Connect with us

Ternak

Cetak Anakan Tangguh, Maseha BSF Bird Farm Sapih Anakan Setelah Dewasa

KONBUR Tayang

:

mahesa
Cok Agung dari Puri Pejengaji Tegallalang Ubud Gianyar, Bali, pemilik Mahesa BSF BF. (gde)

MESKI anakan Mahesa BSF Bird Farm sudah begitu dikenal luas seantero Nusantara, karena hasil tetasannya yang rata-rata moncer di arena kontes, tidak membuat sang pemilik Cok Agung cepat berpuas diri. Ia terus berinovasi untuk menutupi kekurangan yang selama ini ditemukan dari hasil produksinya sebanyak 25 kandang di Puri Pejengaji Tegallalang Ubud Gianyar, Bali.

Selama ini murai batu tangkapan alam atau muda hutan dikenal kicau mania dengan ciri-ciri fisiknya yang kuat sehingga power suara dan daya dobrak tempurnya begitu dahsyat. Tetapi tidak mungkin untuk menangkap burung di alam karena sebagai penghobi terlebih lagi duduk sebagai Ketua PBI Cabang Gianyar, pelestarian adalah selalu dikedepankan. Itu pula yang mendorong Cok Agung menekuni ternak murai batu untuk ikut serta melakukan pelestarian dengan mengembangbiakkan secara eksitu.

anakan
Anakan Mahesa BSF BF.

Maka, ketika Cok Agung merasakan bahwa anakan muda hutan memiliki kelebihan pada fisik sehingga daya tempurnya lebih lama dan tangguh, ia pun mencoba mengikuti pola hidup anakan murai di alam. ‘’Kalau di alam anakan murai batu diajak indukan sampai bisa terbang dan mandiri, di sini kami juga melakukan itu, dimana anakan murai dibiarkan bersama indukannya sampai benar-benar bisa terbang, sampai ada dua tetasan berikutnya. Kadang bisa sampai 9 ekor ada anakan di dalam kandang bersama indukannya baru disapih yang tetasan pertama,’’ ujar Cok Agung yang juga owners Bali Fantastic Resto Ubud Gianyar yang akan berencana menambah flyng fox dan waterboom untuk anak-anak.

mahesa
Guru master di Mahesa BSF BF.

Memang diakuinya ada resiko anakan bisa mati di dalam kandang, tetapi cara ini diakuinya mampu meningkatkan kualitas fisik anakan agar mendekati fisik anakan alam yang tulangnya lebih kokoh.

Namun kelebihan yang tidak dimiliki anakan tangkapan alam adalah soal trah burung juara yang memiliki ciri-ciri IQ burung yang bagus sehingga mudah menangkap suara master dan sifat fighternya yang dominan sehingga ketika berhadapan dengan lawan tarung akan segera terpancing untuk melakukan perlawaann melalui rolingan dan tembakan. Selain itu, juga bisa merekayasa mencetak anakan ekor panjang dengan tetap mempertahankan karakter tarungnya. ‘’Kami mulai mengembangkan ekor panjang yang dimikskan dengan pejantan tangguh atau betina super,’’ ujarnya.

Begitu juga soal suara master yang bisa dilakukan secara maksimal. Jika di hutan hanya mendengarkan segelintir suara master yang kadang tak sesuai dengan harapan pakem lomba seperti suara cililin, cucak cungkok, platuk, kenari, love bird atau tengkek dll, tetapi melalui penangkaran eksitu suara master itu bisa dimasukkan sejak dini. ‘’Indukan yang rata-rata burung lomba yang sudah lihai membawa suara master akan membantu anakan di dalam kandang lebih cepat merekam suara-suara master yang memang dibutuhkan di arena lomba,’’ terangnya seraya mengatakan untuk mensupport anakan agar mendapatkan nutrisi yang cukup, indukan dan anakan full mendapatkan ekstrapooding. Baru setelah diangkat mulai diajarkan makan voor.

master
Master-master dekat kandang Mahesa BSF BF.

Selain mendapatkan suara master dari indukannya sendiri sekitar dua bulanan lebih di dalam kandang, anakan-anakan Mahesa BSF juga secara langsung mendengarkan guru-guru master yang dipajang berdekatan. Guru-guru master ini dari berbagai karakter suara, ada yang kasar, kecil dan tajam. Seperti cucak cungkok, konin, rambatan, gereja, kinoi, kapas tembak, cucak jenggot, kenari, sokok ontong, cucak ranti, platuk, tengkek buto, murai air, love bird, cendet, jalak suren bersuara cililin, kutilang bersuara cililin, perkesi, dan parkit. Ada juga master cililin dari sonic karena cicilin sulit hidup di daerah dingin.

Dari master tersebut ada yang rajin bersuara pagi, siang hari dan malam hari seperti sanger, cucak cungkok, cucak jenggot dan perkisi. Burung master dikelompokkan menjadi 4 di lokasi yang berjauhan yang jumlahnya puluhan per kelompok dimana anakan murai digandeng bergantian.

mahesa
Salah satu anakan Mahesa yang moncer di Buleleng, adiknya empat ekor umur 4 hari (foto di atas).

Dengan membiarkan anakan sampai dewasa di dalam kandang bersama indukan sehingga mendapatkan lolohan sampai sempurna dari air liurnya, kemudian ditreatmen dengan guru-guru master yang super mewah ditambah pejantan tarung yang sudah terbukti di lapangan dengan karakter fighternya, maka Mahesa BSF berharap hasilnya akan memuaskan kepada setiap rekan kicau mania yang mempercayakan anakan Mahesa.

Apa yang menjadi harapan dari Cok Agung memang berbuah hasil. Tak sedikit anakan Mahesa yang moncer di lapangan, yang sudah dibuktikan oleh kicau mania. Karena itu pula untuk mendapatkan anakan dari Mahesa tak bisa datang langsung dapat. Untuk mengetahui selengkapnya tentang Mahesa BSF, bisa membuka kanal FB MahesaBsf BirdFarm.

Meski tetasan Mahesa mendapatkan kepercayaan dari kicau mania Bali dan juga luar Bali, Cok Agung mengaku tak mau stagnan. Ia akan terus berinovasi, selain akan memikskan indukan tarung dengan ekor panjang juga berencana akan membuat kandang raksasa untuk treatmen anakan agar lebih liar mendekati alam aslinya. ‘‘Kandang aviary ini membutuhkan beaya yang besar, tetapi saya tetap berencana ke arah itu, siapa tahu ada rejeki demi masa depan kelas murai batu agar semakin ramai dan bermutu,‘‘ ucap Cok Agung yang mengaku banyak mendapat bimbingan dari Mr. Baim BSF yang selama ini terus mensupport dan mendorong untuk mencetak anakan-anakan yang berkelas. (gde)

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.