Connect with us

Profil

Inilah Kisah Murai Batu Rintintin, Jawara Legendaris Yang Jadi The Rising Star Di Piala Raja 2008

Published

on

Murai Batu Rintintin Icham Jakarta
Om Icham pemilik Rintintin.

Masih segar dalam ingatan, 14 tahun silam ada murai batu jawara yang menghebohkan disebuah gelaran kolosal Piala Raja 2008 di Jogyakarta. Adalah Rintintin, yang namanya menjadi the rising star  ketika itu.  Berikut ini kisah perjalanan prestasinya dimasa itu.

Ditahun 2007 silam ada salah satu jawara murai batu yang mengawali debut prestasinya, yang kemudian namanya melegenda,  Rintintin. Kemunculannya  menghentakan murai mania dimasa itu. Prestasinya semakin mengkilap tatkala burung koleksi Om Icham  dari Jakarta ini bikin geger diajang Piala Raja 2008 dengan mendulang gelar juara 1,1 dan 3, nyaris memetik hattrick diajang paling bergengsi itu.

Seharga Xienia.

Sebuah pencapaian prestasi yang sangat luar biasa, karena bisa naik podium ditangga juara  pertama dilomba sekelas Piala Raja menjadi impian setiap kicaumania manapun. Rintintin  yang mewakili amunisi Jayakarta Team saat ini boleh dibilang jadi kuda hitam yang melesat diluar perhitungan.

Maklum saja, dia masuk diskuat tim oranye bersama sederet murai batu unggulan lainnya yang sebelumnya sudah lebih dulu punya nama besar.    Ketika itu, ajang tersebut merupakan debut perdananya diperhelatan lomba akbar yang diikuti burung-burung terbaik se-nusantara.

Meskipun sebagai new comer, tidak menciutkan nyalinya yang dengan prestasinya akhirnya Rintintin  turut mengantarkan Jayakarta Team meraih juara umum terbaik. Sejak itu prestasinya terus melesat disejumlah even-even penting, selain Piala Raja, juga gelaran nasional PBI lainnya seperti Valentine Cup, Kapolri Cup, Jakarta Open dan even bergengsi lainnya.

Memasuki tahun 2013, Rintintin akhirnya pindah tangan. Dipinang Om Feby, dengan mahar yang lumayan fantastis dimasa itu. Dipemilik barunya ini, kemudian Rintintin berganti nama menjadi X-Trail, burung ini juga yang turut melejitkan nama Feby sebagai jawara murai batu saat itu. Prestasi X-Trail semakin mengkilap dipemilik barunya ini.

Lantas berapa mahar yang diterimanya, mengingat prestasi Rintintin ketika itu sedang dipuncak karirnya? “Harganya lumayan, senilai mobil Xenia baru ditahun itu, sampai sekarang mobilnya masih ada,” kenangnya.

Sejatinya, selain Rintintin Om Icham juga masih punya amunisi lain ketika itu, masih dimurai batu ada The Kid, Party Doll, Sultan dan Max Kappa. Diluar murai batu dia juga ada gaco kacer terbaiknya, The Police dan Casanova keduanya satu angkatan dengan kacer legendaris dijaman itu, Pendekar Krakatau milik Sunarto. “Waktu itu Rintin dipegang Om Logo, sedangkan kacernya dipegang Om Harry Tomang. Yang lainnya saya yang megang,” ungkapnya.

Pasopati dikandang ternak.

Namun, pasca melepas semua burung-burungnya Om Icham sempat absen lama ke lapangan, sejak beberapa jagoanya pindah tangan. Selain Rintintin, gaco lainnya yang juga ditake-over ke pemain lain diantaranya The Kid ke Babeh Cucun B2C, Max Kappa ke Faisal, dan The Police ke H Ciut Kalimantan, sedangkan sisanya diboyong Om Trio Lampung.

Absen cukup lama ke gantangan lomba, dia lebih fokus main ayam aduan. Memasuki tahun 2020 Om Icham mulai bangkit lagi, masih tetap konsisten main didua jenis burung, murai batu dan kacer.

Kali ini dia tengah mengorbitkan gaco murai batu terbaiknya yang sudah berprestasi diantaranya, New Rintintin, Mahesa, Pasopati dan Oskadon. “Kecuali Pasopati, sekarang sedang kita ternakan, dan sudah berproduksi. Dikembangkan dengan betina anak Avatar Ring PBI Silver. Semua penangkaran ini atas bimbingan Om Trio PBI Lampung,” bebernya.

Dan, memasuki musim lomba tahun 2022 ini dia tengah menyiapkan New Rintintin untuk bisa kembali tampil seperti pendahulunya (Rintintin) kelevel lomba nasional. Sementara di jenis kacer dia juga mengorbitkan Ineke, Kombes dan Kenzo Junior.  *agrobur4.

Advertisement

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.