Connect with us

Perkutut

Rakerwil Jatim, Mencari Terobosan Penyemangat Kung Mania, Semua Bidang Memaparkan Programnya

KONBUR Tayang

:

Pengurus Wilayah P3SI Jawa Timur, hari ini Sabtu 16 Desember 2023 menggelar acara Rapat Kerja Wilayah. Menempati lokasi di RM Tera’ Bulan Bangkalan, acara dimulai sekitar pukul 14.30, usai gelaran Liga Perkutut Jawa Timur Putaran Akhir di Lapangan Amuse Bird Arena Tragah Bangkalan.

Jasuli Ketua Bidang Organisasi (kiri) saat memberikan pandangan

Tidak seperti kegiatan-kegiatan Rapat Kerja Wilayah Jawa Timur sebelum-sebelumnya, agenda kali ini kurang mendapatkan respon dari undangan. Peserta yang hadir tidak sebanyak harapan dari panitia. Jasuli, Ketua Bidang Organsiasi Pengwil Jatim saat memaparkan program kerja, merasakan hal demikian.

“Acara Rapar Kerja Wilayah hari ini saya merasakan kurang greget,” terang Jasuli. Namun demikian, kondisi tersebut tidak membuat peserta kurang menjadi tidak semangat. Bahkan dalam pemaparan programnya, Jasuli mengaku siap melakukan apa saja, agar bisa membantu Pengda dalam menghadapi masalah.

“Tahun 2024 mohon diinformasikan kepada kami, mungkin Bidang Organisasi bisa menjadi sarana bagi Pengda untuk merealisasikan apa yang selama ini diinginkan, khususnya pada bidang lomba. Monggi Pengda memberikan masukan, maunya seperti apa dan bagaimana yang diinginkan, monggo disampaikan,” sambung Jasuli.

Suasana Rakerwil Jatim 2023

Sebab apa yang dilakukan adalah bentuk rindakan dalam memecahkan masalah. Menghadapi situasi seperti itu, ada ada beberapa masukan dari peserta, menanggapi kurang gregetnya minat peserta mengikuti acara tersebut. “Saya kira bisa dilakukan cara untuk membuat peserta semangat untuk mengikuti Rakerwil, misalnya dengan setiap undangan dikasih kaos biar mereka tertarik untuk mengikuti,” kata H.Herman, wakil Ketua Pengda Sampang.

Beragam komentar disampaikan terkait hal demikian. Selanjutnya pemaparan program dilakukan oleh Bidang Peternakan dan Konservasi. H.Moh Aksan selaku ketua Bidang tidak bisa hadir karena berhalangan. Indra Kurniawan selaku Wakil menggantikan untuk memberikan paparan.

Ada beberapa poin yang disampaikan Indra terkait dengan apa yang ingin dilakukan, diantaranya adalah pertama, mengumpulkan database peternak se-Jawa Timur untuk mengetahui jumlah populasi peternak yang ada di Jawa Timur, membuat market place untuk sarana tempat penjualan burung hasil ternak dan aksesorisnya.

Rakerwil Jatim, mencari solusi penyemangat kung mania

Kedua, mencoba membuat aplikasi untuk mempermudah peternak mencatat recording kandang, baik itu data lamsamh, data indukan, hasil produksi dan laba rugi kandang. Plakat dan ring P3SI tetap menjadi prioritas, disamping itu mencoba membuat KTA yang akan memberikan manfaat bagi penggunanya seperti diskon di market place

Ketiga, untuk bagian konservasi mencoba melaksanakan Aviari (kandang besar) burung yang dibuat sesuai habitatnya dibeberapa tempat strategis seperti tempat rekreasi atau kebun binatang.

Pemaparan program kerja lainnya disampaikan Bidang Litbang. H.Andri Supirno selaku ketua bidang juga berhalangan hadir dan diberikan pada wakilnya yakni Budi Susilo. “Tentunya kami dari Bidang Litbang ingin mengembangkan dan memajukan hobi perkutut di Jawa Timur dengan program kerja yang akan kami lakukan,” jelas Budi Susilo.

Rakerwil Jatim di RM Tera’ Bulan Bangkalan

Bidang Litbang ingin memberikan solusi setiap permasalah yang muncul dengan mengedepankan pendekatan kepada setiap pengda. Keinginan lain yang menjadi target adalah meminimalisir setiap teriakan yang dilakukan peserta di arena lomba. Hal ini dianggap urgen karena seringkali dikeluhkan oleh pemain lain.

Selanjutnya adalah Ketua Bidang Penjurian yang disampaikan langsung oleh Benny Mintarso. Komentar terkait dengan bidan ini muncul dari H.Herman Sampang. “Saya ingin ketua Bidang Penjurian, baik Pengwil ataupun Pengda tidak membawa burung ke arena lomba apalagi sampai menungguinya karena ini akan berdampak pada kinerja juri,” sambung H.Herman lagi.

Benny Mintarso langsung menanggapi apa yang menjadi keinginan peerta asal Sampang. “Jika keinginan itu dilakukan, maka tidak akan ada yang mau jadi pengurus. Selama ini saya memang bawa burung, tapi saya tidak pernah teriak,” ungkap Benny Mintarso. Bahkan dengan nada bercanda, Benny mengatakan jika Ketua Bidang Penjurian tidak boleh bawa burung, maka ia lebih baik mengundurkan diri saja.

Peserta dari Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto

Bidang Penjurian juga akan segera melakukan program percepatan kaderisasi juri yakni pembinaan bakal calon juri. “Saya akan mengetuk pengda-pengda untuk menambah juri junior atau calon juri. Akan membuat group juri pengda-pengda agar segera mencari calon juri,” janji Benny Mintarso.

Agenda lain adalah dengan membuat rapot juri. Rapot ini berupa laporan yang akan diperbanyak dan selanjutnya dikirim ke tiap-tiap Pengda. Setiap ada kegiatan latber ata latnil, maka ada nama juri akan mendapatkan catatan atas kinerjanya selama menjalankan tugas di lapangan.

Untuk itulah agar program ini bisa segera terealisasi karena kebutuhan yang sangat mendesak akan juri, maka Bidang Penjurian Pengwil Jatim akan secepatnya mengadakan Diklat Juri. Komentar dari peserta Rakerwil terkait Bidang Penjurian disampaikan Sholikin, juri yang kini tinggal di Lamongan.

Peserta Rakerwil Jatim dari Surabaya

“Ada sebuah gelaran seperti Latnil yang hanya membuka satu blok saja, panitia hanya mengundang satu orang yang ditugaskan untuk menjadi juri, koordinator, dewan serta menjadi perumus, mohon masukan agar masalah ini tidak seringkali terjadi karena tidak baik untuk perkembangan ke depan,” papar Sholikin.

Bahkan disampaikan juga selama proses penjurian berlangsung, tidak sedikit peserta yang teriak dan membuat kuping juri panas. Akhirnya Benny Mintarso memberikan solusi bahwa seharusnya dengan kondisi seperti itu, minimal ada dua orang yang ditugaskan menjadi juri dan koordinator atau dewan, sehingga tugas yang dilakukan tidak terlalu berat,” kata Benny lagi.

Disampaikan juga bahwa setiap penyelenggara, jika mengadakan Latber, Latnil atau kegiatan kecil lain yang tiketnya berada di angka Rp 50 ribu, maka honor juri dihitung dengan harga tiket Rp 50 ribu. System diskualifikasi juga menjadi perhatian dari Rakerwil. Pilihan untuk menghilangkan diskualifikasi ataupun tetap melanjutkan sempat disinggung.

Suguhan prasmanan untuk peserta Rakerwil Jatim

Siswoko Raharjo Bangkalan, menaku setuju jika diskualifikasi tetap ada diberlakukan. “Saya setuju jika aturan ada diskualifikasi karena masih ada beberapa peserta yang membawa burung tidak sesuai usia. Saya masih menginginkan adanya diskualifikasi biar ada upaya fair play terhadap penjurian,” harap Siswoko.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.