Perkutut
Asmoro Kalianget, Merasa Nyaman dan Tidak Ingin Berpaling Pakai Produk NHD BF Sumenep, Kualitas dan Prestasi Terbukti Moncer di Arena
Satu tahun lalu, Asmoro mengaku sempat bingung ketika harus pensiun dari aktifitasnya sebagai seorang guru di salah satu sekolah di Batang-Batang Sumenep. Bukan persoalan karena harus meninggalkan profesi yang sudah digelutinya selama puluhan tahun, tetapi merasa tidak ada lagi aktifitas yang akan dilakukan.
“Ketika saya akan menghadapi masa pensiun, saya bingung harus melakukan apa. Karena yang pasti, saya tidak akan punya teman lagi,” jelas Asmoro mengawali obrolan. Sampai akhirnya solusi ditemukan, saat berkunjung ke sebuah latihan perkutut yang ada di Kalianget Timur, wilayah dekat kediamannya pada Maret 2022 lalu.
Disana, Asmoro sempat terpesona oleh salah satu burung usia piyik yang mengeluarkan suara indahnya. Saat hasil juara diumumkan, ternyata burung yang dimaksud meraih juara pertama Kelas Piyik Hanging. Rasa ingin tahu dilakukan untuk memastikan siapa pemilik dan dimana harus ditemukan lokasi peternak tersebut.
Sampai akhirnya ada petunjuk bahwa jika ingin menemui pemilik sekaligus lokasi burung yang dimaksud, harus menuju Loteng Sumenep. Loteng adalah nama lokasi dimana kung mania Sumenep biasa kumpul dan ngobrol bareng. Tempat ini biasa disebut sebagai markas kung mania Sumenep.
Sampai disana, Asmoro benar-benar menemukan orang yang dicari sekaligus lokasi peternak. Tanpa menunggu waktu lebih lama, keinginan langsung disampaikan. Didik Tirmidzi selaku pemilik burung menerima maksud kedatangan Asmoro bahwa ingin meminang burung yang sudah jadi bidikannya.
Didik Tirmidzi mempersilahkan dan terjadilah negosiasi yang berhasil dengan kesempatan bahwa burung ring NHD (Nahkoda) yang dimaksud resmi menjadi milik Asmoro. Tidak disebutkan berapa rupiah yang harus dibayar untuk memiliki perkutut tersebut. Namun Asmoro mengaku puas karena apa yang diinginkan, bisa terwujud.
Saat itulah Asmoro mengaku siap menjadi kung mania bergabung bersama para senior. Saat terjadi gelaran, Asmoro langsung memastikan burung tersebut sebagai peserta. Ternyata, prestasi burung yang kini dinamakan Anugerah masih tetap stabil sebagai juara pertama pada kelas yang sama.
“Saya semakin puas dan bangga dengan Anugerah, perkutut ring NHD yang tetap bisa meraih juara saat saya lombakan. Ini artinya bahwa burung ring NHD benar-benar bagus dan berkualitas,” sambung pria yang kini berada diusia sekitar 60 tahun. Sejak saat itulah Asmoro semakin bersemangat menjelajah konkurs bersama sang orbitan bernama Anugerah.
Nama Anugerah sendiri ternyata tidak asal pakai. Ada cerita menarik yang membuat Asmoro begitu mantap untuk menggunakan nama tersebut. Saat burung ini mau saya bawa ke Loteng, di tengah jalan jatuh dan tergilas sepeda motor, kotak dus yang dipakai rusak berat. Namun ternyata sampai di Loteng, kondisinya baik-baik saja,” ungkap Asmoro.
Keselamtan burung tersebut dianggap sebagai sebuah berkah atau anugerah. Makanya Anugerah langsung diberikan untuk nama burung tersebut. Nampaknya Anugerah cocok bersama Asmoro. Setiap kali turun lomba, tidak pernah pulang dengan tangan kosong. Alasan itulah, sampai saat ini Asmoro mengaku tidak ingin berpindah ke lain hati.
“Saya merasa nyaman dan cocok dengan NHD, makanya saya tidak ingin berpindah ke yang lain. Anugerah dari usia piyik sampai saat ini sudah masuk kelas Piyik Yunior, masih tetap meraiih prestasi dalam berbagai kegiatan yang diikutinya. Dalam tarung di LPI Pasuruan beberapa bulan lalu, Anugerah sukses membawa pulang trophy juara.
Tidak heran jika sederet orbitan dan amunisi Asmoro semua berasal dari NHD Bird Farm. “Saat ini saya punya sekitar 10 ekor burung lomba, semua berasal dari ring NHD, saya tidak mungkin pindah ke yang lain karena merasa nyaman dan cocok menggunakan ring NHD,” sambung mantan guru.
Bahkan diakui oleh Asmoro, ketika datang ke arena lomba, dari empat ekor yang dibawa, biasanya dua sampai tiga ekor bisa nyantol sebagai pemenang. Itulah asalah lain mengapa produk NHD menjadi alasan untuk dipilih. Sebagai pendatang baru, tentunya hasil ini adalah sebuah bukti nyata kualitas yang ada.
Selain Anugerah, Asmoro sukses juga mengorbitkan ring NHD bernama Anjasmara dan Kusumo. Dalam tarung teranyar yang dalam Liga Perkutut Hanging Sumenep 2022, Anjasmara sukses menembus urutan keempat sedangkan Kusumo diposisi keenam pada Kelas Piyik Hanging.
Asmoro mengaku kondisi yang kurang mendukung karena hujan yang menjadikan performa keduanya kurang maksimal. Kemenangan demi kemenangan yang diraih bersama produk ternak NHD semakin menyulut api semangat untuk terus eksis menjajal setiap even yang ada di berbagai wilayah.
Apalagi keluarga memberikan dukungan penuh untuk terus eksis di hobi yang baru ditekuninya. “Alhamdulillah istri dan anak-anak saya mendukung hobi perkutut, saya seringkali mengajak mereka hadir ke lomba dan mereka selalu mau untuk melihat langsung lomba perkutut,” imbuh Asmoro lagi.