Perkutut
Kades Pondok Joyo Jember, Take Over Adik Black Mamba Dari IMR BF Lumajang Dengan Mahar Cukup Fantastis
Sejak munculnya nama Black Mamba, jawara perkutut Nasional milik H. Kamil Tim HK, Pamekasan, Madura. Dimana kemudian Black Mamba bersama adiknya, yaitu Black Panther langsung dipinang dan diboyong oleh Agus Handoyo, owner dari Tim Prosper 1234 ke Bandung. Sejak itulah nama IMR BF, peternak yang melahirkan burung tersebut mulai jadi perbincangan Kung Mania.
Bahkan tak lama kemudian, IMR BF peternak pinggiran yang ada di Dusun Besuk Selatan RT-02/RW-04, Desa Tumpeng, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur. Hasilnya oplosan kandang-kandang mulai banyak diburu oleh Kung Mania penggila lomba. Terutama IMR 666 Kandang-28 yang melahirkan Black Mamba, Black Panther dan beberapa nama lainnya yang sudah di tangan Kung Mania.
“Betul, dari IMR 666 K-28 (ALF K-B.28 ring 20.330 & Jupiter Sharp ring 36) inilah Black Mamba dan Black Panther lahir. Dan dari Kandang-28 ini pula, piyik-piyiknya banyak diburu oleh teman-teman perkutut,” tutur Imron sang pemilik.
Seperti yang telihat pada hari Selasa, 18 Juni 2024 kemarin. Markas IMR BF, Kembali kedatangan tamu Kung Mania dari Jember. Adalah Didik Saenullah, Kung Mania sejati yang juga sebagai Kades Pondok Joyo, Jember. Kehadirannya ke Lumajang tak lain hanya untuk berburu piyik ring IMR BF.
Dan menurut Imron, sebetulnya pak Kades Didik Saenullah ini hadir untuk meminang salah satu jago IMR yang sudah sering moncer di lomba, yaitu Mutiara Laut. Karena beliau sudah tau akan kualitas dari burung tersebut. Namun sayang, burung yang lahir dari IMR K-48 (KMB 088 & Jupiter Siemens 588) ini keburu mati sebelum resmi dipinang oleh pak Kades.
“Ya pak Kades sempat kecewa, karena burung yang sudah diincar ternyata mati. Namun kekecewaan pak Kades akhirnya terobati. Setelah mendengar anggung merdu dari salah piyik yang ada kandang diumbaran. Dimana teryata piyik tersebut adalah adik dari Black Mamba yang masih umur 5 bulan. Dan kemudian beliau minta piyik tersebut untuk dimasukkan sangkar saja,” terang Imron.
Di sangkar sendirian, adik Black Mamba makin rajin bunyi-bunyi. Bahkan kualitas anggungnya benar-benar membuat pak Kades makin terpesona. Dan meskipun saat bunyi ujungnya kadang keluar dan kadang tidak. Namun pak Kades tetap nekat untuk meminang dan segera memboyong ke markas Pondok Joyo, Jember.
Awalnya nego soal mahar atau maskawin cukup alot, karena pemilik IMR BF tak mau melepas adik Black Mamba. Pasalnya, burung ini rencananya untuk jago sendiri. Tapi setelah melihat pak Kades benar-benar berharap burung ini juga untuk main. Akhirnya pemilik IMR pun rela melepas dengan mahar yang cukup fantastis.
“Awalnya saya tidak mau melepas, karena adik Black Mamba memang agak sulit. Tidak seperti induk dari kandang-kandang lainnya yang cepat beranak pinak. Ya mudah-mudahan di tangan pak Kades, adik Black Mamba bisa menuai prestasi juara. Dan kalau beberapa hari kedepan ujungnya mau keluar, rencananya mau dicoba di Bupati Cup 2 Jember,” pungkas Imron. *agrobur.