Perkutut
Ladini Pagar Batu Saronggi Sumenep, Wadahi Pemula Agar Lebih Berkembang, Didukung Penuh Kades dan Tokoh, Aturan Penjurian Tetap Mengacu AD/ART
Hobi perkutut di Kabupaten Sumenep terus menunjukkan eksistensinya. Kegiatan demi kegiatan menjadi rutinitas yang tidak pernah terlewatkan. Jadwal padat seakan tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk terus eksis menyalurkan hobi. Tidak bisa menggelar pada Minggu maka Hari Sabtu menjadi pilihan.
Seperti dalam kegiatan Latihan Dinilai Pagar Batu Saronggi Sumenep yang tergelar pada Sabtu, 28 Januari 2023. Menempati lokasi di Desa Bagar Batu, kegiatan yang membuka tiga kelas (Dewasa Bebas, Piyik Yunior dan Piyik Hanging) mampu menjadi suguhan bagi masyarakat yang berlokasi di sekitar desa tesebut.
Didin dan Medi Permata Zubair yang menjadi Panitia Pelaksana menuturkan bahwa ada keinginan kuat dari masyarakat agar hobi perkutut bisa terus tergelat, meski mereka harus mencari waktu di luar hari Minggu. “Hobi perkutut memang tidak bisa dicegah, banyak rekan-rekan yang ingin bisa terus eksis menekuninya,” jelas Didin dan juga Medi.
Makanya Sabtu menjadi pilihan hari agar hobi mereka bisa terus tergelat. Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan ini sebenarnya dikhususkan untuk pemula mengingat kalangan ini mulai bermunculan. “Latihan Dinilai ini awalnya hanya untuk pemula yang ada di Desa Pagar Batu, namun karena banyak yang daftar dari luar, maka panitia tetap memberikan ruang.
Peserta yang bisa dikatakan sudah memiliki nama sebagai kung mania level atas, maka tetap dilakukan penilaian tetapi mereka akan dinobatkan sebagai peraih juara kehormatan. “Pemula banyak yang ingin merasakan bagaimana menjadi juara, makanya pemilihan juara tetap dikhususkan untuk pemula, sedangkan pemain senior ada juara kehormatan,” sambung Didin dan juga Medi.
Apa yang dilakukan panitia dengan memberikan kesempatan kepada pemula agar bisa tampil dalam kegiatan seperti ini, mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari kung mania pemula. “Saya sebagai pemain pemula merasa bangga dengan adannya kegiatan seperti ini karena kami merasa dihargai, apalagi jika burung kami bisa juara, ada rasa bangga,” jelas Jatim kung mania pemula asal Pagar Batu.
Ditambahkan olehnya bahwa kegiatan seperti ini harus lebih diperbanyak atau dirutinkan sehingga pemula benar-benar mendapatkan tempat. “Selama ini untuk kegiatan lomba, pemula jarang bisa meraih juara karena kalah dengan pemain besar, tapi dengan adanya kegiatan seperti ini kami merasa ada tempat bagi kami untuk bisa jadi juara,” sambung Jatim lagi.
Apalagi kegiatan seperti ini diakui olehnya menjadi sebuah gelaran yang benar-benar memberikan rasa bangga pada para juara. Dengan tiket yang dibandrol sebesar Rp 50 ribu, para pemenang bisa membawa pulang trophy yang kualitasnya sama dengan lomba besar. Artinya panitia benar-benar bisa menyerap aspirasi para pemain pemula. “Trophy bagi kami yang masih pemula, sangat berharga karena menjadi kebanggaan,” tambah Jatim lagi.
Semarak kegiatan ini didukung penuh oleh Kades Pagar Batu yakni Imam Daud bersama H.Aang yang merupakan tokoh perkutut di Pagar Batu. Dukungan yang luar biasa ini seakan menjadi isyarat bahwa kedua tokoh ini benar-benar akan mensupport penuh hobi perkutut khususnya di Pagar Batu Saronggi.
Bahkan Kepala Desa Imam Duad menuturkan bahwa untuk kegiatan lanjutan harus dibuat lebih meriah. Awalnya kegiatan ini dibuat kecil-kecilan, namun saat Kades Pagar Batu mengetahui hal tersebut, maka langsung diintruksikan agar kegiatan lanjutan harus lebih besar. “Saya berharap agar kegiatan seperti ini bisa lebih meriah. Pemerintah Desa Pagar Batu siap mensupport penuh,” ungkap Imam Daud.
Bahkan Kepala Desa meminta jadwal agar Desa Pagar Batu bisa mendapatkan jatah untuk menggelar lomba besar. “Saya meminta jadwal kosong dan akan menggelar kegiatan lomba yang lebih besar dan meriah. Soal dana kami dari Pemerintah Desa Pagar Batu siap memberikan bantuan penuh,” tutur Imam Daud yang disetujui H.Aang.
Sementara itu penjuarian berjalan sukses dan lancar. Meski cuaca mendung namun tidak sampai menghentikan proses pemilihan juara. Empat babak berjalan sesuai rencana. Namun demikian. Kegiatan ini menerapkan system penjurian yang baru saja disahkan dalam Munas beberapa waktu lalu di Surabaya.
Dan dampaknya tidak sedikit peserta yang menjadi korban dari system penjurian. Tercatat ada peserta yang kena diskualifikasi di Kelas Piyik Yunior dan Piyik Hanging. Namun demikian diskualifikasi tersebut tidak sampai menimbulkan masalah yang berarti karena panitia sudah melakukan sosialisasi sebelumnya.
“Kami sudah melakukan sosialisasi terkait penjurian yang baru saja disahkan, namun karena mayoritas peserta adalah pemula, maka masih ada burung mereka yang kena diskualifikasi, tetapi mereka menyadari dan tetap menerima keputusan tersebut,” terang Wawan, salah satu juri yang bertugas.