Connect with us

Perkutut

Carpenter Bird Farm Lombok, Produk Ternaknya Jadi Rebutan Kung Mania, LAWU Jadi Bukti Kualitas yang Tak Terbantahkan, Kandang Lain Jadi Incaran Penggila Lomba

Published

on

Dua tahun perjalanan Carpenter Bird Farm Lombok menekuni ternak perkutut. Meski tidak berada di Pulau Jawa, posisi dimana hobi perkutut begitu semarak, tidak menurunkan semangat Cokro Hindoyo untuk tetap berada di jalur pilihan tersebut. Menyalurkan hobi, menjadi alasan kuat sehingga eksistensinya tetap muncul sampai saat ini.

Cokro Hindoyo (kanan) bersama Sudaryono sukses kembangkan Carpenter BF

Cokro mengaku bahwa peluang untuk bisa menjadi peternak yang sukses dan berhasil mencetak perkutut kelas lomba, terbuka lebar untuk siapapun, kapanpun dan dimanapun. Pemikiran itulah yang membuat Carpenter Bird Farm terus melangkah dengan mantap tanpa ragu untuk terus menjalani apa yang harus dilakukan. Selain fokus menjadi peternak, Carpenter juga aktif di arena lomba.

Beberapa amunisi orbitan cukup menyita banyak perhatian kung mania tanah air, karena prestasi yang diraih. Seiring perjalanan waktu, ketika Carpenter Bird Farm mulai menghadirkan produk unggulan, kung mania mulai mereferensi. Salah satunya Yuniar Wahyu kung mania Mataram. “Dua tahun saya menunggu produk Carpenter dan kini saya betul-betul mendapatkannya dengan perasaan puas dan bangga,” terang Yuniar Wahyu.

Produk yang dimaksud adalah Lawu, perkutut yang sempat menghebohkan jagat hobi di Lombok Nusa Tenggara Barat. Betapa tidak, kehebatan perkutut yang lahir dari kandang Lawu ini menjajal sekaligus membuktikan kualitas terbaiknya sejak dari usia piyik. Turun pada gelaran Liga Perkutut Lombok 2024 Seri 4, Lawu langsung menyabet podium pertama.

Cokro Hindoyo bersama H.Cholil HDL Menganti Gresik

Ketika itu, usianya berada dalam angka 3 bulan. Dalam tarung lanjutan di Liga Perkutut Lombok Seri 5, Lawu kembali mengulang sukses dengan raihan podium pertama pada kelas yang sama. Hasil ini membuat Yuniar Wahyu bangga dan puas atas hasil yang didapat. Ternyata pilihannya tidak salah.

Kemenangan perkutut bergelang Carpenter 482 berkat performa yang mampu menggapai nilai 3 warna hitam. Melihat potensi yang dimiliki Lawu, Yuniar Wahyu langsung memutuskan untuk memindahkan kelas yang lebih tinggi yakni Dewasa Senior. Tarung berikutnya masih di Liga Perkutut Lombok Seri 6, Lawu naik kelas di Dewasa Senior.

Meski berhadapan dengan lawan yang lebih senior dan memiliki jam terbang lebih banyak, tidak membuat Lawu mundur. Bahkan hasil yang didapat, perkutut yang lahir pada 2 Juni 2024, berhasil meraih podium kedua. Kemenangan ini langsung membuat Made BDB Lombok menghampiri Yuniar Wahyu.

“Saat Lawu jadi juara 2, juri sampai geleng-geleng kepada bahkan ada yang tertarik, salah satunya Pak Made BDB yang langsung mendekat dan berusaha untuk mendapatkan Lawu. Namun saya bilang, nanti saja karena saya ingin membawanya ke LPI di Bali,” ungkap Ketua Pengda Mataram. Lebih lanjut disampaikan bahwa Yuniar sejak awal sudah memprediksi Lawu akan jadi burung masa depan.

Made BDB (dua kiri) melepas LAWU ke H.Cholil HDL (dua kanan)

“Dari sekian banyak kandang, saya jatuh cinta dan feeling ke kandang Lawu, feeling saya suara indukan kalau bunyi enak dan menentramkan hati bahkan membuat konsentrasi saya terganggu saat dengar indukan kandang tersebut, makanya saya langsung ambil anakan yang sempat saya dengar itu,” sambung Yuniar lagi.

Namun, berkat masukan dari beberapa rekan kung mania dan juga Cokro Hindoyo, akhirnya Yuniar memutuskan untuk melepas Lawu pada Made BDB. “Saya rela melepas Lawu pada Pak Made karena teman sendiri biar ada yang meneruskan prestasi Lawu di arena lomba dan Lawu makin populer,” kata Yuniar Wahyu.

Made BDB sendiri mengaku terpikat dengan suara Lawu. “Waktu itu saya lomba di Liga Perkutut Lombok, pas saya dapat WA dari istri, tiba-tiba terdengar suara burung bagus dari Lawu, saya langsung kaget, kog bagus benar suaranya, makanya saya langsung temui yang punya,” jelas Made BDB.

Lebih lanjut disampaikan bahwa keinginan kuat untuk memiliki burung ini yang membuat Made terus berusaha untuk mendapatkannya. “Burung ini bikin narik telinga, makanya saya berusaha untuk dapat,” sambungnya lagi. Setelah resmi di take over, Made langsung melakukan persiapan jelang lomba LPI di Bali.

Yuniar Wahyu lepas Lawu produk Carpenter BF.

Burung langsung masuk umbaran dengan beberapa rawatan yang didapatkan dari rekan sesama kung mania. Siapa sangka, jika ternyata perkembangan burung ini semakin menggembiarakan. “Saat saya latih, ternyata burung ini makin bagus, mental lapangan juga bikin saya bangga karena tidak salah pilih. Saya makin siap untuk membawanya ke LPI di Bali,” kata Made lagi.

Namun cerita berkata lain. Perkutut yang lahir dari indukan jantan Laguna 403 K.8 bersama pasangannya Palem 2669 SK.09 belum sempat orbit bersamanya. Saat H.Cholil bersilaturrahmi ke kediamannya, burung ini terpantau. Dan langsung H.Cholil mengutarakan niat untuk membawanya ke Jawa.

“Kalau H.Cholil yang minta, saya tidak bisa menolak, dia orangnya baik sekali. Saya ikhlaskan burung ini bersama H.Cholil ke Jawa,” ungkap Made lagi. Meski sampai saat ini Made belum memiliki pengganti Lawu, namun baginya tidak masalah, yang terpenting nanti burung ini bisa orbit dan meraih juara.  

Carpenter bersama para pendukung setia, kini sukses munculkan produk unggulan

H.Cholil mengaku bahwa awalnya tidak ada rencana untuk transaksi Lawu. Sebelum datang ke tempatnya Made BDB, H.Cholil sempat ngobrol dengan Yuniar Wahyu, salah satu tema yang bicarakan adalah Lawu. Yuniar Wahyu banyak cerita soal burung bernama Lawu. Nah, saat H.Cholil berkunjung ke rumah Made BDB, ada suara burung terpantau bagus.

“Waktu saya di rumahnya Pak Made, ada suara burung dari umbaran, saya dengar cocok ke telinga, tapi saya biarkan. Ternyata burung ini bunyi lagi. Saat itu pikiran saya langsung ingat dengan obrolan Pak Yuniar, mungkin ini burung yang dimaksudkan. Burung ini kembali bunyi,” papar H.Cholil.

Karena penasaran, H.Cholil langsung menanyakan burung tersebut. Ternyata dugaan itu benar. “Saya langsung bilang ke Pak Made, kalau misalkan burung ini saya beli, apakah boleh. Pak Made langsung jawab dengan senang hati saya ikhlaskan untuk saya bawa,” terang H.Cholil menirukan apa yang disampaikan Made BDB.

Carpenter Bird farm Lombok NTB sukses kembangkan indukan jadi pencetak produk unggulan

Sempat terjadi pembicaraan soal bandrol Lawu, namun Made mengatakan bahwa tidak ada istilah untung. “Saya bilang pada H.Choli bahwa tidak ada kata ambil untung untuk burung ini, saya sudah banyak mendapatkan ilmu dan pengetahun dari H.Cholil, makanya saya bilang ambil saya sesuai dengan yang saya beli dulu,” ungkap Made tanpa menyebut angka nominal.

Maka resmilah Lawu berpindah tangan ke H.Cholil HDL Menganti Gresik. “In syaa Allah burung ini akan saya orbitkan di LPI Jawa, biar produk Carpenter ikut terangkat dan biar tidak beli burung terus. Ada produk ternak yang bisa dibanggakan dan membuat nama Lombok juga ikut terangkat,” harap H.Cholil.

Kualitas produk Carpenter yang mulai muncul, sesuai dengan prediksi Cokro Hindoyo. “Saya masih ingat betul, dua tahun lalu Pak Cokro pernah bilang bahwa di Carpenter nanti akan muncul burung bagus dan sekarang sudah mulai terbukti,” ungkap Yuniar lagi. Sudaryono yang dipercaya mengelolah Carpenter menginformasikan bahwa Lawu adalah anakan ketiga.

Kung mania Lombok dalam sebuah kegiatan hobi perkutut

Anakan pertama lahir satu ekor tapi betina, begitu juga anakan kedua, netes dua ekor juga betina. Nah tetasan ketiga inilah yang akhirnya menjadi Lawu, sedangkan tetasan keempat diambil Made BDB, untuk tetasan kelima masih berada dalam pengawasan indukan. Sudaryono mengaku bahwa kandang lain juga menjadi referensi pelomba.

“Ada beberapa kandang yang juga menunggu anakan untuk diambil rekan-rekan, baik dari Lombok, Bali ataupun Jawa. Ini saya lagi banyak menerima permintaan untuk anakan kandang Himalaya, T-Max, Fire Blade dan beberapa kandang lain,” kata pria yang akrab dipangging Pak Sing.  

Diinformasikan juga bahwa Jack Ma, perkutut milik Team Kent BF Jogyakarta, bergelang Mahir Jaya yang berhasil menembus podium juara di Kelas Piyik Bebas LPI Salatiga, indukan betinanya adalah Carpenter dari kandang Monster. Hasil ini semakin membuat Carpenter layak untuk jadi referensi peternak dalam menyediakan indukan kandang.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.