Perkutut
Moh.Sugianto Ketua Pengcam Kota Sumenep, Tumbuhkan Semangat dan Eksistensi Lima Paguyuban Kung Mania

Hobi burung perkutut di Kabupaten Sumenep saat ini tidak hanya didominasi oleh kung mania yang bertempat tinggal di perkotaan saja, tetapi benar-benar terasa dan terlihat sampai ke pelosok desa. Keberadaan masyarakat di hampir pelosok desa, bukan sekedar hanya ada semata, tetapi mereka dirangkul untuk menjadi bagian dalam komunitas yang sama.

Pembuktian ini dapat diperjelas dengan munculnya kelompok yang ada ditingkat desa, seperti paguyuban. Kelompok orang-orang pecinta, penghobi dan peternak burung perkutut tersebut ditampung dalam satu wadah sehingga terkesan tidak liar dan berada di bawah Pengurus Kecamatan (Pengcam).
Pengurus pada tingkat Kecamatan ini membina, melindungi dan memberikan dukungan positif untuk kemajuan hobi perkutut yang ditekuni oleh para anggota. P3SI Pengda Sumenep yang memiliki Paguyuban hanya Pengcam Kota. Saat ini ada lima Paguyuban yang sudah berdiri, antara lain Paguyuban Melati yang berlokasi di Pangarangan.

Ada juga Paguyuban Potre Koneng Parsanga, Paguyuban Kebon Rato di Kebunan, Paguyuban Trunojoyo yang berada di Karangpanasan dan Paguyuban Suryalaya di Kolor. Moh.Sugianto Ketua Pengcam Kota bersyukur bisa memiliki lima Paguyuban yang ada di wilayah pimpinannya.
“Alhamdulillah saat ini Pengcam Kota memimpin kelompok ditingkat bawah yakni paguyuban, saat ini sekitar ada 5 paguyuban yang sudah kami miliki,” terang Moh.Sugianto. agar keberadaan paguyuban ini bisa berjalan dan tetap ada kegiatan sehingga benar-benar memberikan manfaat dan wadah bagi anggota, maka diatur soal penjadwalan latihan.

Tiap-tiap paguyuban memiliki jadwal latihan sendiri. Semisal Paguyuban Melati dan Suryalaya membuka latihan setiap Minggu, Paguyuban Potre Koneng dan Kebun Rato setiap Sabtu dan Paguyuban Trunojoyo tiap hari Rabu. Program Latihan Dinilai yang menjadi agenda kegiatan rutin di tiap-tiap Paguyuban sudah berjalan secara bergantian.
“Kami sengaja menggelar kegiatan di setiap Paguyuban dengan harapan biar ada greget, setidaknya komunitas yang ada disana bisa lebih semangat dan eksis menekuni hobi perkutut. Paguyuban hadir untuk menyalurkan hobi, terutama untuk komunitas yang ada disekitar lokasi,” sambung Kasubag Umum dan Keuangan Pengadilan Negeri Sumenep.

Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan adanya paguyuban ini akan muncul penghobi pemula dan mempertahankan eksistensi kung mania lama. Sehingga ada kesinambungan untuk saling support. Mereka bisa ditampung dalam paguyuban tersebut untuk mengasah kemampuan dan beradaptasi sebelum mengikuti kegiatan yang lebih besar.
Paguyuban dikondisikan untuk menjadi jalan awal bagi pemula untuk bisa naik kelas menjadi kung mania yang siap turun di ajang yang lebih tinggi lagi. “Saya berharap paguyuban menjadi jalan masuk bagi pemula untuk bisa terus meningkatkan kualitas burung dan pengetahuan serta pemahaman soal perkutut,” sambung Moh.Sugianto.

Lebih lanjut dikatakan bahwa kegiatan rutin disetiap Paguyuban bertujuan ajang mempererat tali silaturrahmi dan juga untuk melanjutkan keinginan mencapai program lanjutan. Pada umumnya setiap paguyuban yang baru berdiri di Sumenep, belum memiliki sarana seperti kerekan, kalaupun ada, masih terbuat dari bamboo dan jumlahnya juga terbatas.
Nah dari kegiatan ini diharapkan bisa mendapatkan keuntungan yang selanjutnya masuk kas. Jika memang sudah memungkinkan, maka kas tersebut bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan kerekan. Kemandirian inilah yang diciptakan oleh Ketua Pengcam Kota untuk setiap Paguyuban.

Moh.Sugianto juga berusaha menjaga kekompakan antar pengurus paguyuban dengan jalan selalu melakukan komunikasi intens agar bisa tetap jalan. “Saya bersyukur karena komunikasi antar paguyuban tetap jalan dan setiap kegiatan yang dilakukan selalu mendapatkan dukungan,” lanjut Ketua Pengcam yang juga penghobi tanaman bonsai.
Salah satu cara yang dilakukan agar komunikasi, kekompakan dan dukungan selalu ada, Pengcam Kota berusaha memasukkan pengurusnya yang diambil dari perwakilan setiap Paguyuban. Begitu juga dikondisikan agar kepengurusan yang ada dilevel paguyuban diisi oleh masing-masing anggota.

Semisal pengurus Paguyuban Melati ada yang berasal dari Paguyuban Potre Koneng dan seterusnya. Jadi setiap Paguyuban memiliki pengurus dari paguyuban lain. Moh.Sugianto mengaku bahwa selama ini komunikasi dengan setiap paguyuban terjalin dengan lancar dan saling percaya. Tidak ada istilah curiga satu dengan yang lain.
“Selama ini kami berusaha komunikasi dan koordinasi. Kami juga berusaha menciptakan transparansi dan keterbukaan kepada setiap anggota, baik Pengcam ataupun Paguyuban. Kami berusaha memperlakukan sama setiap paguyuban, tidak ada yang di anak emaskan” ungkap Moh.Sugianto mengakhiri obrolan.
