Perkutut
Permata Zubair BF Saronggi Sumenep, Prestasi Produk Memang Belum di Puncak, Tapi Kung Mania Sudah Berebut Anakan
Tahun 2020 menjadi awal hadirnya Permata Zubair sebagai salah satu peternak yang ada di Pagar Batu Saronggi Sumenep. Asmaidi sang pemilik mengaku tidak ada keinginan muluk-muluk terhadap ternak yang dilakoninya. “Saya ternak karena ingin mencari kesibukan setelah lepas dari pekerjaan yang sempat saya tekuni,” terang pria yang akrab dipanggil Medy.
Meski ketika itu ternak perkutut dijadikan sarana untuk mencari kesibukan baru, namun Asmaidi mengaku menjalani semua itu dengan senang. Rutinitas di kandang ternak menjadi agenda yang tidak pernah dilewatkan begitu saja. Ketelatenan, kesabaran dan keiginan yang kuat, akhirnya memunculkan harapan.
Proses bongkar pasang indukan untuk mencari formula yang ideal, mulai menemukan titik terang. Beberapa produk kandang ternaknya hadir dengan kualitas yang selama ini menjadi tujuan. Medy mengaku bahwa anakan yang lahir dari salah satu kandang ternak, terlihat berpotensi untuk menjadi produk kebanggaan.
Lewat proses pantau, Medy menemukan satu produk yang dinilai bakal menjadi amunisi handal di lapangan. “Saat saya pantau salah satu anakan dari kandang ternak, ada produk yang bisa dilombakan. Saya langsung memisahkannya dengan produk lain agar bisa terus terpantau,” sambung pria yang memiliki usaha Permata Zubair.
Rasa penasaran yang tinggi, menuntun Medy untuk membawa produk tersebut ke lapangan. Kolom latihan menjadi tujuan awal untuk memastikan apakah produk tersebut benar-benar sesuai dengan apa yang selama ini diimpikannya. Lolos pantau di kolom latihan, Medy membawanya langsung ke arena konkurs.
Dari sinilah, potensi besar yang dimiliki burung yang bernama Permata Nusantara terkuak. Saat banyak pasang mata sempat memantau burung tersebut, mereka langsung kepincut saat mendengar alunan suara merdunya. Permata Nusantara telah mengubah penilaian orang bahwa peternak pinggiran ini mampu mencetak produk unggulan.
Prestasi produk memang belum dipuncak tapi penggemar sudah berebut untuk memiliki hasil ternak. Dari sinilah Permata Zubair mulai diperhitungkan. Tidak sedikit kung mania yang kenal dekat dengan Medy langsung mengecek asal usul perkutut yang dimaksud. Dan tidak sedikit pula yang bertanya soal saudara-saudaranya.
Sejak kemunculan Permata Nusantara, membuat Medy akhirnya lebih fokus ke ternak. “Terus terang sejak ada produk muncul bagus bernama Permata Nusantara, saya mulai lebih fokus pada ternak. Jika biasanya hanya menjadi rutinitas setiap hari, sejak saat itu ternak menajdi perhatian khusus,” kata Asmaidi lagi.
Seiring perjalanan waktu, semakin bertambah produk unggulan yang dihasilkan dari kandang ternak Permata Zubair. “Alhamdulillah saat ini ada beberapa kandang yang berhasil mencetak burung bagus dan bisa dibuat lomba. Tentu saja ini sebuah angan-angan dan cita-cita yang selama ini saya impikan,” kata Medy lagi.
Saat ini produk Permata Zubair sudah bisa bersaing. Ada sekitar 10 kandang yang sukses melahirkan produk unggulan. Selain Permata Nusantara, sederet produk yang memiliki potensi untuk menjadi bintang lapangan juga sudah hadir, yakni Anak Manja dan nama lain yang tidak kalah menghebohkan.
Namun demikian, Medy mengaku bahwa produk yang dihasilkan tidak mampu main di kelas piyik hanging. “Produk saya baru bisa dibuat main ke lapangan saat usianya sudah di tas lima bulan. Untuk usia dibawah itu, biasanya belum bisa menunjukkan performa terbaiknya, kualitasnya belum lengkap,” sambung Asmaidi lagi.
Masih menurut Medy, sampai saat ini Permata Nusantara menjadi incaran kung mania. Namun belum ada rencana untuk melepasnya. ”Bukan saya tidak mau melepas Permata Nusantara, sebab kalau saya jual Permata Nusantara, terus saya mau main apa,” ungkap bapak dua anak.
Tidak heran jika Permata Zubair Bird Farm tidak pernah meninggalkan stok. Laris manis seakan menjadi cerita yang bisa disampaikan kepada siapapun. Stok kosong juga menjadi pemandangan yang bisa disaksikan di lokasi ternak. Bukan hanya Sumenep dan Madura, pangsa pasar Permata Zubair Bird Farm sudah merambah ke berbagai kota dan pulau.
Yang menjadi perbedaan produk Permata Zubair dengan peternak lain adalah produk miliknya saat menuju arena lomba, tidak membutuhkan pasangan. Permata Nusatara misalnya, selama menjalani masa tarung, selalu single fighter. Tak membutuhkan bantuan pasangan. “Saya selalu pakai standart internasional, produk tidak burung pasangan dan selalu tarung sendirian,” kata Medy lagi.