Connect with us

Perkutut

Melodi Bird Farm Surabaya, Anak Achilles Usia 3 Bulan Terbang ke Gus Fendik Purwodadi Pasuruan, Nilai Transaksi Rp 15 Juta

Published

on

Lama tidak ada beritanya, Slamet tiba-tiba menginformasikan bahwa salah satu produk ternaknya resmi menjadi milik Gus Fendik kung mania Purwodadi Pasuruan. “Alhamdulillah produk ternak saya laku ke Gus Fendik Pasuruan,” terang Slamet. Lebih lanjut disampaikan bahwa nilai transaksi yang disepakati sebesar Rp 15 juta.

Slamet (kanan) bersama orang pekercayaan Gus Fendik Pasuruan

Awalnya tidak ada keinginan untuk menjual perkutut bergelang Melodi 678, namun karena tidak ingin mengecewakan calon pembeli, akhirnya Slamet harus melepas produk yang sebenarnya ingin dijadikan andalan untuk turun lomba. “Saya jarang turun ke lapangan bukan karena sudah tidak main perkutut lagi, tapi karena tidak punya jago untuk dilombakan,” ungkap Slamet.

Selama ini produk Melodi Bird Farm miliknya, selalu laku keras ke beberapa kung mania, baik untuk dijadikan materi indukan ataupun burung lomba. Tidak adanya produk yang tersisa di kandang umbaran, membuatnya harus menunda dulu keinginan untuk terus melanjutkan misi ke arena konkurs.

Slamet, produk ternaknya kini makin laris manis

Rasa syukur disampaikan karena produk ternaknya masih diminati oleh kung mania. Sampai akhirnya niatan untuk kembali bertarung di lapangan muncul ketika ada produk bergelang Melodi 678. Sejak usia piyik burung ini terpantau cocok dan layak untuk masuk lapangan. Dari sanalah semangat Slamet kembali muncul untuk melanjutkan misi turun gunung.

Apalagi anakan tersebut masih mengalir trah Achilles, andalan Slamet yang selama ini selalu menembus urutan juara. “Saya dulu punya andalan bernama Achilles, prestasinya mulai piyik sampai dewasa. Selama saya turunkan ke arena lomba, selalu membawa pulang juara, baik untuk lomba LPJT ataupun LPI,” ungkap Slamet.

Produk Melodi BF menjadi langganan juara di arena

Anak dari Achilles inilah yang rencananya mau dipakai untuk amunisi baru. Ketika itu Slamet senang karena bisa kembali ke arena dengan membawa produk dari kandang ternak sendiri. Namun sayang, keberadaaan perkutut tersebut terendus oleh beberapa kung mania, salah satunya Gus Fendik.

Melalui orang kepercayaan Gus Fendik, perkutut Melodi dipantau untuk memastikan kualitas yang dimiliki. Slamet harus memberikan kesempatan kepada orang kepercayaan Gus Fendik untuk memantau langsung suaranya. Satu bulan produk pantau dilakukan, baik di lapangan lomba ataupun tempat latihan.

Juara menjadi sebuah kebanggaan bagi peternak dan juga pelomba

Beberapa hasil rekaman berupa video juga menjadi cara Slamet untuk memastikan bahwa burung yang dimiliknya layak untuk menjadi pilihan. Menurut Slamet tipikalnya mirip Achilles. Setelah melalui proses pantau, ternyata dari pihak Gus Fendik merasa cocok dengan produk tersebut dan langsung meminta Slamet untuk membuka harga.

“Awalnya saya enggan membuka harga karena memang tidak ingin saya lepas, rencana mau buat gaco, bahkan saya ditantang untuk membuka harga berapapun. Akhirnya saya buka harga Rp 15 juta dan tanpa ditawar langsung deal. Antara percaya dan tidak, anak Achilles ini harus tinggal di Purwodadi Pasuruan bersama Gus Fendik,” papar Slamet lagi.

Keberhasilan Melodi Bird Farm mencetak produk unggulan, tidak terlepas dari keputusan yang saat ini diambil. Slamet mengaku saat ini lebih fokus ke kandang ternak. Dari 42 petak kandang yang awalnya dimiliki, saat ini dikurangi menjadi 10 petak saja. Tujuannya adalah ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Keluarga Slamet Melodi BF selalu memberikan dukungan

Sepuluh pasang indukan tersebut sudah melalui seleksi ketat. Beberapa indukan lama yang bisa dipakai, tetap dipertahankan. Sedangkan yang sudah tidak bisa diambil keturunannya, maka dilempar ke pasar. Beberapa indukan baru dari farm-farm terkenal, menjadi penghuni kandang Melodi Bird Farm.

“Dengan jumlah kandang Melodi yang saat ini hanya 10, saya merasa bisa lebih maksimal dalam memantau perkembangannya, maka saya benar-benar ingin menajdikan Melodi Bird Farm sebagai ternak yang bisa menghasilkan produk bagus yang bisa menjadi alternatif kung mania untuk mendapatkan produk unggulan,” papar Slamet lagi.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.