Perkutut
Rakerda P3SI Bangkalan, Bukan Agenda Seremonial, Masing-Masing Ketua Bidang Paparkan Program Kerja, LHB dan LBB Resmi Dimerger
Ada pemandangan menarik dalam Rapat Kerja Daerah Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (Rakerda P3SI) Bangkalan pada Kamis, 03 Februari 2022. Agenda yang tergelar di Showroom CTP Bird Farm di Jalan Jokotole Gang II Karang Butoh, memberikan kesempatan kepada seluruh Ketua Bidang untuk memaparkan program-programnya selama ini.
Saat memberikan sambutan diawal acara, Ketua Pengda P3SI Bangkalan mengatakan bahwa maksud dan tujuan Rakerda adalah melaporkan kerja selama satu tahun dan mengevaluasi bagaimana program yang sudah dilakukan, ada yang wajib dilaporkan, dievaluasi dan selanjutnya dicarikan solusi.
“Selama ini Rakerda hanya menjadi ajang seremonial saja, saya kurang setuju jika Rakerda hanya menjadi agenda yang tidak membekas tapi sebaliknya harus ada yang didapat. Saya ingin Rakerda Bangkalan bisa menjadi ajang mengungkapkan semua uneg-uneg, permasalahan dan kita cari solusi bersama,” tegas Ir.R.Moh Mahmud.
Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan Rakerda kita bisa melihat sampai seberapa jauh hasil yang sudah didapat dan apa saja yang belum dilakukan. Kendala apa saja yang dihadapi, maka dicarikan jalan keluar agar tidak selalu menjadi penghalang dalam mencapai cita-cita untuk memajukan organisasi.
“Bangkalan harus punya mimpi. Rakerda harus punya misi dan bobot maka dari itu saya punya tema “Meningkatkan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Hobi Perkutut”. Menjadikan perkutut hobi masyarakat Bangkalan, jadi penghobi, peternak dan perawat akan mengalami peningkatan secara ekonomi,” ungkap Ketua Pengda Bangkalan.
Agar apa yang dicita-citakan menjadi sebuah kenyataan, maka semua harus terstruktur sehingga tidak hanya menjadi jargon semata. Misi dari semua itu adalah jumlah penggemar menjadi meningkat, kualitas dan kuantitas burung juga meningkat. Semua harus merealisasikan misi tersebut.
Tugas ini bukan saja menjadi tanggungjawab Ketua Pengda, tetapi juga Ketua Pengcam dan semua pihak. Agenda selanjutnya adalah pemaparan laporan dari masing-masing Ketua Bidang terkait program yang sudah dilaksanakan, apa saja yang belum dan kendala apa yang dihadapi.
Pemaparan pertama disampaikan Ketua Bidang Organisasi yakni Abdul Wachid. Secara garis besar saat ini Pengda Bangkalan sudah memilki 11 Pengcam, beberapa diantaranya dikukuhkan saat Abdul Wachid menjadi Ketua Bidang Organisasi. “Ada dua calon Pengcam yang belum dikukuhkan yakni Tragah dan Kwanyar yang belum di sahkan. Mudah-mudahan secepatnya bisa bergabung bersama Pengcam lain,” harap Abdul Wachid.
Bidang Konkurs. Hadori menyampaikan bahwa kegiatan berupa lomba, liga, latber dan latihan dinilai sudah semakin semarak. Agar kondisi ini bisa berlangsung, maka Hadori mempersilahkan tiap Pengcam untuk membuat jadwal kegiatan, agar masyarakat bisa menyalurkan hobi perkututnya.
Berikutnya adalah pemaparan dari Ketua Bidang Penjurian, Siswoko Raharjo. “Sebelum saya menjabat Ketua Bidang Penjurian Pengda Bangkalan sudah punya personel juri nasional empat orang. sekarang sudah ada 8 personel juri yunior dan ada 2 tambahan calon juri dan perumus,” tegas Siswoko Raharjo.
Nampaknya juri yang sudah ada belum bisa dikatakan cukup karena kedepan kebutuhan juri akan semakin meningkat. “Saya berharap agar tiap Pengcam mengajak penghobi untuk jadi juri karena kebutuhan juri sangat dibutuhkan. Sehingga nantinya Bangkalan tidak perlu mengundang juri dari luar,” ungkap Siswoko lagi.
Salah satu program bidang ini yakni mengkader juri muda berbakat, sudah dilaksanakan lewat Akademi Juri Profesional. Hasilnya dinilai sukses dan berhasil. Pemaparan berikutnya dilakukan Bidang Penangkaran dan Konservasi yang disampaikan Cipto Irama. Dikatakan bahwa tugas dan tanggungjawab bidang ini sudah dilaksanakan dengan baik.
“Saya kira kami sudah berusaha membina peternak perkutut dan saat ini ada peningkatan kualitas hasil produk dari dua warna, saat ini sudah bisa mencetak perkutut tiga warna. Semoga Bangkalan kualitas produknya bisa lebih meningkat lagi, setidaknya kualitasnya ada di kalangan atas,” jelas Cipto Irama.
Diharapkan agar program peningkatan kualitas perkutut semakin maju dan berkembang pesar, bidang ini meminta dukungan dan kerjasama sehingga program-porgram yang akan digulirkan bisa terealisasi dan hasilnya sesuai keinginan. Ketua Bidan Litbang yakni Moh.Ahyar menyampaikan soal program unggulannya.
“Yang menjadi focus perhatian saya saat ini adalah memikirkan bagaimana menyediakan milet dan juga sangkar untuk kebutuhan hobi perkutut. Kami ingin bisa menanam milet demi memenuhi kebutuhan. Kami juga sudah koordinasi dengan dinas pertanian untuk mencari solusi agar milet bisa dikembangbiakkan di Bangkalan,” terang Moh.Ahyar.
Selain itu sangkar yang menjadi kebutuhan lainnya, mendapatkan perhatian serius. Bangkalan yang dikenal sebagai pengrajin sangkar, seharusnya bisa menjadi peluang untuk memberdayakan masyarakat khususnya pengrajin agar bisa lebih berkualitas dan bernilai seni yang lebih tinggi.
Hadir dalam acara ini, H.Gunawan Amuse, tokoh senior perkutut Bangkalan. “Saya datang kesini atas undangan Ketua Pengda Bangkalan dalam kapasitas sebagai tokoh senior perkutut Bangkalan dan bukan sebagai Ketua Pegnwil Jawa Timur. Saya saya akan bicara sebagai seorang tokoh perkutut senior,” tegas H.Gunawan Amuse.
Dalam sambutannya, H.Gunawan melontarkan keinginan untuk melakukan safari dan tour ke beberapa peternak yang ada di Bangkalan. “Safari dan tour ke beberapa peternak dengan tujuan untuk acara silaturahmi dan kedua sharing. Mohon maaf kami datang bukan untuk mencari kekurangan tetapi menambah kekurangan,” jelas H.Gunawan.
Pendapat lain juga disampaikan terkait soal bidang penjurian. Menurut H.Gunawan saat ini juri Bangkalan agar mempersiapkan diri tugas ke luar dan tunjukkan bahwa juri Bangkalan bisa menunjukkan diri yang terbaik,” harap H.Gunawan lagi. Sisi perawatan juga mendapatkan komentar.
“Selama ini kita berusaha korek-korek sedikit-sedikit soal perawatan burung, kita tanya dari beberapa perawat, dari situ kita coba gabungkan dengan perawatan yang akan kita laksanakan, bagaimana hasilnya kita evaluasi,” jelas H.Gunawan. Ketua Pengda Bangkalan kembali menegaskan bahwa sesuai dengan tema Rakerda memiliki keterkaitan dengan semua bidang.
Semisal untuk penjurian, jika juri punya kualitas yang bagus, maka akan terus dipakai ke daerah lain sehingga meningkatkan ekonomi. Begitu juga dengan Bidang Peternakan, jika burung makin berkualitas maka akan meningkatkan harga sehingga dalam hal ini peternak pasti diuntungkan.
Bidang Litbang, memiliki keterkatan juga. Seperti sangkar dan milet. Jika poin ini bisa dikembangkan maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat pelaku. “Sudah waktunya bagi kita untuk mencanangkan bahwa Bangkalan adalah kota dengan produk perkutut berkualitas,” harap Ir.R.Moh.Mahmud.
Bahasan berikutnya yakni soal agenda di Bangkalan yang sudah berjalan, seperti Liga Hanging Bangkalan (LHB) dan Liga Bangkalan Bangkit (LBB). Seiring agenda LPI, LPJatim dan LPM yang digulirkan, Ketua Pengda mempertanyakan apakah LHB dan LBB, akan terus dilaksanakan atau digabung.
Muncul perbedaan pendapat. Ada yang menyatakan tetap dipisah dan tidak sedikut yang mendukung untuk demerger. Sampai akhirnya diputuskan bahwa LHB dan LBB dijadikan satu atas suara terbanyak. LBB digelar hari Minggu, tiket Rp 75 ribu dan hanya membuka Kelas Dewasa Bebas, Piyik Yunior dan Piyik Hanging.
Untuk penghitungan poin diberikan pada Kelas Piyik Yunior dan Piyik Hanging. Rakerda Pengda Bangkalan dihadiri sekitar 42 peserta yang meliputi Ketua Pengda beserta Pengurus, Ketua Pengcam dan 1 pengurus, juri-juri nasional dan yunior serta perekap juga tokoh senior perkutut yang dimiliki Bangkalan.