Perkutut
Tim Kasdoel Denpasar Bali, Membangun Kebersamaan Lewat Hobi Perkutut, Target Menang Jadi Harapan, Kini Siap Jelajah Konkurs di Tanah Jawa
Eksistensi Tim Kasdoel Denpasar Bali di kancah perkututan tanah air memang belum seberapa populer. Maklumlah usianya belum tuntas 1 tahun saat mendeklarasikan diri sebagai bagian dari komunitas kung mania Indonesia. Dibentuk pada 15 Maret 2024 sekitar jam 16.00 WITA di markas Kaswari Bird Farm Bali.
“Kami dari Tim Kasdoel Bali hadir untuk menyemarakkan hobi perkutut di Bali dan juga Indonesia. Usia kami memang belum satu tahun, namun kami memiliki keinginan dan cita-cita yang tinggi untuk menjadikan tim ini benar-benar menjadi wadah kami untuk terus menyalurkan hobi sekaligus menjalin silaturrahmi,” terang H.Junaedi selaku ketua.
Lebih lanjut disampaikan bahwa Kasdoel yang dipakai sebagai nama team berasal dari gabungan Kaswari Bird Farm milik H.Edi dan Doel Bird Farm milik H.Junaedi. Diharapkan dengan adanya kolaborasi ini, maka mereka bisa bersama-sama menjadikan hobi perkutut sebagai bagian dari misi membangun kebersamaan.
Yang membedakan tim ini dengan yang lain adalah formasi yang mereka bangun. Tim Kasdoel terbentuk beranggotan 7 orang dengan formasi H.Junaedi Doel BF sebagai boss atau ketua tim, H.Edi Kaswari dipilih pada posisi sebagai perawat yang sudah memiliki reputasi bagus dan luar biasa.
Anggota lain ada H.Sugianto yang merupakan Ketua Pengda Denpasar. Tim ini juga dilengkapi oleh para joki handal yang terbukti mampu menjalankan peran saat di lapangan. Mereka adalah H. Yusuf S, Moh.Mansyur MTP dan Salman Aliy. Tidak ketinggalan juga ada anak kandang yang selalu setia menjalankan tugasnya yakni Farhan.
Meski kehadiran mereka tergolong sebagai pendatang baru, namun jangan sampai dianggap enteng. Beberapa gelaran yang pernah didatangi sudah membuat banyak lawan mulai memperhitungkan keberadaannya. Bom Bali misalnya, salah satu amunisi kebanggaan, sukses membuat lawan ciut saat berhadapan.
Prestasi yang sudah terukir dari perkutut ternakan Alexander ini, menjadikan Tim Kasdoel langsung meluncur cepat bak roket supersonic. Kehadiran Bom Bali di lapangan selalu mendapatkan pengawasan ketat dari lawan untuk mengukur seberapa peluang lawan ketika harus berhadapan dengannya.
Bom Bali sudah mencatat prestasi bagus selama berkiprah di konkurs Pulau Dewasa. Latber Ramadhan Cup Bali berhasil menembus podium pertama kelas Dewasa Bebas. Diikuti pula kemenangan even Liga Perkutut Bali Seri 2 Kartini Cup Gianyar yang berhasil merangsek pada urutan kedua.
Tarung ketiga Bom Bali langsung menuju gelaran bergengsi di tanah Jawa yakni Liga Perkutut Jawa Timur Putaran I Mojopahit Cup Mojokerto, Minggu 28 April 2024. Tarung pada Kelas Dewasa Yunior, perolehan juara kedua menjadi hadiah terindah Tim Kasdoel, karena ini merupakan pertarungan perdana di luar wilayah bersama mekanik baru yakni H.Edi Kaswari.
Saat tampil di Liga Perkutut Jawa Timur Putaran II Bupati Cup Situbondo, Minggu 19 Mei 2024, Bom Bali masih bisa menambah koleksi trophy. Turun pada kelas Dewasa Yunior, podium kelima menjadi miliknya. Sayang sekali saat tampil di Situbondo, Bom Bali kurang kerja maksimal, Padahal peluang untuk meraih hasil yang sama saat di Mojokerto sebenarnya terbuka lebar.
“Bom Bali saat tampil di Situbondo kurang kerja 2 babak terutama babak akhir dalam pantauan dewan untuk nilai 3 usulan hitam, tapi keburu peluit dibunyikan. Sangat disayangkan, tapi tidak apa-apa. Mungkin belum rejeki. Kami tetap bersyukur masih dapat juara,” sambung kung mania yang sukses menekuni usaha kuliner “Bakso Doel”.
Selain Bom Bali, Tim Kasdoel juga memiliki King Sulaiman ring Atlas dan Mutiara Agung produk ternak Domisol yang baru saja di take over dari Abu Ali Domisol saat tarung di Bupati Cup Situbondo minggu kemari. Deretan amunisi inilah yang menjadikan semangat Tim Kasdoel naik nyaris mencapai langit.
“In syaa Allah saya akan eksis melombakan burung ke tanah Jawa sambil berburu amunisi lain dan juga poin,” sambung mania yang hobi perkututnya didukung penuh keluarga (istri dan anak). Karena tujuan Tim Kasdoel adalah memainkan peran sebagai penggila lomba.
“Misi kami turun lomba ke Jawa adalah sebuah tantangan bagi kami apakah amunisi Tim Kasdoel mampu mengimbangi atau tidak. Setidaknya kami bisa mendapatkan gambaran jelas agar kami bisa terus eksis menekuni hobi dengan hasil sesuai harapan,” ungkap H.Junaedi.