Perkutut
“Odong-Odong” Armada Anyar Kung Mania Bangkalan, Solusi Jitu Bawa Sangkar Perkutut Jumlah Besar Pakai Roda Dua, Kreatifitas Demi Salurkan Hobi

Tak dapat dipungkiri bahwa hobi perkutut saat ini semakin semarak. Agenda demi agenda menjadi rutinitas yang tidak bisa lagi dilewatkan. Tiap daerah seakan bersaing untuk menyusun jadwal dan memperbanyak kegiatan bagi komunitas penghobi, peternak dan pelomba burung perkutut.

Kenyataan inilah yang membuat padanya jadwal lomba yang sudah diplot oleh masing-masing komunitas. Yang menjadi salah satu faktor semarak hobi perkutut adalah komunitas yang tidak terbatas, mulai dari masyarakat pinggiran sampai perkotaan, dari bergaji ratusan juta sampai yang hanya menerima honor pas-pasan.
Mulai dari yang memiliki rumah gedong sampai yang kediaman semi permanen dan dari mereka yang menyandang status sebagai petinggi sampai kepada masyarakat dengan kondisi buruh tani serta penduduk pengangguran aktif. Beragam latar belakang sosial, pendidikan dan ekonomi inilah yang membuat warna hobi perkutut begitu indah.

Faktor ini pula yang membuat suasana saat di arena lomba memiliki corak dan penampilan yang berbeda. Sebut saja salah satunya, soal armada yang dipakai oleh kung mania saat menuju arena lomba. Bagi mereka yang berduit, mobil dengan segala jenis dan bandrol, menjadi pandangan yang kerap kita tonton.
Namun sebaliknya bagi mereka yang berasal dari kaum bawah, mungkin armada yang mereka pakai untuk membawa perkutut orbitannya tidak semewah mereka. Hanya semangat tinggi yang mampu membawa mereka sampai lokasi. Kendaraan roda dua menjadi pilihan yang harus dipakai agar hobinya tidak sampai tersendat.

Awalnya jumlah yang harus dipakai untuk membawa perkutut menuju arena menggunakan kendaraan roda dua, pastinya akan terbatas, bisa 1 atau maksimal 2 sangkar, menyesuaikan dengan kendaraan yang dipakai. Tentu hal ini akan menjadi penghalang bagi mereka yang ingin membawa perkutut dalam jumlah lebih banyak dengan memanfaatkan kendaraan roda dua.
Namun kini, hal tersebut tidak akan terjadi lagi. Pasalnya komunitas kung mania di Bangkalan menciptakan kreasi apik dengan memperkenalkan armada baru berupa kendaraan roda dua yang mampu membawa perkutut beserta sangkarnya dalam jumlah lebih dari dua, bisa empat sangkar bahkan enam sangkar sekaligus.

Pemandangan ini terjadi dalam acara kerek bareng di Sangra Agung Jaddih Bangkalan Madura beberapa waktu lalu. Saat itu kung mania yang rata-rata membawa armada berupa sepeda motor mampu memboyong sangkar berisi perkutut dalam jumlah yang tidak biasa. Ada yang empat sangkar sampai enam sangkar sekaligus.
Sekitar 10 kung mania yang melakukan hal demikian. Mereka menamakan armadanya dengan sebutan Odong-Odong. Samsul “Bang Jamal” Borneo mengaku bahwa armada ini menjadi andalan kung mania yang kebetulan belum memiliki armada roda empat atau kebetulan lagi males membawa armada tersebut sehingga lebih memilih kendaraan roda dua yang bisa disulap menjadi Odong-Odong.

“Kali ini kami membawa Odong-Odong ke lapangan Sangra Agung Jaddih Bangkala untuk melatih burung. Lumayan meski hanya pakai sepeda motor, namun bisa membawa burung agak banyakan,” terang Bang Jamal. Yang membuat suasana tersebut nampak begitu luar biasa, bentuk dan ukuran Odong-Odong yang mereka pakai sama antara satu dengan lainnya.
Yang membedakan hanya jumlahnya saja. Karena ada yang berkapasitas dua sangkar, empat, lima sampai enam sangkar sekali angkut. Bentuk dan ukuran yang seragam ini ternyata dibuat oleh seorang kreator bernama H.Mat Siddik asal Jaddih Bangkalan. Dikisahkan awal munculnya ide untuk membuat armada baru ini tercetus oleh pengalaman ketika saat ngerek bareng.

Mereka yang tidak punya armada roda empat terkesan tidak mampu membawa burung lebih banyak, padahal mereka ingin membawa burung lebih dari dua sangkar. “Saya kasihan pada teman-teman yang mau bawa burung banyak tapi tak punya mobil, akhirnya saya berfikir untuk membantu mereka agar bisa membawa burung lebih banyak dengan sepeda motor,” ungkap H.Mat Siddik.
Usulan, masukan dan ide akhirnya muncul untuk mengakhiri kondisi demikian. Maka lahirlah armada bernama Odong-Odong. H.Mat Siddik menggunakan bahan berupa kayu untuk membuat Odong-Odong dengan alasan tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan bahan besi.

“Saya melihat ada yang pakai seperti yang saya buat, tapi bahannya besi, saya pikir lebih berat dari pada menggunakan kayu,” urai H.Mat Siddik. Soal kekuatan, ia mengatakan tidak ada beda, bergantung dari bahan kayu yang dipakai dan cara merawatnya. Soal harga juga bergantung dari jumlah blok yang akan memuat sangkar.
Namun H.Mat Siddik mengatakan bahwa harga sangat terjangkau. “Tidak perlu takut mahal, saya pastikan bahwa Odong-Odong ini murah meriah dan sangat cocok untuk dipakai pada sepeda motor,” lanjutnya lagi. Dan yang pasti armada ini tidak butuh lahan parkir yang luas karena bisa ditempatkan dimana saja.
