pemilik Akasturi Bird Farm. Meski kegiatan ini untuk memberikan kesempatan dan peluang pada pendatang baru, kabar masih adanya calon peserta yang tidak kebagian tiket, masih saja terjadi.
Adi Sis, panitia bagian pendaftaran mengaku memang masih banyak kung mania yang batal berlomba karena tiket sudah habis. “Terus terang tiket memang terbatas, menyesuaikan dengan jumlah blok yang tersedia, yakni masing-masing kelas hanya 1 blok, makanya kalau ada yang tidak bisa ikut lomba, itu memang benar adanya,” ungkap Adi Sis.
Kondisi ini memang harus terjadi dan tidak bisa dicegah. Bahkan Ketua Pengda Sumenep yang sebenarnya ingin menghadiri gelaran, tidak bisa teresalisasi karena tidak dapat tiket. “Saya tidak hadir di Kolom Dinilai Guluk-Guluk karena tidak ada tiket. Saya menyadari dan memang tidak berusaha untuk memaksakan panitia untuk menyediakan tiket khusus,” jelas Kades H.Matsin.
Ditambahkan bahwa biarlah pemula dan pendatang baru yang merasakan ikut kegiatan tersebut sehingga mereka bisa senang karena hobinya tersalurkan. “Ketua Pengda sempat mau pesan tiket, tapi saya bilang sudah habis, memang tidak dapat tiket, karena memang tidak ada. Tiket sudah habis terjual,” kata Adi Sis lagi.
Untuk itulah panitia meminta ma’af bagi kung mania yang tidak bisa menghadiri acara, karena tidak ada tiket. Untuk itulah panitia meminta ma’af pada seluruh kung mania yang tidak kebagian tiket dan ucapan terima kasih disampaikan bagi mereka yang memberikan dukungan penuh pada kegiatan ini.
Seperti pada kegiatan kolok dinilai lainnya, panitia juga memberlakukan sustem penjurian maksimal penilain dua warna hitam. “Kegiatan ini kan khusus untuk pemula, makanya sama seperti Kolom Dinilai lainnya bahwa penilaian maksimal cukup dua warna hitam. Kalau ada yang dapat lebih, maka tidak masuk daftar juara, namun tetap diberikan penghargaan.
Seperti yang dialami Kades Holis Dasuk lewat aksi amunisinya yakni Gagak Rimang produk ternak Ustana HLS dan Kurniadi ASM Tim Sumenep bersama Brewok ternakan ASM yang berhasil mendapatkan nilai lebih dari dua warna hitam. Kedua orbitan ini tidak masuk kejuaraan, tetapi mendapatkan penghargaan.
Adi Sis menambahkan bahwa ada beberapa kolom kejuaraan yang kosong karena tidak terisi oleh pemenang. “Karena banyak pemula dan mereka belum paham soal prosedur saat burungnya masuk juara, makanya banyak yang kosong tidak ditulis. Mudah-mudahan kedepan kami bisa membenahi hal tersebut,” harap Adi Sis.