Perkutut
Tongkrongan Perkutut Jelidro Surabaya, Tetap Eksis Meski Memanfaatkan Lahan Sempit dan Hanya Miliki Satu Blok Gantangan Hanging

Dua tahun sudah Tongkrongan Perkutut Jelidro Surabaya hadir. Sekilas memang tidak ada yang menarik dari lokasi ini. Letaknya menempati lorong kecil yang merupakan akses keluar masuk sebuah rumah milik warga. Tongkrongan Perkutut Jelidro ini juga tidak banyak menampung perkutut.

Hanya ada sekitar enam tiang kerekan dan 52 gantangan untuk piyik hanging. Lokasi ini menjadi titik kumpul kung mania yang berada di daerah Sambikerep Surabaya. Gantang bareng menjadi agenda rutin yang mereka gelar dan hanya membuka kelas Piyik Hanging saja dengan mendatangkan juri untuk menilai burung milik peserta.
Windiarto, salah satu pencetus ide lokasi ini mengaku, bahwa Tongkrongan Perkutut Jelidro muncul secara spontanitas. Oktober 2022 lalu beberapa kung mania yakni H.Hartoko Gending Boga BF, Windiarto, Syaifudin, Holik dan Sugiarto cangkruk bareng di kediaman Syaifudin yang menjadi lokasi.

Terbersit bagaimana mereka bisa terus menyalurkan hobi tanpa kesulitan dalam mencari lokasi. “Saat kami nongkrong bareng, terbersit keinginan ketika kami ngerek, ada yang menilai, akhirnya kami sepakat untuk memulai kegiatan di pekarangan milik Pak Udin,” terang Windiarto. Beberapa fasilitas yang dibutuhkan seperti nomor, gantangan, bendera dan tempat menancapkan bendera di upayakan.

Agar kegiatan ini bisa lebih banyak, mereka menggaet peserta yang rata-rata adalah pemula. “Rata-rata anggota disini adalah peternak kecil dan pemain pemula yang belum percaya diri berlomba ke luar, lewat kegiatan ini kami berharap mereka bisa memulai langkah awal sehingga bisa jadi baru loncatan menuju jenjang berikutnya,” papar pemilik Gending Boga Bird Farm.
Lebih lanjut disampaikan bahwa lokasi tersebut menjadi tempat pendidikan untuk membentuk keberanian dan percaya diri para pemula. Meski lokasi tersebut seringkali menolak peserta karena keterbatasan gantangan ketika akan menggelar kegiatan, namun upaya untuk menambah jumlah nomor tidak mungkin bisa dilakukan.

Karena yang pasti lahan sudah tidak memungkinkan untuk menambah jumlah nomor apalagi blok. Syaifudin pemilik lahan mengaku sengaja mempersilahkan tanah miliknya untuk ditempat sebagai lokasinya gantangan dengan tujuan agar hobi perkutut bisa tetap eksis. “Saya berharap dengan lokasi yang terbilang kecil dan terbatas ini bisa menghidupkan hobi perkutut khususnya di Surabaya Barat, biar kecil yang penting guyub,” jelas Syaifudin.

Ditambahkan bahwa selama ini Syaifudin tidak pernah memasang bandrol terhadap lahan yang digunakan. “Saya ikhlas menyediakan tempat bagi teman-teman kung mania. Saya tidak pernah menghitung untung rugi, yang penting kung mania tetap eksis, jangan sampai hobi berakhir,” sambung Syaifudin.
