Lomba
Ladini Pengcam Rogojampi-Banyuwangi, Minggu (2/6) : Jadi Persaingan Seru Osama Vs Pujangga

Meski sejak pagi buta, wilayah Banyuwangi diguyur gerimis. Tapi rupanya itu tak menyurutkan nyali dan semangat Kung Mania kota Gandrung. Untuk tetap menenteng dan menggantang jago-jago mudanya. Agar bisa bersaing dan menuai prestasi juara, di Ladini (latihan dinilai) yang dikemas oleh H. Syamsudin, Harsono, Didik, Antok dan di bantu Kung Milenial Pengcam Rogojampi.

Buktinya, Lapangan balai Desa Aliyan, Rogojampi yang jadi tempat Ladini. Penuh dibanjiri peserta yang hadir dari berbagai pelosok wilayah Banyuwangi. Dua blok gantangan yang memang khusus untuk kelas Piyik Hanging (PH), ramai jadi perhatian para peserta yang hadir.

“Saya atasnama panitia, mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran dan dukungan dari semua pihak. Khususnya kepada bapak Anton Sujarwo, selaku Kepala Desa Aliyan serta Ketua Pengda Banyuwangi bersama jajarannya. Dan terima kasih kepada bapak Made Swastika yang sudah memberi banyak doorprize. Sehingga acara bisa ramai dan sukses,” tutur H. Syamsudin selaku Ketua Panitia.

Kepala Desa Aliyan, rupanya sangat mendukung sekali dengan adanya ladini. Karena menurutnya, selain acara ini mampu meramaikan hobi perkutut di Desanya. Kegiatan ini juga mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat sekitar lokasi ladini.

“Betul, saya sangat mendukung sekali dengan adanya lomba burung perkutut di Desa Aliyan. Karena terbukti, banyak masyarakat di sini yang memanfaatkan dengan berjualan makanan maupun minuman. Sehingga hasilnya bisa sedikit membantu ekonomi keluarga mereka,” terang Anton, saat memberi sambutan.

Hal senada juga disampaikan oleh Aang Muslimini, selaku Ketua P3SI Pengda Banyuwangi. Ia pun sangat mendukung semua kegiatan lomba burung yang ada di semua Pengcam. “Ya karena ada nilai positif dari kegiatan lomba tersebut,” kata Aang.

Sementara meskipun gerimis terus membasahi lapangan Balai Desa Aliyan. Namun persaingan adu mental dan kualitas anggung jago-jago muda, terlihat begitu seru dan ketat. Bahkan disepanjang 4 babak penilaian, hampir semua jago muda mampu menunjukkan performa terbaik dihadapan juri-juri yang bertugas.

Namun ada dua jago muda yang terlihat paling ngeyel untuk bisa merebut nilai tertinggi. Adalah Osama bergelang HM milik Yasin Banyuwangi yang ada digantangan 93. Nampak bersaing ketat dengan Pujangga (gantangan 80) produk Mrotol BF Sukowono, Jember yang jadi adalan Febrian Palembang.

Sejak babak pertama, dua jago muda tersebut sama-sama on fire. Baik Osama maupun Pujangga memang telihat paling rajin melepas kualitas anggung merdunya. Tapi setelah melui persaingan ketat selama 4 babak penuh. Akhirnya Osama berhasil menjadi yang terbaik pertama.
Sedangkan Pujangga, yang sebetulnya tak soal kualitas angggung tak kalah. Namun harus puas menempati posisi runner up, sebagai terbaik kedua. Baru disusul kemudian oleh Senopati milik Subhan lalu Naga Bonar milik H. Sofyan. Dan Bomer berhasil mengunci posisi lima besar.
“Sekali lagi saya atasnama panitia dan mewakili tim juri yang bertugas. Mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak. Dan tak lupa kami juga mohon ma’af, jika masih banyak kekurangan,” pungkas H. Syamsudin setelah menyaksikan undian doorprize. *agrobur.

