Perkutut
LatNil Tomy BF Feat Pengda Surabaya (Kamis, 31/08), Pemilihan Kelas Piyik Bulu Coklat Lebih Diperketat, Shanom dan Altan Terbaik Pertama
Gelaran LatNil Tomy BF Feat Pengda Surabaya terus menunjukkan eksistensinya. Even yang rutin digelar setiap Kamis menjadi agenda tetap Lapangan Pengda Surabaya di Jalan Simorejosari A. Ajang sosialisasi ring P3SI yang dilaksanakan pada Kamis, 31 Agustus 2023 ini menjadi kegiatan yang ke 14, sejak dibuka beberapa bulan lalu.
“LatNil Tomy BF hari ini adalah kegiatan yang sudah kami gelar sebanyak 14 kali. Alhamdulillah kami masih bisa tetap menggelar rutin tanpa ada masalah,” terang Abah Riman. Lebih lanjut disampaikan bahwa even ini tetap akan terlaksana sampai pada waktu yang tidak bisa tentukan.
“Program ini kan untuk kung mania, jadi saya kira kegiatan LatNil akan terus ada sepanjang hobi perkutut masih tetap ada,” sambung pemilik Tomy Bird Farm Surabaya. Seperti gelaran sebelumnya, ajang kali ini dibuka dua partai yakni Kelas Piyik Hanging dan Kelas Piyik Bulu Coklat. Para penggila lomba masih setia mengikuti kegiatan.
Ada H.Atro, H.Hatif, H.Hanan Gresik, H.Muhammad, Ach.Munip dan beberapa nama lain yang aktif menjadi peserta LatNil. Abah Riman tetap turun langsung mengawal peserta yang akan menentukan pilihan kelas yang akan diikuti. “Saya tetap memantau burung milik peserta yang akan ikut, terutama untuk Kelas Piyik Bulu Coklat,” ungkap pemilik Tomy BF.
Lebih lanjut disampaikan bahwa kelas ini memang terbilang rawan untuk dimasuki peserta yang sengaja menurunkan perkutut miliknya dengan kelas yang tidak sama. “Saya ingin Kelas Piyik Bulu Coklat pesertanya khusus bulu coklat dan usianya juga harus benar-benar di bawa piyik hanging. Sebab cara ini agar lebih fair play dan tidak ada peserta yang dirugikan oleh tindakan yang tidak benar,” sambung H.Riman lagi.
Setidaknya dengan memilih kelas yang sesuai dengan usia burung, maka tidak ada peserta yang diuntungkan dan juga dirugikan. “Jelas tidak bisa, kalau piyik tersebut benar-benar bulu coklat, tetapi dilombakan dengan piyik hanging, apalagi usianya lebih. Jelas yang asli bulu coklat pasti kalah,” tegas H.Riman lagi.
Cuaca cerah dan cenderung panas mengawal acara dari awal hingga akhir. Solikin, juri yang kini tinggal di Lamongan diundang langsung untuk menjadi pengadil burung milik peserta. Empat babak penjurian berlangsung lancar tanpa ada masalah. Sampai akhirnya ditetapkan posisi kejuaraan untuk masing-masing kelas.
Untuk kelas Piyik Hanging, juara pertama dimenangkan oleh Shanom amunisi H.Hatif Surabaya, produk ternak NET yang digantang pada nomor 93. Dilanjutkan kemudian Sumber Rejeki andalan H.Fauzi Surabaya ring Sumber Rejeki yang berada di nomor gantangan 116 dan Super Star orbitan H.Hanan RMW Gresikm ternakan Jihan pada gantangan 111 ditempat ketiga.
Di Kelas Piyik Bulu Coklat, urutan pertama dimenangkan Altan amunisi H.Riman Surabaya, ternakan bergelang Tomy 37 yang digantang pada nomor 48. “Altan ini usianya masih 1 bulan 10 hari. Baru pertama kali digantang dan langsung juara pertama karena dapat bendera tiga warna,” jelas H.Riman.
Setidaknya ada harapan besar untuk mengangkat dan mendongkrak popularitas Altan sekaligus Tomy sebagai peternaknya. Menyusul diurutan kedua ada Romantis, andalan H.Muhammad Surabaya, produk ternak HMS yang menempati nomor gantangan 60 dan tempat ketiga dimenangkan DWR orbitan Manap Madura, ternakan Persada yang berada di gantangan nomo 59.
Diakhir acara, H.Riman mengucapkan terima kasih atas kehadiaran, dukungan dan kerjasama yang telah diberikan pada kegiatan tersebut dan permintaan maa’f juga disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan,