Perkutut
Ladinil Sikumbang Sidoarjo, Penerapan AD/ART Penjurian Banyak Memakan Korban, Podium Pertama Diraih Srikandi, D’Waljina dan Elang Emas
Minggu, 15 Januari 2023, Lapangan Sikumbang yang berlokasi di daerah Pilang Wonoayu Sidoarjo kembali menjadi jujukan kung mania. Pasalnya saat itu saat itu ada gelaran Latihan Berhadiah. Tiga partai yang dibuka yakni Dewasa Bebas, Piyik Yunior dan Piyik Hanging menjadi Kelas yang dipilihkan panitia untuk memberikan kesempatan kepada mania yang ingin menjajal kualitas perkutut orbitannya.
Cuaca mendung yang sejak awal terus menjadi pemandangan di lokasi acara, sempat membuat rasa cemas, karena bisa saja berpotensi mengganggu jalannya acara penjurian. Saat peluit panjang dibunyikan sebagai tanda dimulainya babak pertama, kondisi cuaca masih tetap bertahan tanpa cahaya.
Namun lambat Laun, pelan tapi pasti sinar matahari pagi yang diharapkan hadir, ternyata benar-benar menyapa seluruh peserta yang ada di lapangan. Bahkan memasuki babak kedua, intensitas cahaya semakin meningkat. Rasa panas serta Merta terasa menyengat kulit para peserta. Kondisi demikian nampaknya tidak membuat peserta beranjak untuk meninggalkan tempat yang sudah diduduki sejak awal penjurian.
Antusias peserta untuk menikmati jalannya acara begitu luar biasa. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang telah hadir dan memberikan dukungan penuh pada kami, sehingga kelas yang kami buka penuh,” terang Budi Susilo Ketua SiKumbang Sidoarjo.
Ada pemandangan menarik dari proses penjurian yang berlangsung. Penerapan aturan penjurian sesuai AD/ART yang disahkan dalam Munas, ternyata banyak menelan korban. “Hari ini kami sudah menerapkan aturan penjurian yang sudah di sahkan lewat Munas beberapa waktu lalu di Surabaya,” sambung pemilik The Mars Bird Farm.
Dari babak pertama, di Kelas Piyik Yunior ada sekitar 3 ekor burung yang dinyatakan diskualifikasi dan di Kelas Piyik Hanging ada 1 ekor yang divonis melanggar aturan. Ryan juri yang bertugas di blok A Kelas Piyik Yunior mengakui hal itu. “Ada tiga ekor burung yang kena diskualifikasi karena terlalu gacor,” terang juri asal Bangkalan Madura.
Suwandi yang bertugas sebagai Dewan Juri di Kelas Piyik Hanging mengakui hal yang sama. “Di Babak pertama kelas Piyik Hanging ada 1 ekor burung yang kena diskualifikasi karena terlalu gacor, babak kedua juga ada. Sehingga burung yang kena diskualifikasi tidak mendapatkan nilai sampai babak akhir,” ungkap juri asal Sidoarjo.
Memasuki babak kedua, peserta yang dinyatakan diskualifikasi masih saja terlihat di lapangan. Juri yang ditugaskan kali ini benar-benar mampu menjalankan amanah sebagai juri vonis yang bisa diandalkan. Pemandangan lain yang terasa dalam kegiatan awal tahun adalah teriakan yang selalu menjadi suara penyeimbang konkurs, tidak begitu menyolok alias senyap.
Kenyataan ini ditanggapi oleh beberapa peserta. “Enak ya kalau lomba tidak ada teriakan, bisa menikmati suara burung dengan jelas dan terang,” kata peserta yang tidak mau disebutkan namanya. Sanksi diskualifikasi nampaknya terus terjadi sampai babak akhir. Sementara itu empat babak penjurian berlangsung lancar dan aman. Sampai akhirnya ditetapkan posisi kejuaraan.
Untuk di Kelas Dewasa Bebas, podium pertama berhasil menjadi milik Srikandi orbitan Afan Gusti Mojokerto. Keberhasilan perkutut ternakan Gusti Perkutut yang dikerek pada nomor 94 berkat raihan bendera tiga warna dari babak pertama, kedua, ketiga dan keempat. Disusul kemudian diurutan kedua yakni Kancil amunisi H.Rudy Akasa Surabaya.
Sukses perkutut ternakan ALF yang menempati nomor kerekan 100 berkat raihan bendera koncer pada babak pertama, dan bendera tiga warna pada babak kedua, ketiga dan keempat dan posisi ketiga ada Rocky andalan Jarwo Surabaya. Kemenangan perkutut ternakan TS yang ada di nomor kerekan 92 berkat raihan bendera tiga warna pada babak pertama dan kedua, bendera koncer pada babak ketiga dan bendera dua warna hitam pada babak keempat.
Di Kelas Piyik Yunior, juara pertama berhasil menjadi milik D’Waljina amunisi Teguh Krian Sidoarjo. Keberhasil perkutut ternakan ASW yang berada pada nomor kerekan 40 berkat raihan bendera dua warna hitam pada babak pertama dan tiga warna pada babak kedua, ketiga dan keempat. Disusul kemudian Naga Bergoyang andalan Boy R Krian Sidoarjo.
Kemenangan perkutut ternakan Gong Liu yang menempati nomor kerekan 24 berkat raihan bendera tiga warna pada babak pertama dan kedua serta bendera dua warna hitam pada babak ketiga dan keempat. Ditempat ketiga ada Dopper amunisi Ady Ismawan Lamongan. Keberhasilan perkutut ternakan Triton yang menempati nomor kerekan 08 berkat raihan bendera tiga warna pada babak pertama dan keempat.
Serta bendera dua warna hitam pada babak kedua dan ketiga. Di Kelas Piyik Hanging, juara pertama menjadi milik Elang Emas andalan H.Abdullah Krian Sidoarjo. Kemenangan perkutut produk ternak AW yang menempati nomor gantangan 30 berkat raihan bendera tiga warna pada babak pertama, ketiga dan keempat serta bendera tiga warna hitam pada babak kedua.
Disusul kemudian Sang Lokajaya amunisi H.Said Team Tiger Sepanjang. Kemenangan perkutut ternakan IFF yang menempati nomor gantangan 40 berkat raihan bendera tiga warna pada babak pertama, kedua dan keempat serta bendera dua warna hitam pada babak ketiga. Ditempat ketiga ada Densus 88 milik Iksan Team Tiger Sepanjang.
Keberhasilan perkutut ternakan PSN yang digantang pada nomor 37 berkat raihan bendera koncer pada babak pertama serta bendera tiga warna pada babak kedua, ketiga dan keempat. Diakhir acara, panitia mengucapkan banyak terima kasih dan permintaan ma’af jika ada hal-hal yang kurang berkenan.