Perkutut
Pembinaan Peternak Pemula Pengda Bangkalan, Dukung Realisasi Sentra Perkutut Nasional, Hilangkan Image Peternak Selalu Rugi
Bertempat di markas CTP Bird Farm Jalan Jokotole III Kraton Bangkalan, Rabu 10 Juli 2024, sekitar 10 peternak binaan Pengda Bangkalan hadir memenuhi undangan Ketua Pengda Bangkalan, Ir.HR.Moh Mahmud. “Malam ini saya undang beberapa orang dalam rangka pembinaan peternak pemula. Program ini sebagai wujud kepedulian Pengda Bangkalan terhadap peternak pemula,” terang Ketua Pengda mengawali sambutan.
Nama-nama peternak yang hadir adalah Aluna BF, Qiara BF, Persada BF, ABI BF, MBM BF, MDR BF, Rush BF, Suki BF, Alfia BF. Beberapa peternak tidak hadir dalam acara ini. Lebih lanjut disampaikan bahwa peternak yang hadir mendapatkan pasang indukan.dari trah yang selama ini menjadi andalan CTP Bird Farm.
“Saya menghibahkan indukan meski sebenarnya saya juga masih butuh, tapi demi peternak saya ikhlas melakukan hal ini,” sambung kung mania yang akrab di panggil Ra Mahmud. Diharapkan dengan program ini bisa memberikan manfaat. “Semoga apa yang saya lakukan bisa menghasilkan anakan bagus, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan peternak itu sendiri,” harap Ketua Bidang Peternakan dan Konservasi P3SI Pusat.
Ditambahkan juga bahwa langkah ini ingin merealisasikan program besar yakni Sentra Perkutut Nasional yang tidak hanya berupa jargon semata tanpa ada isinya. Yang tidak kalah penting lagi adalah merubah image tentang dunia ternak perkutut. Selama ini masih ada anggapan bahwa ternak perkutut tidak pernah memberikan harapan cerah.
Tidak sedikit peternak yang sudah menghabiskan banyak rupiah, namun tidak pernah mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan. Masih menurut Ir.H.R.Moh Mahmud bahwa selama ini banyak kung mania yang ekonominya bergantung pada perkutut. Artinya perkutut menjadi sumber ekonomi keluarga.
Masih adanya anggapan bahwa ternak perkutut rugi, yang membuat program ini harus segera di realisasikan. “Dengan program ini saya ingin merubah image bahwa ternyata perkutut mampu mendukung ekonomi keluarga. Ternyata ternak perkutut menghasilkan dan tidak selalu identik dengan rugi,” sambung Ra Mahmud.
Selama ini banyak dana keluar untuk membiayai ternak perkutut, namun hasil dari anakan ternyata tidak memiliki kualitas alias produk gagal/breng-brengan. Ir.HR.Moh Mahmud tidak ingin peternak keluar dana besar tapi ternyata hasil yang didapat kecil. Sebelum ditetapkan di Bangkalan, pembinaan peternak pemula ini sudah dilakukan di Pamekasan dengan hasil memuaskan.
Dewa Suara Bird Farm Pamekasan bisa menjadi percontohan sukses program tersebut. Molen andalan H.Abdullah Pamekasan adalah bukti produk peternak pemula mampu bersaing di level atas. “Alhamdulillah saat ini di Pamekasan sudah banyak peternak pemula yang ikut program ini. Dewa Suara mengkoordinir peternak yang ingin bergabung dalam program ini,” lanjut Ketua Pengda Bangkalan.
Jika nanti program ini berhasil, Ra Mahmud berharap agar informasi keberhasilan ini bisa disampaikan teman-teman peternak yang lain. Salah satu cara yang efektif untuk merealisasikan kemandirian peternak dan suksesi program ini adalah jangan beli burung dari luar, tapi belilah burung dari teman sendiri.
Diharapkan nantinya akan banyak peternak bermunculan terutama di Bangkalan. Bagaimana sistem pembinaan peternak pemula ini diterapkan. Setiap peternak mendapatkan jatah indukan. Sekali lagi bahwa kualitas yang dimiliki tidak akan mengecewakan karena berasal dari trah yang sudah terbukti dan teruji.
Selanjutnya jika nanti sudah produksi dan menghasilkan anak, maka prosentase pembagian hasil adalah 70 persen untuk peternak dan 30 persen disumbang ke pondok pesantren milik Keluarga Ir.H.R Moh Mahmud. “Saya pribadi tidak berharap dari hasil penjualan anakan, tapi semua disumbangkan ke pondok. Nanti saya akan berikan nomor rekening, sehingga peternak bisa langsung mengirimkan hasil keuntungan dari penjualan,” papar pemilik CTP Bird Farm.
Namun perlu dicatat bahwa pembagian keuntungan dilakukan ketika harga perkutut itu melebihi nilai Rp 500 ribu. Jika harga dibawa nilai tersebut, maka semua menjadi hal dari peternak. “Jika produk yang sudah dihasilkan ternyata dibandrol lebih dari Rp 500 ribu, maka sisihkan 30 persen jariyah untuk Pondok,” ungkap Ra Mahmud lagi.
Untuk pembagian indukan dilakukan dengan cara diundi dengan harapan ada keadilan. Program ini mendapatkan respon bagus dari mereka yang mendapatkan. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Pengda Bangkalan yang telah membuat program luar biasa ini demi membantu meningkatkan mutu dan kualitas hasil ternakan. Mudah-mudahan anakan yang kami hasilkan bisa di bawa ke lomba dan juara,” kata Ustadz Nur Yakin pemilik ABI Bird Farm Blega.
Hal senada disampaikan Ustadz Bahrus. “Program ini akan sangat membantu peternak untuk mendapatkan indukan bagus dengan cara mudah. Mudah-mudahan apa yang sudah di lakukan Ra Mahmud bisa membantu kami,” jelas pemilik Rush Bird Fam Sadah Galis.