Perkutut
Qiu Qiu Bird Farm Ngawi, Awalnya Sekedar Hobi Ternyata Produknya Sukses di Arena Lomba, Kini Siap Ramaikan Konkurs
Awal kehadiran Qiu-Qiu Bird Farm milik Suwondo Hartoko hanya sekedar untuk mengisi waktu kosong, setelah pulang dari tempat kerja sebagai salah satu PNS diwilayah tempat tinggalnya. Motivasi untuk menambah kesibukan menjadi alasan kuat Suwondo Hartoko membangun kandang ternak perkutut.
Lokasi kandang ternak yang berada di Desa Babadan Kecamatan Paron Ngawi Jawa Timur, tepat berada dipinggir hutan jati Ketonggo yang seringkali dikunjungi oleh banyak orang karena di hutan tersebut ada tempat wisata spiritual yang merupakan tempat peristirahatan Prabu Brawijaya, saat mau naik ke puncak Gunung Lawu dan Umbul Jambe.
Selain di Ngawi, Suwondo Hartoko juga membangun kandang ternak di Wonosobo dengan nama yang sama yakni Qiu-Qiu Bird Farm. Tahun 1995 menjadi masa dimana Qiu Qiu Bird Farm resmi berdiri dengan jumlah terbatas yakni hanya 4 kandang. Ketika itu materi atau indukan yang dipakai berasal dari SAE Ngawi. Dua tahun kemudian, tepatnya 1997, kandang ternak bertambah menjadi 15 petak.
“Saya merasakan begitu menikmati dan ternyata asyik ternak perkutut, makanya saya tambah kandang lagi,” jelas Suwondo Hartoko. Indukan untuk mengisi kandang ternak sengaja didatangkan dari Makita, Only dan Sanggar Kencana. Dari yang awalnya hobi, Suwondo Hartoko mengaku mendapatkan hasil dari ternak perkutut. Sampai akhirnya keinginan untuk menambah lagi jumlah kandang ternak, tidak bisa dihentikan. Tahun 2014 Qiu Qiu Biird Farm resmi didaftarkan ke P3SI Pusat.
Saat itulah nama farm ini masuk menjadi bagian dari keluarga besar P3SI Pusat, organisasi yang mengurusi hobi perkutut. Pasca kepemilikan register, Suwondo Hartoko makin kesemsem menekuni hobi dan ternak perkutut. Siapa sangka jika Qiu Qiu sudah memiliki kandang ternak berjumlah 72 petak.
“Saat saya menjalani sebagai peternak perkutut, ada rasa senang dan bahagia sehingga saya berusaha untuk terus aktif dan fokus pada ternak,” sambung Suwondo Hartoko. Guna mengisi penghuni kandang ternak tersebut, Suwondo Hartoko mendatangkan indukan dari NPD Pasuruan, Jupiter Surabaya, Fortune Salatiga, Bagus Bekasi, Fevta Yogyakarta dan AK Yogyakarta.
Bertambahnya indukan, nampaknya berimbas pada hasil kualitas anakan yang menggembirakan. Kenyataan itulah yang akhirnya mengatarkannya menuju lokasi lomba. “Awalnya saya tidak ada keinginan untuk lomba, saya hanya senang ternak untuk mengisi waktu kosong kemudian bangun kandang ternak. Tetapi sejak tahun 2014, saya mulai tertarik untuk ke lomba,” ungkap PNS yang masuk masa purna tahun 2020 lalu.
Saat berada di lapangan beberapa orbitannya berhasil masuk daftar kejuaraan, baik untuk lomba regional ataupun nasional.Liga Jogja, Liga Jateng Gayeng, Kebumen Cup dan even di Madiun menjadi lokasi dalam menyalurkan hobi perkututnya. Kehadiran Suwondo Hartoko pada gelaran tersebut, ternyata tidak sia-sia.
“Alhamdulillah beberapa lomba yang saya pernah ikuti, ternyata bisa meraih juara dan tidak mengcewakan bahkan membuat saya senang dan makin semangat untuk menekuni hobi perkutut,” ungkap kung mania yang juga mengkoleksi vespa antik. Yang lebih membanggakan lagi, perkutut berprestasi tersebut adalah hasil dari ternak sendiri.
Adapun nama barisan orbitan yang berasal dari produk ring Qiu Qiu adalah Menur dan Guda Kesa, prestasinya tercatat dalam gelaran even di Yogyakarta. Ada juga Srikaton, tampil dalam Liga Jateng Oktober 2021 lalu pada Kelas Piyik Yunior dengan hasil memuaskan. Gatoloco juga sukses menembus prestasi di gelaran kebumen Cup pada Desember 2021 di Kelas Piyik Yunior.
Produk lainnya tercatat dalam gelaran Watu Gajah Cup Wonosobo Februari 2022 lalu bersama Darma Raja yang sukses menembus urutan 2 dan Astra Jingga diurutan ke-8 Kelas Piyik Hanging. Rata-rata keberhasilan produk Qiu Qiu meraih bendera tiga warna dalam setiap tarung yang dilakukan.
Prestasi yang diperoleh pemilik Qiu Qiu Bird Farm tersebut berkat ketekunan dan ketelatenan. Kini setelah purna tugas, Suwondo Hartoko berharap bisa lebih fokus ke ternak dan inten menyeleksi hasil ternakan, serta bisa lebih sering mengikuti lomba-lomba yang dilaksanakan pada tingkat regional ataupun nasional.