Profil
Paonk Modung BC Bangkalan, Demi Hobi Eksistensinya Tak Perlu Diragukan
Menekuni hobi burung berkicau sejak tahun 1995 sampai saat ini seakan menjadi pembuktian bahwa Pa’onk bukanlah seorang mania yang hanya muncul karena korban tren dan ikut-ikut memanfaatkan moment semata. Dua puluh delapan tahun adalah waktu yang tidak sebentar ketika harus bertahan dalam komunitas mania kicau.
Pa’onk bisa dikatakan sebagai mania yang tidak tergiur untuk menambah hobi lagi meski selalu berada di lingkungan penghobi dari berbagai satwa. “Teman-teman saya banyak, tidak hanya dari penghobi burung kicauan saja, ada yang main perkutut, ayam bekisar, puter pelung, dan hobi lainnya. Tapi saya tidak pernah memiliki keinginan untuk bergabung bersama mereka, menambah hobi lagi,” papar salah satu motor Modung BC.
Alasannya sederhana, yakni burung kicauan adalah hobi yang sudah mendarah daging dan tidak mungkin bisa terlupakan apalagi sampai ditinggalkan. “Rasanya saya sulit untuk pergi dari hobi burung berkicau karena saya merasa enjoy, senang dan bisa menikmati,” sambungnya.
Kecocokan antara dirinya dengan burung berkicau menjadi alasan kuat bahwa sampai saat ini Pa’onk sulit untuk pergi dari komunitas yang sudah terjalin sejak lama. Persoalan yang paling mendasar adalah bahwa burung berkicau bukanlah semata-mata hanya untuk menyalurkan hobi, namun ada hal-hal yang tidak bisa dikesampingkan.
Salah satunya adalah silaturrahmi antar sesama mania yang terjalin dengan erat dan bahkan melebihi dari ikatan keluarga. Modung BC yang sampai saat ini masih menjadi jujukan mania kicau baik di wilayah setempat ataupun luar Bangkalan dalam menyalurkan hobinya, adalah bagian dari perjuangan yang sudah dilakukan.
“Alhamdulillah sampai saat ini Modung BC yang kami bangun, sampai saat ini masih tetap berdiri tegak. Agenda rutin kami gelar, mulai dari even kecil sampai besar,” sambung Pa’onk. Setiap minggu lapangan Modung BC selalu diramaikan dengan hadirnya pada mania kicau yang ingin menguji kualitas burung ocehan orbitannya.
Bukti lain dari eksistensinya adalah dengan keikutsertaan dalam setiap gelaran di luar Modung BC demi untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar mania. “Sampai saat ini saya masih aktif turun lomba agar bisa terus silaturahmi dengan yang lain,” kata Pa’onk lagi. Bersama amunisi cendet Hanoman dan love bird Sultan, Pa’onk terus menunjukkan eksistensinya di jalur jawara.