Perkutut
Pasca Kemenangan Magadir Jawara Bergelang CTP Raih Empat Warna, Semangat Kades Kolla Modung Bangkalan Bangkit 100 Persen

Resmi bergabung dalam komunitas perkutut tanah air tahun 2015, Kades Kolla Modung Bangkalan Imam Abdul Karim mengaku menjalaninya sebagai wujud untuk menyalurkan hobi baru. “Saya mulai main perkutut pada tahun 2015 lalu, ketika itu saya masih pemula dan belum banyak mengenal apa itu perkutut,” terang Imam Abdul Karim.

Guna melengkapi hobi tersebut, sang kades berusaha memburu amunisi yang bisa memperkuat statusnya sebagai kung mania. Perburuan langsung dilakukan dan akhirnya beberapa orbitan seperti Laguna, Pesona, Bodyguard dan Saka didapat secara bergiliran dan resmi menjadi barisan amunisi siap tarung.
Sederet jago-jago tersebut seakan menjadi bukti eksistensinya di arena konkurs. Namun soal kualitas, diakui oleh Imam Abdul Karim bahwa deretan amunisi tersebut hanya tertahan di angka penilaian 3 warna hitam. Padahal keinginannya bisa menghadirkan amunisi dengan kualitas yang lebin tinggi lagi.

“Selama ini saya jarang turun ke arena lomba karena kesibukan. Saya tidak punya banyak waktu untuk ikut ke lapangan, biasanya saya mendelegasikan orang-orang kepercayaan untuk membawa burung tersebut. Saya hanya dapat info perkembangan hobi dari orang-orang saya,” sambung Imam Abdul Karim membuka obrolan.
Belum sempat mencapai prestasi paling depan, pandemi corona mengubur cita-cita untuk bisa orbit sampai batas maksimal. Pandemi Corona telah memupus impian sang kades untuk bisa terus eksis. Deretan jawara yang dimiliki, akhirnya diputuskan masuk kandang untuk menjalani status baru sebagai indukan.

Saat pandemic mulai tertanam dan pelan-pelan mulai dilupakan, Imam Abdul Karim kembali meneruskan hobi yang sempat terhenti. Deretan jago-jago yang pernah orbit, dirasa sudah tidak bisa untuk diajak tarung memperebutkan podium kejuaraan urutan paling depan. Jika ingin tetap eksis, maka harus ganti amunisi yang lebih dahsyat.
Pada saat dan moment yang tepat itulah, Juari salah satu anak buahnya menyodorkan produk CTP Bird Farm Bangkan untuk dijadikan amunisi baru. Rekomendasi ini nampaknya membuat Imam Abdul Karim merasa yakin dengan pilihan tersebut dan transaksi langsung dilakukan tanpa menunda.

“Saya percaya sama Juari, karena dia memang saya intruksikan untuk memburu amunisi baru agar saya bisa turun lomba lagi,” sambung Kades Kolla dua periode ini. Awalnya perkutut bergelang CTP 1609 lahir pada 29 Mei 2021 dengan formasi indukan jantan Jimat 4610 dengan pasangannya JBM 6182, bukanlah burung prestasi.
Menurut Juari burung ini ketika dilomba sama pemilik pertama, tidak mampu mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki. “Burung ini setiap dilomba hanya bunyi dengan nilai dua warna hitam, tapi saya melihat ada bakat besar yang terpendam dan saya merasa tertantang untuk memunculkannya,” ungkap Juari.

Kenyakinan itulah yang membuat Juari menyakinkan sang juragan untuk mengambil burung tersebut untuk amunisi baru. Tidak butuh waktu lama, Juari untuk menemukan dan memunculkan potensi dan bakat terpendam burung tersebut. Tarung pertama dalam jarak waktu liam hari setelah berada ditangannya, burung ini tampil dengan raihan tiga warna.
Tarung berikutnya, performanya makin menanjak menjadi tiga warna hitam pada gelaran berbeda. Nah, saat akan tampil dalam Liga Hanging Sampang yang membuka partai tambahan yakni Kelas Dewasa Bebas dan Piyik Yunior, Juari sengaja mendaftarkannya untuk menjadi peserta.

Pada saat itu, Kades Kolla seakan memiliki firasat baik. “Saat Juari hubungi saya untuk lomba, saya langsung menyatakan akan ikut mantau ke lapangan. Padahal selama ini saya tidak pernah turun lomba. Entah kenapa saya kog tiba-tiab ingin ikut,” katanya.
Tarung di lapangan AKN Bird Farm Pangerangan Sampang inilah perkutut bernama magadir ini menggebrak dengan nilai bendera 4 warna dibabak keempat. Raihan inilah yang akhirnya mengantarkan Magadir sebagai peraih podium kedua Kelas Dewasa Bebas. “Ternyata feeling saya benar bahwa burung ini akan memberikan kejutan bagi saya,” ungkap sang Kades.

Kemenangan itulah yang akhirnya membuat semangat Kades Kolla Imam Abdul Karim bangkit seketika. “Punya burung 4 warna adalah cita-cita lama saya. Alhamdullah saat ini sudah terwujud,” tuturnya. Keinginan untuk menjadikannya amunisi di konkurs nasional, sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Anggaran dan sarana untuk menjelajah konkurs dari kota ke kota sudah dipersiapkan. “Saya sudah siapkan dana dan sarana untuk mengantar Magadir ke setiap lomba, tinggal kesanggupan Juari untuk mempersiapkannya,” tegas Imam Abdul Karim. Bahkan kemenangan itu juga, membuat sang Kades ingin mengembangkan ternak perkututnya menjadi lebih berkualitas.
