Connect with us

Ternak

Breeding Murai Batu Ustad M Roby S.Ag Jakarta, Produknya Laris Manis Harga Trotolannya Terjangkau

Published

on

Breeing Murai Batu Ustad Roby Jakarta
Ustad Roby dikandang ternak murai batu.

Menangkar burung murai batu jawara guna melahirkan generasi unggulan kini banyak  dilakukan para penghobinya. Ustad M Roby S.Ag salah satu diantaranya. Kicaumania dari Pengadegan Jakarta Selatan ini, sudah lebih dari lima tahun sukses mengembangkan budidaya murai batunya. Produknya laris manis, dengan harga yang terjangkau. Berikut ini kisah perjalanannya dalam mengembangkan penangkaran murai batunya.

Sudah sejak lama Ustad Roby menekuni hobinya diburung kicauan, khususnya murai batu, cucak hijau dan lovebird. Selain aktif ke lapangan lomba, dia juga fokus menjalankan breeding murai batu dengan merek Suara Murai Pengadegan (SMP) 3/6 Bird Farm  WA 082298390575 di  Jl Pengadegan Barat II Rt 3 Rw 6,  Kelurahan Pengadegan, Kec Pancoran, Jakarta Selatan.

Pasangan indukan unggulan.

Awalnya dia menangkar lovebird, kemudian murai batu. Dan juga cucak hijau serta jalak putih. “Cucak hijau jagoan saya coba saya ternakan, sudah produksi tapi anakannya mati. Sekarang lagi rapihin sarangnya lagi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kembali berproduksi,” ungkapnya.

Dari total 12 petak kandang kini tinggal hanya 6 kandang ternak murai batu yang terisi. Ini tak lain karena waktu masa pandemi covid beberapa waktu lalu banyak burung yang mati karena tidak terawatt, karena sebagai pengurus ketua RW dia ditunjuk oleh pihak Kelurahan untuk turut mengurusi warga dari 9 RW yang terkena covid ketika itu.

Anakan dalam perawatan.

“Waktu itu saya sibuk ngurusin warga,  sampai burung terlantar banyak indukan dan anakan pada mati karena nggak keurus, sekarang mudah-mudahan jalan normal lagi produksinya,” ungkapnya.

Kini Ustad Roby kembali membenahi materi-materi indukannya, agar pasangan induk bisa kembali berproduksi secara lancar seperti sediakala. Sejumlah kandang penangkaran murai batunya dibangun di lantai 3 kediamannya, namun tertata rapi. Setiap petak kandang berukuran sama, yakni panjang 2 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 2 meter.

“Sebagian atap ditengahnya terbuka hanya dilapisi ram kawat halus agar lebih nyaman dengan sirkulasi udara, matahari juga bisa masuk, begitu juga bila hujan airnya masuk jadi lebih alami,” ujarnya.

Dinding belakang, serta samping kiri-kanan, terbuat dari batako yang diplester semen. Adapun dinding depan bersifat terbuka, ditutup dengan kawat ram. Lantai juga diplester semen agar lebih mudah dalam pembersihannya.

Pasangan cucak hijau siap kembali berproduksi.

Setiap petak kandang dilengkapi dengan pepohonan agar burung merasa nyaman dengan kelembabannya yang tetap terjaga, kebutuhan lain seperti bak mandi kecil yang selalu terisi air bersih, kotak sarang dari triplek yang ditempatkan di tengah kandang.

Piyikan murai batu yang baru menetas dibiarkan dalam perawatan induknya selama seminggu. Sekitar umur 7-8 hari kemudian dipanen, atau dipisahkan dari induknya, untuk dibesarkan dalam kandang khusus sambil diberi ring kode.

Dengan harga anakan yang relatif terjangkau, mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 3,5 juta, pesanan pun mengalir deras. Biasanya, sebagian besar produk SMP 3/6 BF dibeli teman-teman dekat, terutama para pemain lomba.

Ternak Lovebird juga.

Soal harga memang tergantung kualitas indukan. Dia memang sengaja tidak membanderol mahal, karena sebagian besar dibeli teman-temannya sendiri. Semua induk jantan merupakan murai batu eks jawara lapangan.

“Alhamdulillaj harga segitu juga banyak peminatnya, sebagian besar teman-teman karena mereka tau materi indukannya bagus,” jelas Ustad Roby.

Laris manis produknya ini karena tak lain dia memang lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitas. Karena itu, meski produksinya terbatas, sebagian besar pembeli selalu merasa puas. *agrobur4.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.