Connect with us

Perkutut

Halal Bihalal Cup 2 Banyuwangi: Aturan Penilain Ketat, Meduza, Dragon dan Predator Jadi Bintang Di Lapangan Metro Cummunity

Published

on

Halal Bihalal Cup 2 Banyuwangi

Meksi hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H sudah terlawatkan sekitar satu bulan lebih yang lalu. Namun hal ini tidak menyurutkan niat bagi Kungmania yang tergabung di Banyuwangi Metro Community (BMC). Buktinya, agenda lomba burung perkutut dengan tema “Halal Bihalal Cup 2”, sukses dilaksanakan hari Minggu, 25 Mei 2025 oleh BMC bersama Pengcam Kota.

Menurut penuturan Dafit Iskandar, salah motor perkutut muda BMC. Sesuai rencana awal, hajatan ini dikemas memang selain untuk saling ma’af mema’af’kan. Juga untuk ajang silaturahmi antar Kungmania.

H. MAHMUD RAUNG. Saat memberikan sambutan, mewakili Pengurus Pengda Banyuwangi.

“Ya intinya begitu, sebetulnya agenda ini direncanakan setelah lebaran kemarin. Namun kerena terbentur kesibukan teman-teman BMC, akhirnya tanggal pelaksanaan kita undur hari ini. Dan Alhamdulillah, berkat dukungan Pengda Banyuwangi serta teman-teman semua. Acara ini bisa terlaksana dengan baik dan lancar,” tutur Dafit.

EKO WINARNO (PERUMUS NASIONAL). Saat menyampaikan aturan bunyi untuk kelas piyik bebas, piyik yunior dan piyik hannging.

Dan apa yang disampaikan oleh Dafit memang benar. Lihat saja, dari total 4 blok gantangan yang disediakan panitia. Terbagi menjadi 1 blok kelas Piyik Bebas, 1 blok kelas Piyik Yunior dan 2 blok kelas Piyik Hanging, hanya menyisahkan beberapa tiang gantangan saja yang kosong.

BREEFING JURI. Untuk menyamakan presepsi dan atauran penilaian.

Hari itu, Lapangan Metro Community yang jadi tempat lomba. Selain ramai dibanjiri oleh Kungmania atau peserta yang hadir dari berbagai kota. Seperti dari Bondowoso, Situbondo, Denpasar-Bali serta dari seluruh pelosok kota Banyuwangi sendiri.

KRU BANYUWANGI METRO COMMUNITY. Sukses mengemas acara Halal Bihalal.

Lapangan yang jadi markasnya Kungmania BMC ini juga jadi pembuktian beberapa jago yang memang punya mental dan kualitas suara anggung mewah. Dan meski tim Juri melakukan aturan penilaian yang sangat ketat. Seperti yang disampaikan oleh Eko perumus Nasional sebelum lomba dimulai.

Dimana untuk kelas Piyik Bebas, setiap burung setelah mendapat koncer juri aturan bunyinya 2, 3, 4. Dan kalau ingin naik kedua warna (nilai 43), burung harus bunyi dua kali berturut-turut dengan memenuhi keindahan suara. Kemudian untuk naik ketiga warna (nilai 43½) langsung tanpa bendera hitam. Burung itu harus berbunyi berturut-turut dengan memenuhi keindahan suara.

JUARA KELAS PIYIK BEBAS. Saat foto bersama merayakan kemenangan.

Tapi bila tidak sampai bunyi tiga kali berturut-turut, hanya dua kali. Maka diberikan akan bendera hitam atau nilai 43¼, (dua warna hitam) yang lebih dulu diacungkan kartu hitam. Dan di kelas Piyik Bebas tidak ada diskualifikasi.

Sedangkan untuk kelas Piyik Yunior ada dis, untuk bunyi tiga berturut-turut tanpa jeda itu langsung di diskualifikasi. Dan dis ini maksimal nilainya dua warna (43). Untuk aturan bunyinya, setiap kali bunyi asalkan memenuhi keindahan suara. Itu langsung diberi nilai dua warna, hitam, tiga warna dan seterusnya.

Selanjutnya untuk kelas Piyik Hanging, Setiap kali bunyi itu ada nilainya, asalkan memenuhi keindahan suara. Namun aturan dis-nya untuk kelas ini, disamping tiga kali bunyi berturut-turut, juga ditambah mbegkur. Burung ini langsung di dis dan nilai maksimal 43.

JUARA KELAS PIYIK YUNIOR. Puas dengan kemasan panitia.

Rupanya ketatnya aturan panilaian yang dijalankan oleh Tim Juri, ternyata tidak menghalangi Tiga Nama Jago yang sukses menjadi “bintang” di Lapangan Metro Community. Setelah Tiga Jago tersebut mampu menunjukkan mental, kualitas anggung dan performa terbaiknya di empat babak penilaian.

Seperti di kelas Piyik Bebas, nada ama Meduza yang diusung oleh Rudi Afianto dari Situbondo. Jago muda hasil oplosan dari kadang R.Q BF Situbondo ini, mampu menunjukkan kualitas anggung dan performa terbaiknya di hadapan tim Juri yang bertugas.

Dengan mendominasi perolehan total nilai dari empat babak. Meduza memang layak menjadi “bintang” dan berhak membawa pulang Tropy Juara 1 di kelas Piyik Bebas ini. Sedangkan duet KDM dan Ronggolawe andalan Aang Muslimin yang jadi andalan tuan rumah. Harus bisa mengekor di belakang Meuza.

JUARA KELAS PIYIK HANGING. Merasa senang karena jagonya berhasil masuk juara.

Namun untuk kelas Piyik Yunior dan Piyik Hanging, giliran jago andalan tuan rumah yang sukses menjadi “bintang”. Dimana Dragon, burung bergelang Pattimura yang dikawal langsung oleh Wenling inilah yang mampu memboyong Tropy Juara 1 di kelas Piyik Yunior.

Begitu pula di kelas Piyik Hanging, Predator yang jadi andalan Wenling Banyuwangi. Juga mampu menunjukkan mental dan kualitas anggung mewahnya selama 4 babak penuh penilaian. Dan dengan mendominasi total perolehan nilai, tak keliru kalau Predator juga sukses menjadi “bintang” di kelas ini.

PERAIH DOORPRIZE UTAMA 1 EKOR KAMBING. Mengaku senang.

Itulah Tiga Nama Jago yang sukses menjadi “bintang” digelaran “Halal Bihalal Cup 2” Banyuwangi. Namun untuk melihat nama-nama Jago lainnya yang juga sukses masuk nominasi daftar kejuraan. Selengkapnya bisa di klik link Daftar Juara di bawah ini.

“Saya mewakili semua kru panitia dan tim Juri yang bertugas. Mengucapkan banyak terima kasih atas kepada semua yang hadir. Dan tak lupa panitia juga mohon ma’af, jika masih banyak kekurangan. Mudah-mudahan kita masih diberi kesempatan untuk bertemu di acara lomba berikutnya,” tutup Dafit diakhir acara. *agrobur.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.