Perkutut
H.Budi Santoso RK Sidoarjo Sang Pendatang Baru, Mengalir Tekuni Hobi Tanpa Pasang Target Juara, Hasilnya Sukses Raih Podium Ketiga Piyik Hanging LP-Jatim 2023
Liga Perkutut Jawa Timur 2023, telah usai tergelar. Penganugerahan para jawara yang bertarung di Kelas Dewasa Senior, Dewasa Yunior, Piyik Bebas, Piyik Yunior dan Piyik Hanging sudah diberikan dalam gelaran Piala Bupati Bangkalan, Sabtu dan Minggu, 16 – 17 Desember 2023.
Lapangan Amuse Bird Arena Tragah menjadi saksi betapa luar biasanya gelaran yang mampu menghadirkan peserta sekitar 1.117 ekor perkutut dari semua usia. Ekspresi bahagia dan bangga ditunjukkan pada penerima trophy juara, karena inilah moment bersejarah dalam perjalanan hobi perkutut yang mereka lakoni.
Tidak berlebihan jika mereka merayakan kemenangan ini dengan rasa yang tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Begitu juga yang dirasakan oleh H.Budi Santoso atau yang dikenal dengan nama Budi RK Sidoarjo. Kung mania yang tinggal di Pondok Mutiara Sidoarjo ini adalah kung mania yang berhasil masuk menjadi pemenang.
Tepatnya di Kelas Piyik Hanging pada urutan ketiga. Nama H. Budi RK (Rizky Kalady) Sidoarjo dinyatakan lolos sebagai peraih trophy kejuaraan setelah mengholeksi nilai poin sebanyak 360. Keberhasilan ini diakui, bukan menjadi target ketika memulai menekuni hobi perkutut sejak satu tahun yang lalu.
“Saya serius main perkutut dan turun ke lomba sejak setahun yang lalu. Ketika itu saya main hanya untuk menyalurkan hobi karena says senang dan hobi,” tutur H.Budi mengawali obrolan bersama mediaagrobur.com. Menjadi pemenang memang bukan pencapaian yang ingin diraih saat awal bermain perkutut.
Pertemuan dengan beberapa kung mania Besuki beberapa tahun lalu, menjadi awal kesibukan H.Budi Santoso mengenal lebih dekat dengan hobi perkutut. Diakui bahwa ketika itu hobi perkutut hanya sebatas main-main saja, namun sejak satu tahun lalu, keinginan untuk serius mulai muncul.
Terlebih menjelang masa pensiun, membuat H.Budi Santoso makin serius untuk menekuni hobi perkutut. “Satu setengah tahun lagi saya mau pensiun, makanya saya mulai cari kesibukan, perkutut menjadi pilihan. Saya mulai mengumpulkan perkutut untuk diternak, saat saya benar-benar pensiun,” ungkap pria yang bekerja di PLTU Paiton.
Perburuan dilakukan dan beberapa calon penghuni kandang ternak, mulai didapat. Sebelum menunggu masa pensiun itu datang, H.Budi Santoso iseng-iseng melombakan perkutut yang didapatnya. Mengingat perkutut hasil buruannya berusia masih muda, maka Kelas Piyik Hanging menjadi pilihannya.
Ternyata, burung tersebut berhasil meraih juara. Sejak saat itu, H.Budi Santoso mulai sering pergi ke lomba untuk memastikan bahwa perkutut hasil buruannya bisa digunakan untuk lomba dan bisa memberikan trophy penghargaan. Kenyataan itulah yang membuat pria asal Bantul Yogyakarta ini semakin intens untuk berburu perkutut.
“Awalnya cari burung untuk lomba tapi bisa dibuat basic atau materi/AC DC. Tujuan bisa buat lomba dan nantinya untuk ternak. Kalau ternak saja tanpa lomba, rasanya kurang asyik. Lagi pula kalau di lomba terus dan kalau tidak diternak, banyak yang tanya, anakannya gimana,” sambung H.Budi lagi.
Lebih lanjut disampaikan bahwa misi turun lomba, tidak pernah memasang target alias mengalir saja karena dianggap sebagai salah satu wujud dari menyalurkan hobi. Namun siapa sangka, ternyata setiap kali turun lomba, perkutut yang dibawa ke arena, mengakhiri penjurian sebagai pemenang.
Setiap kali turun lomba, H.Budi Santoso memang memilih Kelas Piyik Hanging meski ada juga Kelas Piyik Yunior yang menjadi pilihannya karena usia perkutut yang didapat, usianya masih muda. Dalam sekali lomba, perkutut yang dibawa ke arena bisa mencapai jumlah 5 sampai 6 ekor.
Misi turun lomba tanpa target inilah yang membuatnya eksis sebagai kung mania. Bahkan tidak jarang, hasil kurang memuaskan dialami. Ketika burung seharusnya bisa mendapatkan nilai lebih tinggi, namun karena tidak mendapatkan perhatian juri, maka peluang untuk bisa menaikkan posisi juara, belum bisa diwujudkan.
“Kalau soal tidak mendapatkan perhatian juri, saya pernah mengalami dan saya tidak pernah protes karena bagi saya itulah seni berlomba. Namun demikian, setiap kejadian seperti itu, haparan dan peluang saya untuk bisa juara lebih bagus, diganti dengan mendapatkan hadiah doorprize,” ungkap H.Budi Santoso lagi.
Pengalaman inilah yang menjadikannya sebagai salah satu warna dari proses menekuni hobi perkutut, menuju arena lomba dan merasakan sesuatu, baik yang sifatnya menyenangkan ataupun tidak. H.Budi Santoso mengaku pasrah dan selalu mengikuti kegiatan lomba perkutut tanpa pernah pasang target.