Connect with us

Perkutut

Kolom Dinilai Tak Nyana Bluto Sumenep (Kamis, 20/06), Tiket Ludes Tak Sisa, Berikan Peluang Pemula Raih Juara, Gunung Patapan dan Bintang Kejora Jadi Pilihan Juri

Published

on

Sumenep kembali digempur oleh gelaran konkurs. Dalam seminggu sudah ada tiga agenda yang berhasil dihelat. Diawali dengan Liga Perkutut Sumenep Putaran 4 bertajuk Batang-Batang Cup yang dilaksanakan pada Minggu, 16 Juni 2024, kemudian dilanjutkan dengan gelaran Liga Perkutut Talango Putaran 5 bertajuk Dewantara pad Rabu, 19 Juni 2024.

Kolom Dinilai Tak Nyana BF Bluto Sumenep penuh sesak

Kini kung mania Kota Sumekar kembali menggelar kegiatan Kolom Dinilai Tak Nyana Bird Farm Bluto pada Kamis, 20 Juni 2024. Rentetan kegiatan tersebut nampaknya tidak membuat penggila lomba menurunkan tensi turun lomba, sebaliknya mereka tetap antusias untuk mengikuti setiap kegiatan.

Kondisi ini terlihat dari membludaknya peserta. Tiket yang tersedia ludes tanpa sisa. Dua kelas yang dilombakan, yakni Dewasa Bebas dan Piyik Hanging yang membuka masing-masing 1 blok, langsung diserbu peserta. “Alhamdulillah kegiatan pagi ini begitu semarak, peserta banyak yang hadir dan tidak sedikit pula yang tidak mendapatkan tiket,” terang H.Rafik selaku tuan rumah.

Kelas Piyik Hanging tak aa ruang kosong bagi peserta

Padahal dalam informasi yang sudah disampaikan, panitia menyampaikan bahwa tiket sudah habis dan tidak bisa menambah lagi. “Informasi bahwa tiket sudah habis, diumumkan sebelum lomba, tapi mereka terus berusaha untuk mendapatkan tiket, makanya kami sempat bingung harus berbuat apa,” ungkap Ketua Pengcam Bluto.

Semangat pemula untuk menyemarakkan hobi begitu luar biasa

Disampaikan pula memang kondisi lapangan yang terbatas, menjadi salah satu faktor. “Lokasi Tak Nyana Bird Farm memang hanya punya 1 blok kerekan dan 1 blok gantangan, makanya kalau ada peserta banyak, tidak bisa menampung semuanya,” kata H.Rafik lagi. Ketua Pengda Sumenep Kades H.Matsin yang hadir dalam kegiatan tersebut mengaku salut dengan semangat kung mania.

Masih menurut Ketua Pengda Sumenep, bahwa kegiatan ini bukan semata-mata untuk menyalurkan hobi dan menjalin tali silaturrahmi, tetapi ada misi yang tidak bisa dikesampungkan yakni ingin meningkatkan kinerja juri.

Amal jaya (kiri) pemilik Barokah Jaya BF Paberasan Team Kebon Rato Sumenep

Selain itu juga, berahrap bisa mengobarkan semangat pemula agar mereka bisa terus eksis menekuni hobi. Salah satu cara yang dilakukan dalam kegiatan kali ini adalah burung di kelas Dewasa Bebas yang mendapatkan bendera tiga warna bahkan lebih, maka tidak mendapatkan kejuaraan alias tidak masuk juara.

Proses penjurian di Kelas Dewasa Bebas

“Burung-burung yang mendapatkan nilai bendera tiga warna bahkan lebih, tidak masuk daftar juara, panitia hanya memberikan penghargaan kepada mereka. Hal ini kami lakukan untuk memberikan ruang pada pemula untuk menunjukkan eksistensinya, sehingga ada kesempatan dan peluang bagi para pemula untuk bisa tmapil,” ungkap pemilik Bintang Surya Bird Farm.  

Hal senada disampaikan Wawan Juri. Untuk posisi yang mendapatkan kejuaraan adalah burung-burung yang mendapatkan benderta dua warna hitam. “Kalau ada burung yang ternyata mendapatkan bendera tiga warna atau lebih, maka tidak akan masuk juara, tetapi cukup diberikan penghargaan saja,” ungkap Wawan.

Duduk santai sambil menikmati suara merdu perkutut yang ada di atas kerekan

Agenda ini sengaja digelar dengan kemasan berbeda dalam hal penjurian. Prioritas diberikan kepada burung-burung pemula dengan nilai dua warna hitam, maka ada ruang dan kesempatan mendapatkan kesempatan untuk menjadi juara. Hal ini untuk memberikan semengat pada pemula untuk bangkit dan berkembang.

Semagat untuk terus menekuni hobi perkutut

“Silahkan bagi burung-burung dengan nilai tiga warna atau lebih, untuk ikut turun lomba, tapi dengan syarat kalau mendapatkan nilai di atas dua warna hitam, maka panitia tidak akan memberikan posisi kejuaraan kepada mereka dan hanya memperoleh penghargaan saja,” sambung Wawan lagi.  

Daryo dan rekan-rekan masih memamerkan senyuman bahagia

Disampaikan pula bahwa kondisi ini memang menjadi keinginan dan harapan bersama. “Sumenep memang berharap bisa menyemarakkan hobi perkutut, di setiap Pengcam, sehingga bisa menyebar dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat di Sumenep, baik yang ada di pusat kota ataupun pelosok desa,” tegas Kades H.Matsin.

Peraih juara pertama di Kelas Piyik Hanging

Namun, ketika hobi perkutut tumbuh luar biasa, maka salah satu dampak adalah seringkali ada kung mania yang tidak kebagian tiket. Seperti yang terjadi pada gelaran kali ini. “Saya meminta ma’af untuk rekan-rekan yang tidak kebagian tiket sehingga tidak bisa ikut lomba,” tambah H.Rafik lagi.

Senyum bahagia saat bisa membawa pulang juara

Ucapan terima kasih juga disampaikan atas dukungan yang luar biasa dari kung mania. Sementara itu dari dalam arena diinformasikan bahwa perebutan posisi kejuaraan berlangsung seru. Cuaca cerah dan cenderung panas, mengawal kegiatan dari babak pertama sampai akhir.

Daryo dengan aksi nyeleneh saat menerima hadiah beras

Empat babak penjurian berlangsung tanpa hambatan. Sampai akhirnya penentuan posisi kejuaraan diumumkan. Untuk Kelas Dewasa Bebas, juara pertama berhasil menjadi milik Gunung Patapan, amunisi Mahfud Muncek ring HK yang dikerek pada nomor 16. Disusul kemudian BDR andalan Sudalih Bluto produk ternak Bintang Surya yang dikerek pada nomor 44.

Semangat tetap membawa usai ditetapkan sebagai peraih juara

Untuk tempat ketiga dimenangkan Armada orbitan H.Rofik Bluto, perkutut ternakan Tak Nyana yang menempati kerekan nomor 18. Di Kelas Piyik Hanging, juara pertama berhasil menjadi milik Bintang Kejora, amunisi Afrian Muhlas DPR Pakandangan, ternakan SKAD yang digantang pada nomor 18.

Beras menjadi bukti kesuksesan dalam meraih juara

Disusul kemudian Pancasila andalan Mulyadi Bluto, produk ternak Euro yang digantang pada nomor 42 dan pemenang ketiga diraih oleh Columbus, perkutut orbitan Mulyadi Bluto, ternakan Bintang Surya yang menempati nomor gantangan 41.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.