Perkutut
Yok Jing Pizzaro Surabaya, Terpukau Aksi Anak Emas Produk Grand, Sukses Bawa Pulang Trophy Juara Pertama Piala Pangdam V Brawijaya
Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Piala Pangdam V Brawijaya, membawa kebahagiaan tersendiri bagi Yok Jing, mania perkutut Surabaya. Berapa tidak, even akbar dan bergengsi yang diselenggarakan di Lapangan Makodam V Brawijaya Surabaya, meninggalkan kenangan manis.
Anak Emas, orbitan yang baru pertama kali muncul di lapangan, langsung menyabet podium pertama di Kelas Piyik Hanging. Meski tanpa pengalaman dan jam terbang yang cukup, perkutut ternakan Grand Master ini tak terpengaruh dengan serangan lawan yang sudah memiliki pengalaman tarung di even-evan sebelumnya.
Anak Emas yang lahir dari kandang Grand Master 6 A dengan formasi indukan jantan Palem SK.09 bersama betina Palem SK 26) berhasil mengalahkan sekitar 5 blok lawan yang turun pada kelas yang sama. “Anak Emas baru pertama kali ikut lomba, tapi saya bersyukur ternyata mau tampil dan mau bunyi di lapangan, bahkan bisa dapat juara pertama di Kelas Piyik Hanging,” jelas Yok Jing.
Keputusan Yok Jing untuk menurunkan Anak Emas pada gelaran level nasional ini memang bukan tanpa alasan. Beberapa sahabat dan rekan senior sesama kung mania, memberikan masukan bahwa burung ini mampu untuk diturunkan lomba sekelas nasional. Beberapa latihan yang diikuti, Anak Emas serasa siap untuk menghadapi serbuan lawan.
Sampai akhirnya Yok Jing memberanikan diri untuk mendaftarkan ya. Dan ternyata, sampai di lapangan, rasa penasaran Yok Jing untuk melihat performa sang orbitan makin tinggi. Saat menggantangpun Yok Jing masih saja belum bisa tenang. Maklumlah, ini adalah penampilan perdana sang orbitan yang baru saja di take over dari Grand Master Bird Farm Surabaya.
Babak pertama dimulai, Anak Emas langsung ngejos dengan ritme yang begitu tenang. Raihan bendera tiga warna, menjadi modal baginya untuk bisa menembus posisi terdepan dalam daftar kejuaraan. “Ternyata Anak Emas mau bunyi,” ungkap pria yang juga menekuni hobi merpati balap.
Babak kedua berlanjut, ternyata Anak Emas masih konsisten dengan penampilannya. Kembali bendera tiga warna berhasil diraih. Nah, saat turun minum, Tok Jing berharap Anak Emas bisa lebih dahsyat. Harapan itu, akhirnya menjadi kenyataan. Raihan bendera tiga warna hitam menjadi hasil yang didapat.
Yok Jing makin merasa bahwa Anak Emas ini memiliki peluang besar untuk bisa berada di barisan paling depan daftar kejuaraan. Kenyakinan tersebut makin besar ketika Anak Emas kembali meraih bendera tiga warna hitam di babak keempat. Sampai akhirnya saat pengumuman disampaikan, juara pertama Kelas Piyik Hanging dimenangkan oleh peserta dengan nomor gantangan 69.
Sontak kegembiraan Yok Jing dan kawan-kawan dari Team Grand terlihat di lapangan. “Ini adalah hari bahagia bagi saya karena Anak Emas bisa dapat juara pertama. Hasil yang harus saya syukuri,” sambung Yok Jing. Ditambahkan juga bahwa pilihannya selama ini ternyata tidak salah.
“Saya memang sering ambil burung di Grand karena memang bagus-bagus. Hari ini saya merasakan sendiri kualitas dari burung itu sendiri,” ungkap Yok Jing lagi. Kemenangan ini tentu menjadi sebuah berita luar biasa. Semangat Yok Jing untuk terus eksis di dunia yang baru dua tahun dilakoninya, akan semakin meningkat.
Pendatang baru yang sudah berhasil mencatatkan prestasi di gelaran selevel Liga Perkutut Indonesia, adalah sebuah moment yang tidak akan pernah terlupakan. “Mudah-mudahan prestasi demi prestasi bisa saya raih dengan hasil yang bagus, tentunya dengan produk dari Grand,” harapnya lagi.