Perkutut
Latber JBN Galis Bangkalan, Penjurian Super Ketat Sesuai AD/ART, Selera Muda dan Gita Suara Tunda Pesta Kemenangan Lawan
Setiap kegiatan hobi perkutut di Bangkalan, mulai dari Latihan Dinilai, Latihan Berhadiah sampai Konkurs, selalu dan wajib hukumnya untuk menerapkan AD/ART yang dikeluarkan P3SI Pusat sebagai acuan dalam penyelenggaraan kegiatan. Terlebih soal sistem penjurian, Pengda P3SI Bangkalan selalu tegak lurus dalam soal memperketat aturan main.
Siswoko Raharjo, selaku Ketua Bidang Penjurian Pengda Bangkalan termasuk sosok yang tidak mau main-main dalam hal tersebut. “Aturan main tetap harus diterapkan dalam setiap kegiatan di Bangkalan, mau kegiatan kecil atau lokalan, apalagi kegiatan besar. Saya ingin kung mania Bangkalan disiplin dalam menjalankan aturan dan terbiasa dengan hal itu,” ungkap Siswoko Raharjo.
Hal senada disampaikan Ir.R.Moh.Mahmud, selaku Ketua P3SI Pengda Bangkalan. “Apapun yang menjadi putusan, baik untuk lomba ataupun kegiatan lain, selama itu baik dan benar serta sesuai aturan, pasti akan saya dukung penuh dan saya acungi jempol jika pengurus lain mau menjalankan aturan main tanpa pandang bulu,” tegas Ir.R.Moh.Mahmud.
Seperti dalam gelaran Latihan Berhadiah (LatBer) JBN Bird Farm Galis Bangkalan pada Kamis, 24 November 2022, aturan main penjurian benar-benar menerapkan AD/ART. Sosialisasi aturan ini disampaikan Sueb, salah satu juri di awal acara. Menurut Sueb bahwa untuk penjurian di Kelas Piyik Yunior, diskualifikasi akan diberikan pada burung yang dinyatakan gacor.
Pemberian diskualifikasi dilakukan perbabak. Jika ada burung yang jelas-jelas kena dia, maka burung tersebut tidak mendapatkan nilai meski sudah berada pada nilai tinggi. Semisal jika ada salah satu burung dapat nai tiga warna hitam dan ternyata burung tersebut kena diskualifikasi, maka nilai akan hangus atau tidak dapat nilai.
Sedangkan untuk Kelas Piyik Hanging, diskualifikasi dijatuhkan untuk semua babak. Semisal ada burung di babak pertama dapat nilai tiga warna hitam, babak kedua, tiga warna dan babak ketiga tiga warna hitam. Saat memasuki babak keempat, burung tersebut gacor, maka diskualifikasi langsung diberikan.
Bersamaan dengan itu, seluruh nilai yang sudah didapat, mulai babak pertama sampai babak tiga, langsung hangus dan tidak mendapatkan nilai. Penerapan diskualifikasi ini ternyata banyak memakan korban. Dua partai yang dibuka yakni Kelas Piyik Yunior dan Piyik Hanging, terkena imbas dari aturan ini.
Ada beberapa peserta yang harus menerima sanksi diskualifikasi. Ternyata diskualifikasi yang diterapkan bisa diterima oleh peserta. “Burung saya terlalu gacor dan akhirnya kena dis, saya terima karena memang aturannya harus seperti itu. Bahkan saya ingin aturan ini terus diterapkan pada kegiatan selanjutnya,” terang kung mania asal Bangkalan.
Aturan lain yang diterapkan juga adalah pemilihan Dewan Juri dengan cara lotre. “Saya ingin Dewan Juri terpilih dengan cara yang fair dan transparan, makanya saya lotre, biar tidak ada kecurigaan. Saya mau main benar dan sesuai aturan yang sudah menjadi aturan main yang disetujui lewat Munas,” sambung Siswoko Raharjo.
Sementara itu dari dalam arena diinformasikan, proses penjurian berlangsung dalam kawalan cuaca sedikit mendung tanpa hembusan angin. Kondisi ini berdampak pada performa sang orbitan. Suasana sejuk menjadikan kinerja beberapa peserta kurang maksimal. Namun demikian penjurian tetap dilakukan.
Sampai akhirnya proses penjurian berkahir di babak keempat. Podium kejuaraan diumumkan. Untuk di Kelas Piyik Yunior, juara pertama dan kedua berhasil diraih dua produk JBN yakni Selera Muda orbitan Holik JBN Galis yang dikerek pada nomor 24 dan Gajayana andalan Edi Permata Bangkalan pada kerekan nomor 46.
Disusul kemudian Bier Ali, amunisi Moh.Kanzul Fikri Blega, produk ternak ABI yang mnempati nomor kerkan 38. Di Kelas Piyik Hanging, podium pertama menjadi milik Gita Suara andalan Wawan Dimisol Blega Bangkalan, perkutut ternakan Domisol yang menempati nomor gantangan 51.
Urutan kedua ada Ayu orbitan Ruki Galis Bangkalan, ternakan Adela yang digantang pada nomor 42 dan tempat ketiga dimenangkan Lembada amunisi H.Hidayat/Team Kujang Surabaya, produk ternak Makmur Barokah yang digantang pada nomor 74. Di akhir acara, panitia mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kehadiran peserta.
“Terima kasih banyak yang tak terhingga atas dukungan dan kehadiran peserta dalam kegiatan kami, tanpa peserta maka kegiatan ni tidak aka nada artinya,” terang Holik JBN. Permintaan ma’af juga disampaikan jika selama acaa ada hal-hal yang kurang berekanan di hati para peserta.
“Kami sudah melakukan persiapan dan kemasan secara maksimal, jika masih ada yang kurang, maka kami mohon ma’af,” ungkap Holik JBN lagi. Setidaknya kegiatan ini semakin menjadi bukti keompakan dan keguyuban dari kung mania, baik dari Bangkalan, Sampang dan Surabaya yang ikut ambil bagian dalam kegiatan.