Perkutut
Sumo Bird Farm Banjarmasin, Produk Ternaknya Jadi Jujukan Kung Mania, Mulai Boyong Anakan Sampai Jebol Kandang
Sepeninggal Deddy tahun 2021 silam, Sumo Bird Farm Banjarmasin terus berkiprah dalam hiruk pikuknya hobi perkutut. Sekitar 39 kandang ternak yang berdiri sampai saat ini dikawal langsung Agus Anjar dibantu Aziz, yang merupakan pemain lawas. Diakui oleh Agus Anjar bahwa produksi dalam kandang ternak Sumo tidak mengalami hambatan.
“Alhamdulillah setelah pak Deddy meninggal, ternak perkutut tetap dipertahankan sama Ibu Henny, beliau adalah istri Almarhum Bapak Deddy. Saya dan Mas Aziz diserahi untuk melanjutkan ternak Sumo yang sudah ada sejak 2018 lalu, saat Pak Deddy masih sehat. Kami berharap bisa melanjutkan ini dengan hasil bagus,” terang Agus Anjar.
Lebih lanjut dikatakan bahwa beberapa produk terdeteksi bagus. “Sejak 2021 lalu produk Sumo Bird Farm sudah mulai terlihat dan banyak yang berminat. Sebenarnya produk bergelang Sumo sudah lama muncul bagus, namun karena belum seberapa dikenal oleh kung mania, maka tidak se populer saat ini,” terang Agus Anjar.
Soal kualitas, produk Sumo sudah berhasil mengeluarkan anakan dengan kualitas yang menjadi incaran kung mania setempat, salah satunya Winardi Setiono pemilik Win’s Bird Farm Banjarmasin. Apa yang dilakukan kung mania papan atas ini sempat menghebohkan dunia perkutut di Banjarmasin dengan transaksi produk Sumo.
Take over tersebut adalah anakan kandang Brandon (DTL x Win’s). Angka yang disepakati adalah Rp 75 juta. Menurut Agus Anjar, indukan jantan bergelang DTL tersebut merupakan mantan jawara bernama Cahaya Sumo yang sempat orbit di arena lomba dengan prestasi membanggakan, namun kini harus menjadi penghuni kandang ternak.
Tidak berapa lama kemudian, Sumo kembali dikunjungi kung mania. Kali adalah Agus Pranajaya, kung mania asal Pangkalanbun Kalimantan Tengah yang mentake over SM 5 (Naga Muda 1060-555 A x Naga Muda 241 K.5) dengan nilai transaksi Rp 25 juta. setelah itu Agus Pranajaya juga menjebol tiga pasang indukan.
Adapun indukan tersebut adalah kandang SM HHH dengan formasi indukan jantan TJ berpasangan dengan indukan betina Sumo), SM Mahoni yang dihuni indukan jantan DWR dengan indukan betina Win’s dan SM LLL dengan formasi indukan jantan Naga Muba dengan pasangannya RIG.
Angka yang mereka sepakati adalah Rp 75 juta plus bonus anakan dari ketiga indukan tersebut. “Alasan saya menjebol tiga pasang indukan Sumo Bird Farm karena memantau anakannya bagus-bagus, makanya saya tertarik untuk memindahkan dari Sumo ke Subur Bird Farm di Pangkalanbun,” ungkap Agus Pranajaya.
Diakui oleh Agus Anjar bahwa keberhasilan Sumo Bird Farm mencetak produk kualitas unggulan berkat materi indukan yang dipakai. “Indukan yang ada di Sumo Bird Farm bagus-bagus, mulai dari mantan juara di lomba sampai indukan yang memang dipilih melalui seleksi saat masih ada Pak Deddy,” sambung Agus Anjar.
Ada beragam indukan yang dipakai Sumo, mulai dari indukan peternak setempat, indukan dari peternak di Indonesia sampai indukan yang sengaja didatangkan dari luar (import). Untuk indukan peternak setempat ada AAH, Mercy, RIG, Gayus, NAU dan TJ. Indukan dari peternak di Indonesia ada Sha-Sha Diva, Warna Agung, JBN (trah Irama Agung) DND (adik Rekayasa), Win’s, WAT dan Grand.
Sedangkan untuk indukan import adalah DTL, TL, AD dan SP. Dengan formasi indukan yang sudah melalui seleksi ketat ini, tidak heran jika Sumo Bird Farm bisa mencetak produk masa depan dengan kualitas yang tidak bisa diragukan lagi. Pangsa pasar yang mulai masuk berasal dari Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Saat ini Agus Anjar mengaku memiliki keinginan dan harapan untuk fokus mengembangkan indukan dari ring sendiri. “Target kami kedepan adalah bisa mencetak produk unggulan dari indukan ring sendiri dan GG serta SDL. Saat ini sudah mulai kami lakukan, kami memilih indukan mana yang akan diproyeksikan untuk indukan ternak,” kata Agus Anjar lagi.