Perkutut
Jackman Bird Farm Sidoarjo, Jumlah Kandang Terbatas Demi Memaksimalkan Kualitas Anakan, Deretan Produk Unggulan Jadi Bukti Suksesnya
Mencetak produk unggulan, tentu menjadi target setiap peternak. Beragam metode dilakukan agar hasil akhir sesuai harapan. Jackman Bird Farm Sidoarjo menjadi salah satunya. Farm milik Lukman Kustriandi, mencoba berinovasi dengan cara sendiri yang di yakini bisa meraih target tersebut. Salah satu yang dilakukan adalah dengan membatasi jumlah kandang.
“Saat ini saya hanya punya 10 kandang ternak, pertimbangan saya adalah agar bisa terpantau maksimal dan tidak ada yang terlewatkan,” terang Lukman Kustriandi. Minimnya jumlah kandang adalah bentuk keputusan untuk mencetak produk berkualitas dan bukan sebaliknya produk dengan jumlah banyak tanpa ada kualitas.
“Target saya adalah mencetak anakan yang kualitasnya ada di atas indukan. Karena jika itu terwujud berarti saya menjadi peternak yang sukses,” sambung Lukman. Sha Sha Diva menjadi pilihan indukan yang saat ini mendominasi tinggal di kandang Jakcman. “Saya pakai indukan Sha Sha Diva trah lama di bawah tahun 2020. Indukan ini saya olah dengan harapan bisa menghasilkan anakan sesuai harapan,” kata Lukman lagi.
Berbekal kenyakinan yang kuat, Lukman terus mengolah indukan yang dimiliki. Indukan yang presisi menjadi salah satu syarat bagi Lukman untuk bisa menghadirkan anakan berkualitas. Bongkar pasang indukan menjadi rutinitas yang dialami. Maka wajar jika perkutut bergelang Jackman tidak banyak lahir.
Setiap kali indukan melahirkan anakan pertama, jika ternyata hasil yang didapat, tidak sesuai keinginan, maka indukan tersebut akan langsung mengalami perombakan. “Saya kalau bongkar indukan karena anaknya tidak sesuai, biasanya tanpa menunggu kualitas anakan yang kedua, ketiga, keempat atau selanjutnya, jika anakan pertama kurang pas ke saya, maka langsung bongkar indukan,” ungkap Lukman.
Kenyataan itulah yang membuat Jakcman tidak banyak mencetak anakan. Bagi Lukman, biar lama mencetak produk asalkan hasil yang di dapat bagus, tidaklah masalah. Apa yang dilakukan memang menuntut ketelatenan dan kesabaran. Namun, dibalik itu semua, kini Jackman sukses mencetak produk unggulan yang terbukti moncer di lapangan dan kualitas diakui banyak kung mania.
Dari kandang Jakcman 2 (CMM x Sha Sha) muncul produk bernama Black Magic. Begitu juga kandang Jackman 3 (TMC x Sha Sha), hadir perkutut bernama Jackpot, di kandang Jackman 4 (Sha Sha Paus x Sha Sha Makassar) menghasilkan anakan bernama Mega Mendung yang sukses meraih podium pertama Kelas Piyik Yunior dalam gelaran di Ponorogo.
Ada juga kandang Jackman 7 (Sha Sha VIP 25 x Sha Sha VIP 06) keluar produk unggulan bernama Joker. Prestasinya pernah dibukukan dalam beberapa gelaran di Jawa Timur. Ada lagi kandang Jackman 9 (Sha Sha VIP 28 x Sha Sha Pattaya), produknya langsung diboyong kung mania Jakarta karena diakui memiliki masa depan bagus.
Selama ini Lukman mengaku selalu memposting produk ternaknya melalui media sosial dan tidak sedikit yang memberikan apresiasi bagus. Langkah inilah yang menjadi salah satu jalan bahwa produk Jackman diketahui banyak kung mania. Tidak sedikit dari mereka yang langsung menhubungi untuk memastikan apakah produk tersebut dilepas atau tidak.
“Terus terang, produksi saya untuk saat ini memang terbatas, kondisi ini diperparah lagi dengan permintaan kung mania, makanya saya tidak pernah menyimpan stok perkutut,” tutur kung mania yang juga pengusaha sukses. Wajar jika di kandang Jakcman jarang ditemui stok perkutut, baik dalam jumlah banyak apalagi perkutut yang sudah usia.
Menurut Lukman, usia piyik kadang sudah diambil orang. Tidak jarang pula produk yang diposting lewat media social, biasanya sudah ada yang punya. Lukman melakukan itu demi menginformasikan perkembangan hasil produk Jackman Bird Farm miliknya yang dilakukan dengan upaya yang tidak sebentar.