Perkutut
Trimurti Bird Farm Surabaya, Produk Ternaknya Makin Diminati, Kini Kandang Umbaran Mulai Kosong
Reputasi Trimurti Bird Farm sebagai salah satu peternak yang sudah mencetak produk kelas konkurs, nampaknya menjadi modal dan peluang besar untuk bisa terus memikat hati konsumen agar mendapatkan produk kandang ternak farm yang berlokasi di Raya Tengger Manukan Surabaya.
Trimurti Bird Farm telah tumbuh menjadi sebuah daya tarik bagi kung mania untuk memburu produk yang sampai saat ini masih terus berlangsung. Meski transaksi yang terjadi tidak rutin setiap saat, namun ada saja kung mania ataupun masyarakat setempat yang berkunjung kesana demi memperoleh perkutut harapannya.
Mbah Kung sang pemilik farm mengaku merasa bersyukur dengan kenyataan tersebut. “Alhamdulillah, terus terang saya bangga karena bisa melahirkan produk unggulan yang bisa berprestasi di lapangan, salah satunya Basa Basi (Basah Lagi) yang kini menjadi Orbitan Pak Budi SP Semarang,” ungkap Mbah Kung.
Namun demikian bukan lantas berasa puas dengan apa yang dialami dan didapat. Bukan berarti tidak ada pekerjaan lain dan tugas baru yang harus dilakukan agar Trimurti yang sudah hadir sejak beberapa tahun silam bisa terus memberikan manfaat bagi kung mania yang ingin memiliki perkutut berkualitas.
“Tugas saya saat ini adalah bagaimana bisa mencetak produk-produk berikutnya yang bisa mengimbangi dan bahkan lebih bagus dari Basa Basi (Basah Lagi), kalau bisa bukan cuma satu tetapi bisa lebih. Ini memang bukan pekerjaan gampang, tetapi bukan pula tidak bisa dilakukan selama kita berusaha,” harap Mbah Kung.
Keinginan tersebut bukan saja sebatas keinginan semata, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk aksi nyata. Salah satu jalan yang sudah dilakukan adalah dengan menyuntik indukan baru yang memang dibutuhkan. Trah-trah yang dianggap bisa mendongkrak kualitas produk mulai didatangkan.
Menurut Mbah Kung beberapa waktu lalu Trimurti sudah memasukkan indukan baru seperti trah Legendaris Atlas, trah Basa Lagi Prokung, trah Bomber Grand Master dan trah-trah yang sudah mulai dicrossing. Dari pengalaman selama puluhan tahun menekuni ternak perkutut, Mbah Kung merasa optimis dengan apa yang dilakukan.
Setidaknya indukan yang menjadi penghuni kandang ternaknya bakal menghasilkan sebuah produk unggulan yang dicari banyak kung mania. Hal ini sejalan dengan keinginan konsumen yakni mendapatkan produk yang diburunya ketika datang ke salah satu peternak, semisal Trimurti Bird Farm.
Nah, di Trimurti itulah kung mania bisa mendapatkan perkutut kualitas unggul, baik untuk dijadikan bahan ternak apalagi untuk calon amunisi lapangan. Mbah Kung mengaku bahwa selama ini pembeli, selalu ada, baik mereka yang mengklaim sebagai pemain senior, penghobi baru ataupun penikmat perkutut untuk rumahan.
Tidak jarang pula mereka mengaku ingin memiliki calon indukan untuk menekuni ternak, namun harus bergelang Trimurti. “Alhamdulillah ada saja yang kesini untuk beli perkutut. Dana saya melayani dengan sepenuh hati, tidak membeda-bedakan dari mana asal usulnya. Bagi Mbah Kung semua sama,” sambung Mbah Kung.
Mereka dipersilahkan untuk memantau langsung. Soal harga, tidak ada bandrol pas. Artinya jika ada yang cocok, pembeli bisa melakukan negosiasi untuk minta harga diturunkan. “Niat Mbah Kung bukan semata-mata untuk bisnis dan mencari untung dari ternak perkutut. Misi saya adalah untuk membantu masyarakat yang ingin punya perkutut bagus dengan harga terjangkau,” sambung pemilik Trimurti.
Kondisi inilah yang berimbas makin menipisnya stok produk. Meski produksi lancar, namun jika pembeli selalu berdatangan, maka jumlah perkutut juga akan mengalami pengurangan. Belum lagi jika ada beberapa produk yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan menjadi materi indukan, maka Mbah Kung tidak akan melepasnya.
“Saat ini saya berusaha menggunakan indukan dari anakan sendiri ditambah dengan materi dari luar untuk mengisi kekurangan yang ada, jadi jika ada anakan yang masuk kategori jadi bahan indukan maka tidak akan dilepas,” ungkap Mbah Kung lagi. Yang pasti untuk saat ini Trimurti sudah tidak punya banyak stok.
Beberapa kandang umbaran terlihat tanpa penghuni karena sudah pergi bersama pemilik barunya. Kalaupun ada, usianya masih dalam hitungan minggu karena baru diangkat dari indukan, itupun jumlahnya terbatas. Bahkan Mbah Kung optimis dengan masuknya indukan baru dan formasi indukan yang sudah diseting, hasil yang akan dihasilkan lebih bagus.
“Ada beberapa kandang yang saya prediksi bisa melahirkan anakan bagus. Ini berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Mudah-mudahan apa yang Mbah Kung prediksi bisa benar-benar terjadi dan menghasilkan anakan bagus,” harap Mbah Kung mengakhi obrolan.