Connect with us

Perkutut

KBM Bird Farm Waru Sidoarjo, Mengawali Dari Nol, Terus Benahi Kualitas Indukan Demi Mewujudkan Impian

KONBUR Tayang

:

Dunia hobi perkutut kadang menciptakan cerita yang tidak mungkin untuk dilupakan. Beragam berita berhasil dimunculkan ketika seseorang mulai memasuki dunia tersebut. Ada yang mengaku terlanjur menekuni hobi karena tanpa sengaja, ada pula yang akhirnya jatuh cinta karena menemukan suasana yang sesuai.

Kiswono (tengah) pemilik KBM Bird Farm Waru Sidoarjo

Dan tidak jarang pula mereka masuk menjadi bagian komunitas karena apa yang didapat ternyata memberikan sesuatu yang berharga. Kenyataan itulah yang akhirnya menjadikan hobi perkutut benar-benar mampu dikerumuni banyak orang dari berbagai latar belakang yang hampir tidak bisa disamakan.

Kiswono misalnya. Pria satu ini yang kini sudah hampir empat tahun menjadi bagian dari komunitas kung mania mengaku awalnya tidak ada keinginan untuk menjadi bagian dari komunitas ini. Sebuah kebetulan, akhirnya mengantarkannya masuk dan harus tinggal bersama kung mania lainnya.

Awal 2018 lalu, secara tidak sengaja Kiswono bertemu dengan rekan yang kebetulan penghobi dan peternak perkutut. Dari obrolan yang dilakukan, ada kekuatan yang menariknya untuk bergabung. Meskipun tidak ada pengalaman dalam menekuni hobi perkutut, tidak ada penolakan yang dilakukan Kiswono.

KBM Bird Farm Waru Sidoarjo mengawali ternak perkutut dari nol

Tanpa berfikir panjang, Kiswono langsung menyatakan ingin menjadi peternak. Satu kandang berhasil terwujud dikediamannya di Jalan Kav Mentari 3 no.21 Tambak Rejo Waru, sebagai syarat menjadi peternak. Baginya, ketika itu perkutut menjadi hewan yang bisa dikatakan asing. Namun Kiswono mengaku tetap harus berbagi waktu bersama hewan bernama perkutut.

“Awal saya menjadi peternak, saya hanya berfikir bagaimana menjalani pekerjaan baru. Saya tidak memikirkan apakah hasilnya sesuai atau tidak, yang terpenting saya ternak. Itu saja,” terang Kiswono. Selama proses itu berlangsung, Kiswono tidak banyak mengenal peternak dan juga kung mania yang dijumpai.

Padahal sebagai peternak, referensi dan pengetahuan harus banyak didapat agar proses menjadi peternak, benar-benar menjadi kenyataan. Pelan namun pasti, produksi ternak mulai nampak. Kiswono mengaku apakah kualitas yang didapat sudah sesuai atau sebaliknya, namun yang pasti produksinya ada yang berminat untuk memiliki.

Aming Alexander (kiri) banyak membantu menata indukan kandang

Tetapi bandrol yang dipasang tidak besar, karena kualitas yang dihadirkan belum sesuai dengan apa yang dicari oleh kung mania. Kenyataan itu, ia syukuri sebagai wujud bahwa proses pertama sudah membuahkan hasil meski belum sesuai. Dari satu kandang ternak, KBM Bird Farm miliknya mengalami penambahan jumlah.

Indukan baru yang dipakai, semua didapat dari pengembangan hasil anakan awal. Ketika ada anakan muncul, Kiswono menjadikannya sebagai calon indukan. Begitu seterusnya. Seiring perjalanan waktu, ketika perkenalan dengan peternak mulai bertambah, Kiswono mulai sadar, bahwasanya produk yang selama ini dihasilkan, secara kualitas masih harus ditingkatkan.

Tujuannya adalah agar nantinya produk ternaknya bisa menjadi pilihan kung mania. Pada saat itu Kiswono mengaku belum menemukan partner yang bisa membimbing dan menuntunnya pada fase yang lebih baik. Sampai akhirnya, Kiswono dipertemukan dengan Aming, pemilik Alexander Bird Farm Surabaya.

Materi indukan mulai dibenahi dengan harapan hasil lebih maksimal

“Saya bersyukur karena bisa dipertemukan dengan Koh Aming. Saya banyak dibantu dalam menekuni ternak perkutut, bagaimana memilih indukan, menjodohkan sampai masalah seputar ternak perkutut. Pokoknya saya banyak dibantu Koh Aming,” ungkap pria yang banyak mengkoleksi perkutut antik.

“Saya melihat Mas Kiswono benar-benar ingin menjadi peternak, tetapi harus diarahkan agar kualitasnya bisa lebih baik lagi. Saya mencoba membantu, siapa tahu bisa memberikan manfaat. Tujuan saya hanya agar kualitas ternaknya bisa meningkat,” jelas Aming pemilik Alexander Bird Farm Surabaya.

Sejak enam bulan lalu, Aming mulai membantu menata kandang ternak KBM. Proses yang dilakukan step by step. “Ternak perkutut itu tidak perlu kesusu, ingin cepat-cepat berhasil, tetapi harus dinikmati prosesnya,” sambung peternak yang berhasil mencetak perkutut berpretasi empat warna bernama Columbus yang diorbitkan Sony Hartanto Surabaya.

Koleksi anakan yang akan melalui proses pemantauan

Dari 32 kandang yang kini dimiliki KBM Bird Farm, mana indukan yang kurang prospek dilakukan perombakan. Namun tidak dilakukan langsung, tetapi dimulai dari dua kandang dulu, kemudian berlanjut. Langkah ini ditempuh sebagai upaya agar proses yang dialami benar-benar mengena dan tidak spontan.

Aming Alexander juga menyarankan agar KBM bisa segera mengurus administrasi sebagai peternak yang diwadahi oleh organisasi bernama P3SI. Kini, KBM Bird Farm sudah memiliki plat P3SI dengan nomr register 4781/P3SI/2022. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Koh Aming karena banyak dibantu. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan bisa membuahkan hasil yang lebih baik lagi,” harap Kiswono.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.