Perkutut
LPB Banyuwangi Putaran-7 (Seri Terahir), Minggu (20/11): Nonik dan Tayongan Rebut Podium Pertama, Timang Timang Bikin Heboh Kelas Piyik Hanging

Putaran ke-7 Liga Perkutut Blambangan (LPB) Banyuwangi yang dihelat pada hari Minggu 20 Nopember 2022 kemarin, di Lapangan Desa Tambakrejo, Muncar, Banyuwangi. Gelaran yang dikemas oleh Yon BF, Jhon PB, Buang Taroreh, Pitoyo serta dibantu oleh seluruh Pengcam Siliragung.
Dan juga dihadiri langsung oleh Aang Muslimin selaku Ketua P3SI Pengda Bayuwangi bersama beberapa pengurus inti Pengda yaitu Imam TH serta H. Mahmud Raung. Rupanya putaran kali ini jadi putaran LPB yang terahir atau seri pamungkas.

Seperti halnya dengan putaran LPB sebelumnya, di seri terahir ini juga tak kalah ramai dan sukses. Bahkan Nanang Widayat, selaku Kepala Desa Tambakrejo mengaku senang dan sangat mendukug dengan diadakannya lomba perkutut di Desanya.

Karena menurutnya, selain Desanya menjadi ramai dan semarak. Lomba ini juga mampu menggerakan roda perekonomian bagi masyarakat kecil, khususnya yang ada di sekitar lokasi lomba.
“Betul, dengan adanya lomba ini, banyak masyarakat di sekitar yang mengais rejeki dengan berjualan. Baik makanan ringan, minuman maupun rokok. Dan mereka mengaku senang, karena jualannya laris manis dan mendapat untung. Inilah nilai positif dari lomba ini, makanya saya sangat mendukung sekali,” terang Nanang Widayat.

Sama seperti yang disampaikan oleh Aang Muslimin, selaku penanggung jawab LPB. Ia juga sangat bersyukur sekali, bahwa digulirnya LPB mulai dari putaran pertama sampai putaran ketujuh atau putaran terahir ini. Mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat kecil.

“Alhmadulillah, sejak dibukanya LPB pertama sampai terahir hari ini. Selain berlangsung ramai dan lancar tanpa ada kendala apapun. Disetiap putaran liga yang digelar di setiap Pengcam, mampu menggerakan roda ekonomi masyarakat sekitar. Memang inilah salah satu tujuan digulirnnya LBB yang jadi program kerja jangka panjang dari Pengda Banyuwangi,” tegas Aang Muslimin.

Dan selama 2 tahun LPB ini digulirkan, lanjut Aang Muslimin. Juga sudah banyak hal-hal positif yang berkembang, khususnya di dunia perkututan Banyuwangi. Buktinya, selain banyak muncul muka-muka baru di perkututan Banyuwangi. Juga banyak peternak-peternak baru yang mulai berani bersaing dengan seniornya.

“Benar, sekarang di Banyuwangi banyak pemain perkutut yang masih muda-muda. Di ternak juga gitu, banyak peternak pemula yang mulai berani belanja materi indukan bagus. Agar hasilnya bisa bersaing dengan produk dari peternak-peternak senior. Dan alhmadulillah, banyak piyik produk peternak baru yang muncul di LPB,” jelas Aang.

Sementara dipersaingan perburuan poin di putaran terahir LPB ini juga tak kalah ramai dan seru dengan putaran-putaran liga sebelumnya. Karena masing-masing jago, berusaha keras untuk bisa meraih poin tertinggi. Agar perolehan poin tersebut bisa mendongkrak posisinya masuk di klasmen (peringkat) liga.
Seperti yang terlihat di kelas senior full gantangan. Begitu peluit dibunyikan sebagai tanda babak pertama dimulai. Semua jago yang digantanga langsung on fire, terdengar ramai saling pamer anggung merdu suara emasnya dihadapan juri yang bertugas. Dari babak ke babak, hampir semua jago terlihat bekerja all out untuk bisa mendapat nilai tertinggi.

Namun akhirnya, setelah melalui persaingan ketat selama empat babak penilaian. Nama Nonik yang diusung oleh H. Pri “Brahmana”, berhasil merebut podium pertama. Sedangkan duet Rowo Biru dan Bendrat yang jadi andalan Yon BF, harus puas menempati posisi kedua dan ketiga. Dan Angin Malam milik Imam TH yang juga tak kalah seru aksinya, masuk posisi empat yang disusul kemudian oleh Mayangsari milik Slamet Hariyanto.

Selanjutnya untuk kelas piyik yunior atau kelas setengah kerek, yang juga tak kalah ketat persaingannya. Posisi pertama berhasil direbut oleh Tayongan milik Sukri Muncar. Lalu posisi kedua direbut oleh Kliwon andalan Sholeh Rogojampi. Disusul kemduain oleh Sentyaki milik Ponidi Dam3, Rajawali milik Maderi Kalibaru dan Meme milik Argo Banyuwangi.

Tapi yang paling heboh persaingan di kelas piyik hanging. Pasalnya ada jago muda yang mampu menunjukkan kualitas anggung terbaiknya. Adalah Timang Timang, piyik muda milik H. Mahmud Raung Kalibaru. Meski umurnya masih sangat muda sekali yaitu 2 bulan kurang 5 hari, tapi sudah bisa bikin heboh semua peserta, karena mendapat nilai 3 warna.

Bahkan saat Timang Timang narik untuk melepas anggung merdu suaranya emasnya. Nanyris semua peserta yang menyaksikan dan mendengar, seperti dikomando dengan berteriak “mateeeeh” bersama-sama. Karena kualitas suaranya betul-betul bagus, baik irama, suara depan, tengah maupun ujungnya yang memang panjang.
Sehingga tak keliru, kalau piyik yang lahir dari Raung BF Kandang G2. Dengan formasi indukan jantan juara, yaitu Ayun Ayun ring Raung dengan betina Raung Anak Palem ini dinobatkan sebagai yang terbaik pertama di kelas piyik hanging. Karena berhasil mendominasi perolehan total nilai.

Bahkan menurut H. Mahmud, usai Timang Timang merebut juara 1, banyak Kungmania yang mau men-take over. Namun pemilik Raung BF Kalibaru ini masih tak mau melepasnya, karena ia ingin melihat kualitas anggung Timang Timang sampai dewasa. “Maaf untuk sementara Timang Timang tidak dijual dulu,” kata H. Mahmud.

Dan akhirnya, Liga Perkutut Blambang Banyuwangi resmi ditutup. Setelah panitia mengundi banyak hadiah doorprize yang memang sudah ditunggu-tunggu oleh peserta. Dan untuk melihat nama-nama juara serta klaseman akhir liga. Selengkapnya bisa dilihat di box data juara di bawah ini.
“Saya atasnama panitia dan juga sebagai penanggung jawab LPB. Mengucapkan banyak terima kasih, atas semua dukungan, partisipasi serta kehadiran kungmania di setiap gelaran LPB. Tak lupa kami juga mohon ma’af, jika selama putaran LPB masih banyak kekurang. Dan mudah-mudahan LPB tahun 2023 nanti, bisa lebih ramai dan lebih semarak lagi,” tutup Aang Muslimin yang diamini oleh semua panitia dan pengurus Pengda. *agrobur.

