Connect with us

Perkutut

Yamama Bird Farm Bangkalan, Pendatang Baru yang Sukses Orbitkan Piyik Berprestasi, Target Lanjutan Bisa Lahirkan Produk Kelas Kerekan

Published

on

Agustus 2020 lalu Yamama Bird Farm Bangkalan resmi berdiri. Abdul Muqsith atau yang akrab dipanggil Ra Muqsith mengaku langkah tersebut diambil sebagai bentuk keinginan untuk menambah kesibukan di waktu kosong. Aktifitasnya di Pondok Pesantren Al Qolam yang berada di Jalan Jukong no.02 Kebun Lompang Labang Bangkalan sepertinya tidak terlalu menguras waktu, sehingga ada banyak waktu tak terpakai.

Ra Muqsith (kanan) pemilik Yamama Bird Farm Bangkalan

“Aktifitas saya di Pondok dimulai dari pagi sampai jam 09.30 wib, setelah itu lebih banyak waktu nganggur, makanya saya cari kesibukan lain dan ternak perkutut jadi pilihan saya,” terang Ra Muqsith. Karena baru belajar, tidak banyak kandang ternak yang dibuat. Ketika itu hanya empat petak kandang berdiri tegak dikediaman yang berada di lingkungan pondok.

Seiring perjalanan waktu, ketika ternak tersebut dinilai mengasyikkan, Ra Muqsith terus menambah jumlah kandang sampai akhirnya berjumlah 14 petak. Sebenarnya jumlah keseluhan ternak Yamama total ada 26 petak, namun sebagian berada di luar pondok, tepatnya tersebar di beberapa rumah warga sekitar pondok.

Ra Muqsith targetkan Yamama cetak produk Kelas Kerekan

Sebagai pendatang baru, tidak banyak yang bisa dilakukan Ra Muqsith ketika itu. Ternak tetap jalan dan sesekali berkunjung ke arena lomba untuk mengetahui bagaimana situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Kunjungan pertama, kedua dan beberapa kunjungan lainnya, akhirnya menjadikan Ra Muqsith semakin tertarik untuk masuk.

Keinginan untuk menikmati dan merasakan sensasi berlomba, akhirnya membuat Ra Muqsith berburu perkutut yang bisa dibawa ke lapangan. Irama Bird Farm Bangkalan menjadi jujukan untuk mendapatkan perkutut incaran. Beberapa produk bergelang Irama didapat, kemudian diorbitkan, salah satunya adalah Libanon.

Pantau kandang ternak menjadi rutinitas yang dilakukan setiap hari

“Orbitan saya pertama kali adalah Libanon, perkutut ternakan Irama Bangkalan milik Mas Cipto. Prestasinya selalu dapat juara,” jelas Ra Muqsith lagi. Produk lain ternakan Irama yang berhasil orbit adalah Goyang Madura. Cahaya ternakan MHF Aocah Bangkalan, juga menjadi amunisi Ra Muqsith saat turun lomba.

Seiring perjalanan waktu, ketika keinginan untuk mengorbitkan produk sendiri, akhirnya orbitan tersebut, resmi masuk kandang. Libanon adalah indukan yang berhasil menghasilkan produk bergelang Yamama dengan prestasi membanggakan. Sebut saja Restu, Selat Madura dan Error 404.

Perjalanan singkat Yamama dalam melahirkan produk unggulan

“Libanon memang punya kelebihan pada mental lapangan yang luar biasa, anak-anakannya menurunkan bakat tersebut, sehingga selalu juara saat saya lombakan,” ungkap Ra Muqsith lagi. Namun demikian prestasi yang dibukukan dari produk sendiri, masih terbatas pada kelas Piyik Hanging.

Setidaknya Yamama dengan jangka waktu pendek, mampu melahirkan produk unggulan yang terbukti berprestasi di lapangan. Kenyataan itulah yang membuat Ra Muqsith semakin semangat untuk meningkatkan mutu dan kualitas indukan sehingga mampu mendongkrak prestasi hasil ternak.

Minim produk sisa meski tidak pernah jual hasil ternak

Keinginan tersebut ternyata menjadi sebuah kenyataan. Yamama Bird Farm langsung mendapatkan support dari H.Rudy Akasa Surabaya dan Ir.R.Moh.Mahmud CTP Bangkalan. Tak tanggung-tanggung, kandang ternak yang berjumlah 14 petak langsung penuh dengan hadirnya indukan dari mereka.

“Alhamdulillah saya banyak mendapatkan support gratis dari H.Rudy Akasa Surabaya sebanyak 5 pasang plus 4 ekor dan Ra Mahmud CTP Bangkalan indukan 4 pasang. Saat ini indukan tersebut sudah masuk kandang dan sudah produksi, namun usianya masih piyik dan dalam proses pantau. Mudah-mudahan sesuai harapan,” sambung Ra Muqsith.

Koleksi kitir dari peternak yang menjadi indukan di kandang Yamama

Lebih lanjut disampaikan bahwa indukan-indukan tersebut merupakan produk dari trah andalan dan langsung dipilihkan oleh H.Rudy Akasa dan Ir.R.Moh.Mahmud. Sebuah support yang tidak main-main diberikan oleh kedua kung mania untuk menjadikan Yamama sebagai farm yang sukses menghadirkan produk unggulan.

“Saya mengucapkan banyak terima masih kepada H.Rudy Akasa dan Ra Mahmud CTP yang telah banyak membantu saya dalam mewujudkan keinginan untuk menjadi peternak yang bisa menghasilkan anakan berkualitas. Mudah-mudahan apa yang mereka dan saya lakukan tidak sia-sia,” harap Ra Muqsith.

Kisah menarik yang bisa dipetik dari Yamama Bird Farm Bangkalan ini adalah meski Ra Muqsith mengaku tidak pernah menjual produk anakan, namun tidak nampak produk ternak dalam jumlah besar yang berada di kandang umbaran. Kalaupun ada, tetapi jumlahnya sangat minim sekali.

Yamama Bird Farm Bangkalan berada di dalam Pondok Pesantren Al Qolam

“Selama ini saya tidak pernah jual burung, kebanyakan hasil ternak saya bagi-bagikan pada santri yang sudah keluar dan beberapa tetangga untuk diternak. Makanya saya jarang simpan burung dalam jumlah banyak,” tutur Ra Muqsith lagi. Kini, Yamama berharap bisa segera menghadirkan produk unggulan dengan formasi baru.

“Saat ini indukan dari 14 kandang ternak, baru semua dari kolaborasi indukan Yamama, Akasa dan CTP serta beberapa indukan lain yang pernah menjadi juara saat orbit beberapa tahun lalu, semua masuk kandang untuk menjadi indukan. Saatnya mengorbitkan burung di Kelas Kerekan,” sambung Ra Muqsith dengan nada optimis bisa mencetak produk unggulan.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.