Perkutut
In Memorial Almarhum M Sunaryo Sampang-Madura, Pakar Perkutut 3 Zaman: “Perkutut Jaman Sekarang Kurang Diet”
Dunia Perkutut Indonesia, hari Kamis 20 Juni 2024 lalu, kehilangan salah satu tokoh atau pakar perkutut yang boleh dibilang “Pakar Perkutut Tiga Zaman”. Beliau adalah M. Sunaryo, yang lahir sekitar tahun 1919 lalu di Sampang, Madura. Dan di usia sekitar 105 tahun, tokoh Perkutut Tiga Zaman ini menghembusakan nafas terakhir (innalillahi wa’innailaihi raajiuun).
Dan meskipun beliau kini sudah tiada, namun petuah dan ilmu yang ditularkan kepada siapapun (Kung Mania). Tetap masih bermanfaat dan tak lengkang oleh waktu. Khususnya soal ilmu merawat perkutut untuk lomba.
Bahkan tahun 2000 lalu beliau pernah berucap, bahwa perkutut jaman sekarang ini kurang diet. Dimana menurutnya, perkutut lomba itu sama halnya dengan seorang penyanyi, yang dituntut selalu tampil prima saat di panggung. Begitupula dengan perkutut lomba, juga harus prima dan gacor saat dikerek atau digantang.
“Betul dan untuk menunjang hal tersebut, fisiknya harus padat, singset dan juga bertenaga. Agar aksi serta performanya di gantangan mendapat energi yang cukup,” katanya, yang membuat banyak kungmania penasaran saat itu. Karena ingin mengetahui bagaimana cara nya ?.
Kemudian beliau melanjutkan petuahnya, bahwa stamina perkutut lomba harus benar-benar prima. Bayangkan saja, jago perkutut harus bunyi 5 kali bahkan 10 kali berturut-turut disambung lagi. Dan lagi selama 4 babak penuh atau selama 3 jam lebih waktu penilaian.
“Seorang manusia saja kalau menirukan suara pekutut yang baik dengan bersiul, selama 3 jam lebih, pasti akan terengah-engah. Karena itu, upaya paling peenting untuk menjadikan perkutut juara adalah meningkatkan kondisi fisiknya,” tegas beliau, saat itu.
“Dan untuk menjadikan bentuknya fisiknya padat berisi dan tidak gemuk ginuk-ginuk. Seekor perkutut lomba harus dilakukan “diet tepat”, agar kondisinya selalu prima saat di gantangan. Dengan cara mengatur makanannya sedemikian rupa, begitu pula dengan jemurnya,” pungkasnya.
Memang soal ilmu perkutut, almarhum M. Sunaryo tak pernah pelit untuk membagikan kepada siapa saja. Baik kepada putranya sendiri maupun kepada orang lain yang benar-benar ingin belajar. Bahkan beliau sangat bangga jika melihat murid-muridnya sukses menjadikan jago perkutut yang dirawatnya berhasil meraih prestai juara di lomb-lomba.
Seperti yang ditunjukkan oleh Abd. Wasid, sang putra tercinta almarhum. Dimana Abd. Wasid sukses menghanntarkan jago perkutut milik H. Gunawan Amuse. Menjadi “tak terkalahkan” selama 6 kali berturut-turut di lomba Nasional tahun 2019 lalu. Tentu ini sangat membanggakan bagi pemilik Amuse BF.
Dan yang terbaru saat, Abd. Wasid bersama tim Anak Manja Jember-Madura. Juga sukses menghantarkan Isaseblla jago milik Made Mindrajaja Bali, meraih tropy juara di tiga lomba yang berbeda. Yaitu di Liga Perkutut Jateng “Tugu Muda Cup”, Piala Paku Alam Jogya dan LPI “Cinta Satwa Cup” Pasuruan pekan kemarin.
“Alhamdulillah, saya sebagai putra beliau sangat bangga dan bersyukur. Karena ilmu yang beliau berikan, baik kepada saya sendiri maupun kepada perawat lainnya, betul-betul terbukti sangat bermanfaat,” tutur Abd. Wasid kapada awak media ini, saat dihubung lewat handphone.
“Dan tak lupa, saya mewakili keluarga, mengucapkan banyak terima kasih. Kepada semua teman-teman Kung Mania, atas dukungan tali asih serta do’a kepada almarhum. Mudah-mudahan amal baik Kung Mania semua, mendapat balasnya yang setimpal dari Allah SWT, aamiin yaa robbal aalamiin,” tutup Abd. Wasid. *agrobur.