Perkutut
Kolaborasi Cak Goendul BF dan Chelsea BF, Proses Panjang Memoles Amunisi Mencapai Puncak Podium dari Kelas Piyik Hanging Sampai Piyik Yunior, Target Selanjutnya Sukses di Kelas Dewasa

Sukses menuju puncak prestasi memang tidak mudah untuk diraih. Butuh proses yang harus dilalui sehingga bisa mencapai titik dimana posisi tersebut menjadi harapan dan cita-cita. Dan seharusnya proses menuju hasil akhir yang menjadi target wajib dilalui, sehingga ada rasa puas dan bangga ketika bisa melakukan.

Cak Goendul BF Kung mania asal Surabaya yang tergabung dalam Tim Chelsea & Cak Goendul Surabaya mengaku mengalami proses tersebut. Popularitasnya kini semakin memuncak pasca kemenangan demi kemenangan diraih. Setiap kalin turun konkurs, amunisi yang dibawa selalu berhasil membawa pulang trophy juara.
Podium paling depan dalam daftar kejuaraan seakan menjadi langganan miliknya. Meski diakui bahwa prestasi yang kini sedang gencar menjadi milik Tim Chelsea & Cak Goendul Surabaya masih dalam level di kelas menengah , namun setidaknya Cak Goendul mengaku puas merasakan semua itu.

Proses yang dilalui berawal dari bawah atau nol. Mengawali tarung dari kelas perkutut usia muda yakni Piyik Hanging, Cak Goendul dan Team berupaya untuk menjadikan amunisi ring Cak Goendul BF dan Chelsea BF andalannya berhasil menerobos palang penjagaan lawan. Prestasi dengan raihan podium pertama menjadi langganan.

Beberapa pertarungan selalu berhasil membawa pulang juara pertama. Bukan saja tarung di satu daerah, tetapi Tim Chelsea & Cak Goendul berhasil membuktikan diri bisa tampil dominan di berbagai daerah, mulai dari Pulau Madura, Tanah Jawa sampai Pulau Dewata Bali.Dalam laga di Bangkalan Madura, Cak Goendul sempat menjadi bintang lapangan atas raihan prestasi yang didapat. Liga Hanging Bangkalan,
Cak Goendul sukses mempertontonkan kualitas sang orbitan, berhasil membungkam produk tuan rumah. “Alhamdulillah burung saya sering dapat juara 1 di Bangkalan lewat Liga Hanging dan kegiatan lain, ” terang Cak Goendul. Selain Bangkalan daerah lain di Madura juga sempat menjadi ajang menjajal kualitas sang orbitan dan hasilnya juga tidak mengecewakan.

Salah satu amunisi yang berhasil mendongkrak popularitasnya adalah Tiara Cinta, perkutut ternakan Cak Goendul Bird Farm. Ditengah prestasi yang berhasil diraih, Cak Goendul mengaku ada yang mengecilkan usaha tersebut. Disampaikan bahwa prestasi di kelas hanging bukanlah hal yang membanggakan karena perkutut usia muda, tidak butuh usaha dalam melakukan rawatan.

“Ada saja yang tidak senang dengan apa yang saya dapatkan, tapi saya tidak pernah memberikan respon, bagi saya itu adalah sesuatu yang wajar, pasti ada yang senang dan tidak, ” ungkap Cak Goendul. Baginya yang paling penting adalah bagaimana melanjutkannya upaya tersebut agar orbitan bisa terus meraih prestasi tanpa perlu memikirkan apa yang dilakukan orang lain.
Terus mengasah kemampuan adalah rutinitas yang dilakukan. Sampai akhirnya prestasi yang didapat semakin melambungkan nama Tim Chelsea & Cak Goendul sebagai kung mania yang sarat dengan kemenangan. Setelah dirasa sudah cukup mematangkan upaya merawat sekaligus mengorbitkan amunisi di kelas Piyik Hanging, Cak Goendul mulai melirik untuk meningkatkan level.

Kelas Piyik Yunior menjadi incaran berikutnya. Otak atik rawatan perkutut di usia yang berbeda menjadi tantangan baru. Pelan namun pasti, aktifitas merawat perkutut setengah kerek mulai dilakukan. Upaya yang dilakukan nampaknya membuahkan hasil. Beberapa orbitan berhasil mengimbangi permainan lawan.

Cak Goendul kembali berhasil menyakinkan orang-orang yang sempat meragukan kemampuannya dalam memoles perkutut hingga mampu membuat heboh di arena. Tiara Cinta masih menjadi andalan disamping amunisi lain. Eksistensi Tiara Cinta dari kandang CG – 11, menyadarkan bahwa kolaborasi antara kualitas sang orbitan dan tangan dingin Cak Goendul sukses mempersembahkan produk yang layak untuk diperhitungkan lawan.
Tiara Cinta membuktikan tidak hanya bisa merajai Kelas Piyik Hanging, namun bisa terus merangkak di podium terbaik Kelas Piyik Yunior. Beberapa prestasi Tiara Cinta juga bukan saja di satu daerah, namun setiap ajang berhasil membawa pulang trophy juara. Liga Perkutut Jawa Timur Putaran 1 bertajuk Majapahit Cup Mojokerto pada Sabtu dan Minggu, 27 – 28 April 2024, Tiara Cinta berhasil membawa pulang trophy juara kedua.

Liga Perkutut Jawa Timur Putaran 2 bertajuk Bupati Cup Situbondo, yang digelar pada Sabtu dan Minggu, 18 – 19 Mei 2024, Tiara Cinta berhasil menjadi yang terbaik ketujuh. Liga Perkutut Jawa Timur Putaran 3 dengan tema Pengda Surabaya Cup yang digelar pada Sabtu dan Minggu, 22 – 23 Juni 2024, Tiara Cinta berhasil lolos diurutan ke tiga.
Even yang tidak kalah hebohnya adalah saat tampil dalam gelaran Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Gading Cup Sumenep pada Minggu, 02 Juni 2024, Tiara Cinta sukses mempersembahkan podium pertama. Ketika itu Tiara Cinta harus menghadapi serangan 6 blok peserta yang ikut ambil bagian pada kelas Piyik Yunior (Setengah Kerek).

“Alhamdulillah, meski harus menempuh perjalanan jauh dan satu-satunya peserta yang hadir dari Surabaya, saya bisa membawa pulang juara pertama,” sambung Cak Goendul. Melengkapi koleksi juara pertama berikutnya adalah saatnya tampil dalam gelaran Liga Hanging Bangkalan Putaran 4 yang digelar pada Rabu, 05 Juni 2024, Tiara Cinta lagi-lagi ditetapkan sebagai peraih podium pertama.
“Inilah proses yang sudah saya lalui, memang panjang dan butuh waktu yang tidak sebentar dan instan. Terus terang saya menikmatinya karena itulah proses yang harus terjadi, karena proses yg baik tak akan mengingkari janji,” kata Cak Goendul lagi.
