Perkutut
Liga Perkutut Jatim Putaran 1 Majapahit Cup Mojokerto (Sabtu 27/04), Ruby Star, Barbara dan Hummer Sukses Hadang Gempuran Lawan dan Angin, Dua Produk Jihan Langsung di Take Over Kent BF Jogja

Hari pertama Liga Perkutut Jawa Timur Putaran 1, Sabtu 27 April 2024 berjalan dalam suasana menyenangkan, meski performa burung yang berada di atas kerekan dan gantangan, terusik dengan kehadiran angin yang berhembus lumayan kencang. Cuaca panas menjadi pemandangan yang bisa dirasakan sepanjang proses penjurian berlangsung.

Sekitar jam 07.30 wib, penilaian terhadap 8 blok peserta dimulai dengan rincian Kelas Piyik Bebas (2 blok), Piyik Yunior (3 blok) dan Piyik Hanging (3 blok). Jumlah tersebut sebenarnya bisa saja bertambah, andai lokasi yang akan dipakai masih ada sehingga peserta bisa lebih leluasa untuk menambah jumlah keikutsertaan.
“Banyak calon peserta yang tidak kebagian tiket, padahal mereka mau ikutan, tapi mau gimana, tiket yang kami sediakan, sudah habis,” jelas Taufik panitia bagian tiket. Untuk itulah panitia terutama dari pihak pemesanan tiket memohon ma’af karena tidak bisa melayani semua yang akan mengikuti liga.

Mengawali acara adalah sambutan Ketua Pengda Mojokerto H.Andri Supirno. “Saya berharap pada tem juri mohon bekerja dengan fair play, tidak ada istilah tuan rumah, tidak ada orang penting, semua sama, punya hak untuk mendapatkan penilaian yang benar,” terang H.Andri Supirno.
Begitu juga harapan kepada peserta, untuk tidak melakukan teriakan berlebihan. “Disini lomba perkutut, bukan lomba supporter. Burungnya tidak usah diteriakin, biarlah juri yang menilai. Jika juri main, maka akan ada sanksi,” sambung pemilik MJ Bird Farm Puri Mojokerto.

Lebih lanjut disampaikan bahwa jangan sampai ada kata-kata tidak enak didengar keluar dari peserta. “Saya pernah dengar, ada peserta yang teriak dan memaki-maki juri dengan kata-kata kotor. Mari kita hormati orang lain dari pada diri sendiri. Karena hobi perkutut adalah hobi yang memiliki level beda dengan yang lain,” tambah Ketua Pengda Mojokerto.
Dari dalam arena diinformasikan bahwa pertarungan berlangsung seru dan penuh drama. Angin kencang yang hadir dari awal sampai akhir penjurian, menjadi kendala tersendiri bagi peserta yang ikut bertarung. Selain harus menghadapi gempuran lawan, peserta yang berada di dalam sangkar harus mempertahankan kondisi agar bisa tetap top form saat terjadi kembusan angin.

Namun demikian proses penjurian berjalan tuntas sampai babak keempat. Saat perekapan dilakukan, dihasilkan posisi daftar juara. Untuk Kelas Piyik Bebas, podium pertama menjadi milik Ruby Star, amunisi Dede Primarasa Bandung yang dikerek pada nomor 179. Kemenangan perkutut ternakan Ababil berkat raihan bendera tiga warna pada babak pertama dan ketiga serta tiga warna hitam pada babak kedua dan keempat.
Menyusul pada urutan kedua, Tuklik andalan Edi Fathobi TRS BF Jombang, ternakan TS. Keberhasilan perekutut yang menempati nomor kerekan 199 berkat raihan bendera tiga warna hitam pada babak pertama dan tiga warna pada babak kedua, ketiga dan keempat. Di tempat ketiga dimenangkan Bintang Berlian, orbitan Dede Primarasa Bandung.

Sukses perkutut ternakan HRD yang berada di nomor kerekan 182 berkat raihan bendera tiga warna rata dari babak pertama, kedua, ketiga sampai keempat. Di Kelas Piyik Yunior, juara pertama berhasil menjadi milik Barbara, amunisi Kent BF Yogyakarta, produk Jihan yang menempati nomor kerekan 263.
Keberhasilan ini berkat raihan bendera tiga warna rata pada babak pertama, kedua, ketiga sampai keempat. Barbara awalnya merupakan amunisi Gus Hari Jihan BF Pasuruan. Setelah sempat memimpin jalannya penjurian, maka Kent BF langsung mengambil alih kepemilikan perkutut bernama Barbara.

“Saya sempat mantau burung ini dan saya merasa cocok, makanya ketika usia lomba, saya langsung menghubungi Pak Hari untuk memastikan apakah mau dilepas atau tidak dan ternyata beliau bersedia untuk melepas,” terang pemilik Kent BF Bantul Yogyakarta. Ketika dikonfirmasi, Gus Hari mengatakan hal yang sama.
“Memang benar Pak Kent hubungi saya untuk mempertanyakan apakah Barbara mau dilepas, dan saya katakana monggo. Setelah kami negosiasi, akhirnya sepakat dengan dominal RP 50 juta,” ungkap Gus Hari. Antara Kent BF dan Jihan sebenarnya sudah melakukan transaksi sebelum acara yakni produk kandang Jihan L-13 (Jihan VIP 1 x Jihan E.2).

Nilai transaksi yang disepati bernilai Rp 25 juta. Namun sayang burung yang dimaksud belum mau tampil maksimal saat dilombakan, sehingga belum beruntung untuk membawa pualng trophy juara.
“Kami sebelumnya juga sudah transaksi sama Pak Hari sebelum lomba, tapi burungnya belum mau kerja,” ungkap Kent BF. Sementara itu di posisi ketiga pada kelas Piyik Yunior, berhasil diraih Asri Kalady, orbitan H.Budi RK Sidoarjo, perkutut ternakan Asri yang menempati nomor kerekan 307.

Kemenangan ini berkat raihan bendera dus warna hitam apa babak pertama dan kedua, serta tiga warna pada babab ketiga dan keempat. “Alhamdulillah burung saya bisa masuk 3 besar, semua ini berkat bantuan dan dukungan rekan-rekan, seperti mas Udin Jombang yang membantu menjoki,” teang H.Budi.
Presati juga berhasil diraih H.Budi RK pada kelas yang sama yakni urutan 10 lewa aksi Harbin kalady, produk AW yang dikerek pada nomor 292. Untuk Kelas Piyik Hanging, juara pertama berhasil menjadi milik Hummer, amunisi Ipung/Saifup Wonorejo, produk tenak Cristal.

Kemenangan perkutut yang digantang pada nomor 89 berkat raihan bendera tiga warna pada babak perta,a kedua dan ketiga. Menyusul pada urutan kedua, Si Bejo andalan H.Rahmad Surabaya, ring Beny yang menempati nomor kerekan 70 dengan raihan bendera tiga warna pada babak pertama dan kedua, serta dua warna pada babak ketiga.
Dan urutan ketiga dimenangkan Rogan orbitan Ali Roriq Japanan Sidoarjo, ternakan ALP yang digantang pada nomor 27 dengan raihan bendera dua warna hitam pada babak pertama dan kedua serta ketiga dan raihan bendera tiga warna pada babak ketiga. Di akhir acara, panitia mengucapkan terima kasih atas perhatian, dukungan dan kerjasama dari peserta. Pertmintaan maa’f juga disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan.

