Perkutut
Ladinil Jatirogo Bisa: Jadi Ajang Unyi Kualitas Jago Muda, Untuk Persiapan Menuju Piala Djos Jember

Agenda Latihan Dinilai (LaDinil) burung perkutut bertajuk “Jatirogo Bisa” yang dikemas oleh Sukri Purnomo, Holik bersama Pengurus Pengcam Antirogo dan Candijati serta disupport penuh oleh Candra AF. Pada hari Minggu 25 Mei 2025 di Lapangan Arisan Perkutut Antirogo, Jember.
Betul-betul ramai dan jadi ajang uji mental dan kualitas anggung bagi jago-jago perkutut muda. Sabagai persiapan untuk menuju Lomba Nasional “Piala Djos Jember” yang dihelat hari Sabtu & Minggu, 14-15 Juni 2025 di Lapangan “Golf Hendra Jaya Driving Range”.

Lihat saja, total 4 blok gantangan yang disiapakan panitia, terbagi 1 blok kelas Piyik Bebas, 1 blok kelas Piyik Yunior, 1 blok kelas Piyik Hanging A (umum) dan 1 blok kelas Piyik Hanging B (khusus pemula). Hanya menyisahkan beberapa lembar tiket saja di kelas Piyik Hanging.
“Saya atasnama panitia, mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang hadir. Karena tanpa dukungan dengan partisipasi Kung Mania, saya yakin ladinil ini tak mungkin bisa ramai seperti ini. Untuk itu sekali lagi saya mengucapkan terima kasih,” terang Holik, sebelum ladinil dimulai.

Sementara Alit Suhariyanto, selaku Ketua Juri Pengda Jember. Setiap kali ada gelaran lomba burung perkutut di Pengcam wilayah Pengda Jember. Selain selalu hadir, juga tak pernah lupa untuk menyampaikan aturan penilaian baku dari P3SI Pusat. Khususnya untuk kelas Piyik Bebas, Kelas Piyik Yunior dan kelas Piyik Hanging.
Seperti untuk kelas Piyik Bebas, setiap burung setelah mendapat koncer juri aturan bunyinya 2, 3, 4. Dimana kalau burung itu ingin naik kedua warna (nilai 43), harus bunyi dua kali berturut-turut dengan memenuhi keindahan suara. Kemudian untuk naik ketiga warna (nilai 43½) tanpa bendera hitam.

Burung tersebut harus berbunyi berturut-turut dengan memenuhi keindahan suara. Tapi bila tidak sampai bunyi tiga kali berturut-turut, hanya dua kali. Maka diberikan akan bendera hitam atau nilai 43¼, (dua warna hitam) dengan lebih dulu diacungkan kartu hitam. Dan di kelas Piyik Bebas tidak ada diskualifikasi.

Sedangkan untuk kelas Piyik Yunior ada dis, jika burung tersebut bunyi tiga berturut-turut tanpa jeda. Dan dis ini maksimal nilainya dua warna (43). Tapi aturan bunyi, jika setiap kali bunyi sudah memenuhi keindahan suara. Maka langsung diberi nilai dua warna, atau hitam, atau tiga warna dan seterusnya. Jadi tidak ada aturan bunyi 2, 3, 4.

Selanjutnya untuk kelas Piyik Hanging. Setiap kali bunyi itu ada nilainya, asalkan memenuhi keindahan suara. Namun aturan dis-nya untuk kelas ini, disamping tiga kali bunyi berturut-turut. Jika burung ini mbegkur, langsung di diskualifikasi dan diberi nilai maksimal 43.

Itulah aturan main yang sering disampaikan Alit Suhariyanto, khusus untuk tiga kelas tersebut. “Ya ini sangat penting bagi peserta, karena jika juri memberi bendera dis. Peserta sudah paham, tidak komplain kenapa burungnya di dis,” tegas Alit.
“Sedangkan aturan main untuk kelas Piyik Hanging A (umum) dan Piyik Hanging B (khusus pemula). Jika ada burung masuk kelas Hanging B yang nilainya 43½ (tiga warna). Maka burung tersebut tidak diikutkan kejuaraan, hanya sebagai kerhormatan saja. Dan dilomba selanjutnya, burung tersebut harus ikut kelas Hangin A,” tambah Alit.

Dan apa yang disampaikan oleh Ketua Juri Pengda Jember itu memang langsung ada manfaatnya. Terbukti, saat lomba dimulai dan berjalan dari babak ke babak (total 4 babak). Tercatat ada 1 burung di kelas Piyik Bebas, ada 3 burung di kelas Piyik Yunior dan ada 2 burung di kelas Piyik Hanging A yang kena diskualifaksi. Tapi kerena pemiliknya sudah paham, mereka pun menerima dan tidak protes.
Bahkan dengan adanya aturan ini, terlihat peserta makin paham semangat melatih jago perkutut mudanya di ladinil “Jatirogo Bisa”. Sebelum jago muda tersebut diturunkan di lomba Nasional “Piala Djos” Jember Bulan Juni besuk.

Pasalnya, selain mereka (peserta) sudah paham akan aturan main jika nanti jagonya turun di kelas Piyik Bebas, Piyik Yunior maupun kelas Piyik Hanging. Mereka juga sudah paham, akan kualitas jagonya, setelah Juri memberi nilai dari babak ke babak.
Dimana selanjutnya tim perumus menyusun daftar nominasi kejuaraan, sesuai total nilai yang tertinggi sampai yang terendah. Dan pengambilan jumlah burung yang masuk daftar nomiasi kejuaran, berdasarkan jumlah blok dimasing-masing kelas.

Dan berikut nama jago-jago perkutut muda yang dinilai layak masuk nominasi kejuaraan serta siap menjajal ketatnya persaingan di “Piala Djos Jember” nanti.
Untuk posisi Tiga besar di kelas Piyik Bebas. Posisi pertama, berhasil ditempati oleh Pesona, milik Ahyar dari Bondowoso. Setelah burung mendapat nilai 43¼, 43½, 43 dan 42½. Kemudian ada Shirohige andalan Candra AF Jember, dengan nilai 42½, 43¼, 43½ dan 43. Lalu ada nama Madona milik Made Mindrajaja Bali yang hanya kerja dua babak dengan nilai 43¼, 43½.

Selanjutnya yang masuk posisi Tiga besar di kelas Piyik Yunior. Posisi pertama ada nama Azzam Gren milik Holil dari Sumberbaru, setelah mendapat nilai 43¼, -, 43½ dan 43½. Dan dibelakangnya ada nama Parikesit andalan Hendra Jaya dengan nilai 43¼, 43, 43¼ dan 43. Serta ada Sair Berdarah milik M. Samsul Bondowoso dengan nilai 43¼, 43, – dan 42½.
Kemudian untuk kelas Piyik Hanging A (umum). Posisi Tiga besar ditempati oleh Anak Liar milik Juned dari Kalisat dengan nilai 43¼, 43½, 43½ dan 43. Lalu ada Zorro milik Candra AF Jember dengan nilai 43¼, 43½, 43 dan 43½, Dan ada Romantika milik Cak Sis dengan nilai 43¼, 43½, 43 dan 43½.

Dan berikutnya untu kelas Piyik Hanging B (pemula). Posisi Pertama berhasil direbut oleh Gaul milik H. Zuhri Sukowono dengan nilai 43¼, 43¼, 43¼ dan 43¼. Posisi Kedua ada Raja andalan Gus Nungky Sukowono dengan nilai 43¼, 43¼, 43¼ dan 43¼. Dan posisi Ketiga mampu direbut oleh Akar Pinang milik Dadang Arjasa dengan nilai 43¼, 43, 43¼ dan 43¼.
Itulah nama jago-jago Perkutut muda yang sukses masuk posisi Tiga besar di masing-masing kelas. Namun untuk mengetahui nama-nama jago Perkutut muda lainnya yang juga masuk nominasi kejuraan. Selengkapnya bisa di klik link Daftar Juara Ladinil Jatirogo Bisa di bawah ini. *agrobur.
