Lomba
H Bagya Rachmadi di Bali Shanti Cup V: Kembalikan Marwah PBI Adalah Pelestarian

KETUA Umum Pelestari Burung Indonesia (PBI) H Bagya Rachmadi kini sudah memasuki periode ketiga memimpin organisasi tertua perburungan di Tanah Air. Periode ketiga ini adalah periode terakhir menahkodai PBI. Sebagai pimpinan organisasi pelestari burung yang berlatar belakang penghobi burung sejati, putra Yogyakarta ini ingin meninggalkan organisasi ini dalam kondisi kemapanan betul.
‘‘Artinya mengembalikan marwah PBI yang betul-betul kembali ke kitohnya. Bahwa PBI adalah pelestarian, konservasi yang utama. Sedangkan lomba itu bagian dari pengenalan produk dari hasil penangkaran,‘‘ terang H Bagya Rachmadi selepas memimpin rapat koordinasi dengan pengurus PBI Pengda Bali dan seluruh Ketua Pengcab Kabupaten/Kota PBI se-Bali, Sabtu, 27 Mei 2023 malam di Badung.

H Bagya lanjut menegaskan selama ini terjadi seperti kebalik-kebalik, lomba itu yang dianggap utama. Karena itu kita ingin mengembalikan lagi bahwa lomba itu hanya media mengenalkan hasil produk penangkaran atau hasil konservasi yang dilakukan penghobi atau peternak burung.
Ia mengungkapkan PBI sejak kelahirannya sudah melakukan gerakan untuk mendorong masyarakat perburungan untuk menangkarkan burung-burung lomba dan dalam tata kelola lomba PBI wajib membuka kelas penangkaran seperti kini telah memberlakukan kelas murai batu ring dan cucak rowo ring. Untuk tahun 2024 PBI juga bakal mewajibkan kelas kacer ring (hasil penangkaran). Selain itu PBI juga secara periodik di seluruh Cabang PBI di Indonesia melaksanakaan pelepasliaran burung-burung endemik seperti punglor merah yang telah dilakukan di Yogyakarta, Jabar, dan Bali.
Selain mengembalikan marwah PBI sebagai pelestari, H Bagya juga akan mengembalikan aturan-aturan dalam tata kelola lomba PBI yang sesungguhnya sudah bagus. ‘’Kita akan kembalikan aturan-aturan itu harus dilaksanakan. Di antaranya lomba tidak boleh teriak dan juri dengan korlap tidak boleh berkomunikasi selama penilaian,’’ terang H Bagya seraya menegaskan sistem juri tanpa komunikasi akan diberlakukan per 1 Juni 2023 ini. Sebelumnya sudah dilakukan ujicoba di beberapa lomba di Jawa dengan mendapat apresiasi dari kicau mania.
H Bagya menegaskan hak juri hanya tugasnya menilai. Untuk menghindari komunikasi, maka juri akan berotasi searah jarum jam sehingga di antara juri tidak ada ketemu. ‘’Yang kemarin di antara juri masih bisa ketemu-ketemu yang bisa dimanfaatkan untuk bisik-bisik titip nomor,’’ ujarnya.
Selain rotasi juri yang dipimpin korlap, juga akan memberlakukan bendera A dan B saja. Selama ini bendera C itu hanya untuk buangan. Dengan adanya bendera 38 (mentok) yang terbanyak itu yang A mutlak dan itu akan disaksikan oleh kicau mania. ‘’Dan ini yang kami harapkan bisa mengembalikan bahwa PBI betul-betul bisa dipercaya lagi,’’ ucapnya dan menambahkan bahwa PBI hanya kelas ring PBI yang hadiahnya 10 kali lipat. Sedangkan untuk kelas nonring hadiah minimal 6 kali lipat atau bisa 7, 8 dan seterusnya. Hal ini untuk tidak memberatkan penyelenggara lomba.
‘‘Saya berharap apa yang saya canangkan di periode ketiga tanpa didukung oleh fungsional kita tidak akan berhasil. Saya butuh lonjakan yang luar biasa di periode ketiga betul-betul bisa menjalankan sesuai yang kita sepakati. Artinya lomba yang betul-betul tanpa komunikasi,‘‘ pungkasnya.
Rapat koordinasi Ketum PBI dengan Pengda dan Pengcab Kabupaten/Kota se-Bali dihadiri Dewan Pengawas PBI Pusat Hartono, Ketua Bidang Keorganisasian dan Pengendali Lomba PBI Dwijalu, Pengurus Pengda PBI Bali, Ketua Pengcab PBI Denpasar D’Yan Samurai, Ketua Pengcab PBI Badung Nyoman Sumanata, Ketua Pengcab PBI Tabanan Wayan Phillip, Ketua Pengcab PBI Jembrana, Pengcab PBI Bangli dan Gianyar. (gde)
