Perkutut
Langit Biru Bird Farm Modung Bangkalan, Makin Populer Lewat Prestasi Produk Sendiri, Saka dan Tak Nyana
Tiga tahun lalu Imam Abdul Karim memastikan diri untuk menekuni hobi perkutut. Berbekal perkutut kelas lomba, Imam Abdul Karim aktif turun lapangan. Sebut saja Laguna, Pesona, Body Guard menjadi deretan amunisi yang selalu menemani ketika berada di arena konkurs. Prestasi yang dibukukan menjadi bukti eksistensinya sebagai kung mania.
Seketika itu pula muncul keinginan untuk menjadi peternak dengan harapan bisa mencetak sekaligus mengorbitkan dengan prestasi membanggakan. Tanpa menunggu waktu lama, keinginan memiliki kandang ternak, langsung diwujudkan. Sekitar 22 kandang ternak berdiri dibelakang kediamannya.
Imam Abdul Karim memilih Langit Biru sebagai farm miliknya. “Tidak ada arti khusus dengan nama Langit Biru. Keinginan menggunakan nama itu muncul begitu saja tanpa ada rencana sebelumnya,” ungkap Kades Kolla Modung Bangkalan. Seluruh kandang ternak didominasi warna biru sesuai namanya.
Pandemi yang sempat menyapa, membuat seluruh kegiatan hobi perkutut berhenti. Kades Kolla mengaku tidak bisa lagi turun lomba meski sebenarnya jago-jago orbitannya sudah siap menghadapi lawan. Akhirnya keputusan diambil. Orbitan yang pernah menjajal arena konkurs dinyatakan istirahat.
Perkutut kelas konkurs tersebut akhirnya menjadi penghuni kandang ternak, ditambah dengan materi dari berbagai farm seperti Discovery, Win’s, Khoyir, AKN, JBN dan Supra. Pengembangan dilakukan sampai akhirnya Langit Biru bisa memastikan memiliki indukan dari ring sendiri.
“Selama ini saya tidak pernah menjual anakan karena sengaja untuk dijadikan indukan kandang, makanya saat ini banyak indukan yang sudah menggunakan ring sendiri,” terang Imam Abdul Karim. Pelan namun pasti, Langit Biru berhasil mencetak anakan dengan kualitas konkurs. Sebut saja Saka.
Perkutut yang lahir dari indukan JBN dan AKN membuat nama Kades Kolla dan Langit Biru makin populer di kalangan kung mania. Prestasinya dimulai dari Kelas Piyik Hanging. Liga Hanging Bangkalan menjadi ajang yang pernah mencatat namanya sebagai peserta yang mampu menembus urutan kejuaraan di posisi yang tidak mengecewakan.
Ajang paling akhir Saka turun di partai perkutut muda terjadi dalam gelaran Liga Hanging Bangkalan Seri II Putaran 9 pada Sabtu 08 Januari 2022 di Labang sebagai peraih podium ketiga. Sehari berikutnya, Saka kembali masuk lapangan. Kali ini Latber Sikumbang Sidoarjo, Minggu 09 Januari 2022.
Even yang tergelar menggunakan lapangan Pilang Wonoayu sebagai peraih podium pertama Kelas Piyik Yunior. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi Kades Kolla. Syafi’i yang selalu setia mengawal Saka mengaku tidak menyangka jika orbitan majikannya bisa tampil memukau meski sehari sebelumnya sempat menjalani pertarungan.
“Sabtu Saka saya turunkan di Liga Hanging Bangkalan. Minggu sebenarnya tidak ada acara, tapi sudah terlanjur daftar dan kebetulan burung yang rencana mau dilombakan ngurak, akhirnya kami pilih saja,” ungkap Syafi’i. Siapa sangka jika Saka berhasil unjuk kebolehan dalam tarung yang diikuti oleh banyak peserta.
Keberhasilan tersebut memang diluar perkiraan mereka. Ternyata, Langit Biru tidak hanya sukses mengantarkan Saka pada podium. Produk lainnya yakni Tak Nanya juga berhasil melewati lawan dan memastikan diri merebut podium keempat pada Kelas Dewasa Bebas.
“Dua produk Langit Biru yang bisa menjajal kualitas di Sidoarjo dan berhasil jadi juara, saya kira sebuah harapan bagi kami untuk terus eksis di arena. Mudah-mudahan saja Langit Biru bisa terus mengorbitkan burung lomba dengan prestasi bagus,” harap Kades Kolla Imam Abdul Karim.
Pasca kemenangan tersebut membuat team ini semakin semangat turun lomba, tentunya dengan harapan bisa kembali menyuguhkan sebuah hasil yang menggembirakan. Bahkan Iman Abdul Karim sudah membuat rencana besar, mengeksiskan Team Langit Biru dalam setiap agenda konkurs tanah air.