Connect with us

Perkutut

Kurela, Orbitan Suparman Blega Bangkalan Produk Tikno, Sukses Boyong Podium Tiga Piyik Hanging Kejurnas LPI XII Salatiga

Published

on

Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Kejurnas LPI XII Salatiga yang dihelat selama dua hari mulai Sabtu dan Minggu, 2 – 3 Desember 2023, menjadi kegiatan yang tidak akan mungkin terlupakan oleh Parman, mania asal Modung Bangkalan Madura. Even yang masuk agenda Liga Perkutut Indonesia ini memberikan kesan yang luar biasa.  

Suparman (kiri) sukses orbitkan Kurela produk Tikno ke konkurs level nasional

Perjuangan menuju Lapangan Pengda P3SI Salatiga yang berada di Jalan Yudistira No.27 Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti berakhir dengan memboyong trophy juara di podium ketiga Kelas Piyik Hanging berkat aksi Kurela, sang orbitan. Perkutut ternakan Tikno Blega Bangkalan ini berhasil membuat nama Suparman ikut terdongkrak.

“Alhamdulillan, saya berangkat menuju lomba LPI di Salatiga akhirnya bisa membawa pulang trophy juara. Sebuah hasil yang harus saya syukuri dan nikmati,” terang Parman. Diakui bahwa kemenangan tersebut memang di luar ekspektasi. Suparman mengaku bahwa kehadirannya bersama sang orbitan hanya untuk memastikan apakah Kurela masih bisa tampil atau tidak.

Sutikno pemilik Tikno BF Blega Bangkalan

Sebab selama dua even Liga Perkutut Nasional, perkutut yang lahir dari kandang Tikno B.4 belum pernah sekalipun mau mengeluarkan suaranya. “Kurela sudah dua kali saya turunkan di LPI Pasuruan dan Bali, tetapi belum mau bunyi. Makanya saya bawa ke Saltiga untuk memastikan apakah masih tetap bungkam atau tidak,” sambung Parman.

Meski berangkat tanpa target namun tetap berharap, siapa sangka Kurela berhasil membuatnya tersenyum lebar. Tampil pada nomor gantangan 145, perkutut yang lahir dari indukan jantan Sinar Pagi bersama betina JBN, mau mengeluarkan suaranya meski dikatakan belum maksimal dan penuh empat babak.

Menurut Parman, perkutut bergelang Tikno 786 hanya mau bunyi dua babak yakni babak pertama dan kedua dengan raihan bendera tiga warna, sedangkan untuk babak selanjutnya, burung ini tidak mau tampil lagi. “Andai burung ini mau bunyi maksimal dan bisa bertahan selama empat babak, mungkin hasilnya akan beda,” kata Parman lagi.

Sutikno didepan kandang ternak miliknya

Sutikno, sang pemilik ternak ketika dikonfirmasi mengakui mengenal betul karakter burung yang kini sudah berada di usia 4 bulan. “Saya paham betul burung ini, kalau mau tampil maksimal, maka bisa dapat bendera tiga warna hitam. Mungkin rawatan yang diberikan belum pas, sehingga penampilannya kurang mentok,” ungkap Sutikno.

Lebih lanjut disampaikan bahwa merawat burung ini harus sabar. “Saya sudah sampaikan ke Parman bahwa merawat burung harus sabat, telaten dan pelan-pelan,” imbuh Tikno lagi. Parman sendiri mengakui sudah melakukan upaya untuk bisa membuat Kurela bisa tampil di lapangan, namun rejeki belum didapat.

Suparman (depan kiri) saat bersama Team Cak Goendul Tia Chelsea

Namun setidaknya prestasi bisa menembus urutan tiga untuk gelaran berlevel nasional adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. “jelas saya bangga dan senang mendengar ada burung ternakan Tikno bisa meraih juara di lomba nasional. Ini kan semua adalah prestasi dan kualitas yang memang harus diakui,” ucap Tikno lagi.

Bahkan prediksi burung ini akan terus orbit dengan prestasi bagus sampai usia dewasa. “Saya yakin dan percaya, jika burung ini bisa pas dan tidak aneh-aneh dalam melakukan perawatan, maka prestasinya akan terus dicapai sampai usia dewasa. Semakin tua, kualitas burung ini akan semakin bagus lagi,” papar Tikno.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.