Perkutut
Kades Maskuning Purwadi dan Kades Mangli Ahmad Haryono Bondowoso, Kuras Habis Produk Ternak JBM Malang

Petinggi Purwadi Kades Maskuning pemilik Bianglala JBM dan Kades Mangli Pujer Bondowoso pemilik Ranting Cemara JBM mengutus H.Hari Ketua juri Bondowoso bersama Ketua Pengda Bondowoso yakni Kacong dan rombongan, Senin 28 Februari 202, sekitar jam 07.00 pagi mendatangi markas JBM Malang.

Kedatangan mereka sempat membuat kaget Abah Faisol Syafiie karena tidak memberitau sebelumnya. Saat sampai disana, rombongan melihat suasana markas JBM tidak ada burung yang siap untuk dibidik, akhirnya meminta ijin ke Abah Faisol Syafiie untuk masuk ke ruangan kandang ternak.
Abah Faisol Syafiie mengijinkan masuk. Lebih kurang 45 menit dampai 1 jam, berada di dalam ruangan kandang ternak. Saat keluar dari tempat tersebut dan kembali ke ruang dimana biasanya Abah Faisol Syafiie menerima tamu, utusan kedua tokoh dan petinggi di Bondowoso ini dengan bahasa singkat langsung mengutarakan maksud dan tujuan.

Utusan tersebut langsung bilang dengan bahasa singkat, minta maaf pada Abah Faisol jika diijinkan oleh Abah, anak-anak burung yang sudah berumur 45 hari dan yang masih baru di pasang ring sekitar dua puluh ekor, mau diambil semua, totalnya 60 ekor burung. Berhubung yang 20 ekor produk JBM masih baru pasang ring, maka Abah Faisol bilang jangan.
“Bukan Abah melarang mereka bawa burung, tapi kalau yang baru pasang ring/gelang, dibawa, resikonya khawatir mati sat perjalanan ke Bondowoso,” terang Abah Faisol Syafiie. Jadi hanya 40 ekor saja yang baru bisa dilepas. dari jumlah tersebut, belum tahu seperti apa bunyinya dan bagaimana kedepannya.

Namun yang pasti dari jumlah itu terdapat cucu Netral, ada adik Ranting Cemara, ada adik Normal, adik Longsor, adik Mustika. Ketika Abah Faisol tanya kenapa mereka berani boyong, mereka menjawab bahwa semua burung-burung di Bondowoso bergelang JBM mampu berbicara di lapangan.
Contohnya Ranting Cemara JBM milik Ahmad Haryono yang baru beli dengan harga Rp 40 Juta, langsung juara1 dua kali, termasuk di Klatakan juga meraih juara1, sehingga meraka optimis sekali untuk membangun kandang ternak. Kades Mangli saat ini sudah membangun kandang dengan jumlah 21, semua indukan 100 persen dari JBM.

Rencananya akan menambah lagi jumlah kandang dan indukan juga dari JBM. Begitu pula dengan Kades Maskuning Purwadi setelah mentake over Bianglala sebesar Rp 30 juta, juga langsung memesan indukan untuk 21 kandang dari JBM 200 persen. Menurut mereka rencana kedepan, masing-masing akan membangun sekitar 50 kandang ternak.
Alasan mereka memboyong produk ternak JBM karena selama ini banyak produknya yang moncer di lapangan dengan prestasi apik. Contohnya Caisar ring JBM, Gagak Rimang ring JBM, Macan Asia ring JBM, Macan Bondowoso ring JBM, Normal ring JBM, Kopiko ring JBM, Relaxa JBM, Buju ring JBM, Ranting Cemara ring JBM, Bianglala ring JBM dan banyak lagi yang lainnya.

“Saya minta sama Abah Faisol Syafiie siapkan 50 pasang lagi,begitu belajar makan sendiri, langsung di ambil ke JBM. Yang 40 burung ini dulu karena sama-sama gak tau bunyinya, saya nyiapin uang Rp 100 juta. Saya minta ke ikhlasan Abah Faisol Syafiie, yang bisa ke lapangan saya lombakan, yang kurang saya masukkan kandang,” ungkap dua petinggi di Bondowoso ini.
Saat itu Abah Faisol hanya menjawab terserahlah dengan ciri khasnya. “Saya kenal dengan Abah Faisol ini tidak tertukar dengan uang, sudah berpuluh-puluh tahun yang pingin kenal dengan beliau, baru satu bulan ini. Alhmdulillah Abah Faisol Syafiie saya anggap orang tua sendiri sekaligus sebagai guru,” sambung mereka lagi.

Masih menurut mereka, Abah Faisol Syafiie ini bukan tipe orang-orang yang maunya sendiri dan minta dipuji. “Abah Faisol Syafiie ini selalu merendahkan diri, sopan menghadapi siapapun, bicara apa adanya walaupun difitnah tidak pernah balas dan tak pernah menjelek-jelekkan orang lain, walau sebagian orang membencinya. Beliau balas dengan ucapan Alhmdulillah dengan penuh senyum,” kata mereka.
Kalau orang diberi nikmat oleh Allah pasti banyak yang hasud. Kacong, Ketua Pengda Bondowoso, sampai Tanya ke Abah Faisol kenapa gak pernah ngangkat suara yang isinya menjawab ocehan orang. Malahan Abah menjawab Alhmdulillah sudah difitnah besar-besaran. “Alhmdulillah saya yang difitnah yang dijellekkan untung besar karena ibadahnya orang hasud ini 80 tahun dikasikan ke saya,” ungkap Abah Faisol.

Sebaliknya dosa saya 80 tahun juga ditambahkan ke orang yang membenci dan yang hasud. Jangan sampai hasud kepada siapapun karena orang yang hasud itu matinya tidak membawa amal baik sama sekali. Nabi sudah menegaskan tentang hasud ibaratkan kayu bakar di satu gudang besar, lalu ke bakar satu kayu terus menjalar ke yang lain sampai habis.
Mendengar tausiyah tersebut tamu-tamu semua nangis.”Makanya saya gak pernah balas, cuman istigfar kepada Allah SWT, mohon perlindungan, ketabahan dan kesabaran karena kita sebntar lagi pasti mati meninggalkan duni fana ini dan menuju akherat yang kekal abadi,” kata Abah Faisol lagi.
