Connect with us

Profil

Anggana Bersatu Angkat Simbol Lembuswana Ingin Satukan Berbagai Kultur Budaya Melalui Lomba Burung

Published

on

Semenjak memutuskan Comeback ke dunia perburungan H. Indra Olong sejak awal bertekat ingin menyatukan kultur budaya yang ada di Anggana Kutai Kartanegara khususnya penghobi burung kicauan diberikan wadah melalui Anggana Bersatu. Keseriusan ini ditunjukkannya dengan aktif turun berlomba di Samarinda, Tenggarong sampai luar kota Sangatta Kutai timur, Balikpapan juga disambanginya.

“Karena saya juga salah satu penghobi burung ingin coba menyatukan Kicau Mania di Anggana melalui wadah Anggana Bersatu. Karena kita tahu di wilayah Anggana Kutai Kartanegara memang banyak para penghobi burung dengan latar belakang yang berbeda baik agama, suku dan budaya. Namun karena belum adanya wadah atau team maka keberadaannya dirasa kurang solid seperti yang dikatakan pepatah bila Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh,” tegas H. Indra Olong pada mediaagrobur.com.

H. INDRA OLONG DAN KELUARGA TERCINTA.

Untuk mewujudkan hal tersebut H. Indra Olong bersama tokoh – tokoh Kicau Mania Anggana sepakat  mengambil simbol Lembuswana sebagai logo Tim Anggana Bersatu karena menurutnya Lembuswana adalah makhluk mitologi yang berasal dari kisah rakyat Kutai, Kalimantan Timur dan Lembuswana sendiri adalah simbol kerajaan Kutai dan Kesultanan Kutai Kartanegara. Dan Lembuswana merupakan satwa yang ada dalam mitologi kuno rakyat Kutai yang dipercaya telah ada sejak zaman dahulu, kemudian menjadi lambang di zaman Kerajaan Hindu tertua Nusantara yaitu Kerajaan Kutai sampai dengan masa Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Kata Lembuswana sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Lembu yang berarti sapi dan Svarna yang berarti emas.

“Jadi ciri-ciri Lembuswana bisa digambarkan sebagai sosok lembu atau sapi dengan belalai, gading, sayap, kuku, dan taji. Kemudian memiliki kulit hijau, paras menakutkan, dan bersisik seperti naga juga bermahkota bagaikan seorang raja. Dalam cerita rakyat setempat, Lembuswana disebut sebagai penguasa Sungai Mahakam yang bersemayam di palung sungai. Patung yang menjadi ciri khas ini, sebenarnya adalah karya seniman Burma pada abad ke-19, tapi baru menghiasi pelataran kedaton Kutai Kartanegara sejak awal abad ke-20,” tutur H. Indra Olong ingin menceritakan kembali Kejayaan Kerajaan Kutai.

Ditambahkan pula bahwa Legenda seputar Lembuswana juga sering dikaitkan dengan kisah kelahiran Putri Karang Melenu yang bersama makhluk mitologis ini muncul dari dasar Sungai Mahakam tepat nya di Tepian Batu di pelantaran dermaga Desa Kutai Lama Kecamatan Anggana. Putri tersebut kemudian menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti Raja Petama dari Kerajaan Kutai Raja Pertama ini Lahir tepatnya di Gunung Go’ong atau di sebut Gunung Jahetan Layar yang terletak tidak jauh dari Tepian Batu di atas bukit pemukiman penduduk Desa Kutai Lama Kecamatan Anggana, dari pasangan tersebut melahirkan penerus dinasti raja-raja Kutai Kartanegara.

KETUA ANGGANA BERSATU H. INDRA OLONG INGIN SATUKAN KULTUR BUDAYA.

”Dalam mitosnya, Lembuswana adalah penjaga Sungai Mahakam dengan tubuh besar dan kuat seperti kerbau, tetapi memiliki kepala kuda dan tanduk panjang layaknya badak. Makhluk ini juga dilengkapi dengan sayap besar yang memungkinkannya terbang di atas Sungai Mahakam. Meskipun statusnya hanya dalam cerita rakyat, keberadaan Lembuswana tetap menjadi bagian penting dalam budaya Kalimantan Timur. Keyakinan bahwa Lembuswana benar-benar ada dan menjaga Sungai Mahakam masih terus dipersempit di antara masyarakat. Bagi warga Kutai, Lembuswana diyakini sebagai tunggangan Mulawarman, seorang raja Kutai sekitar 1.500 tahun lalu. Mirip dengan pandangan penganut Siwa di Nusantara, lembu dianggap sebagai kendaraan Dewa Siwa, mencerminkan keperkasaan dan kedaulatan seorang penguasa. makna dan simbolisme Lembuswana tetap menggambarkan pemimpin yang mulia yang seharusnya melindungi dan mengayomi rakyatnya,” tegasnya. 

Jadi intinya Anggana Bersatu ingin mengangkat simbol lambang Lembuswana dengan konsep-konsep luhur dalam sistem kepercayaan masyarakat Kutai. Yang juga melambangkan falsafah Paksi Liman Jonggo Yokso, menyatakan bahwa seseorang seharusnya memiliki sifat-sifat mulia sebagai pengayom rakyat. “Makna Logo Lembuswana di Team Anggana Bersatu adalah sebagai Simbolisme pemimpin yang sifat mulia dapat melindungi dan mengayomi. Dengan tujuan menggunakan simbol Lembuswana sudah bisa kami pastikan tujuan kami untuk menyatukan penghobi burung kicauan di mana pun yang terkhusus nya di wilayah Anggana. Dan Kami saling berkumpul menguatkan satu sama yang lain, membentuk solidaritas tanpa ada perbedaan di antara semua. Perkumpulan ini bukan sebatas dalam dunia perburungan saja juga sebagai ajang menjalin silaturahmi bersama penghobi burung kicauan,” tutup H. Indra Olong. /// bay

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.