Perkutut
WhiteHorse BF Sidoarjo, Sukses Lahirkan Nalendro Amunisi H.Abu Makassar Sul-Sel, Peraih Bendera Empat Warna, Produk Kandang Lain Siap Menyusul
Liga Perkutut Sulawesi Selatan 2024 Putaran Pertama yang berlangsung pada Minggu, 28 April 2024 mengingatkan kembali nama White Horse Bird Farm Sidoarjo. Pasalnya dalam liga yang menggunakan lapangan ex Terminal Toddopuli Sulawesi Selatan, produk White Horse (WH) berhasil membuat gempar seisi lapangan.
Peraih podium pertama di Kelas Dewasa Senior yakni Nalendro Amunisi H.Abu Makassar ternyata merupakan produk bergelang WH 541 (ring P3SI 631). Yang membuat nama Nalendro, H.Abu sang pemilik dan WH peternaknya menjadi viral adalah hasil yang didapat yakni mampu meraih bendera empat warna.
Pencapaian itu adalah untuk pertama kalinya terjadi sejak 1980-an. “Nalendro adalah perkutut pertama kalinya di Sulawesi Selatan yang mampu meraih bendera 4 warna. Terakhir kali ada burung yang berhasil meraih hasil sama pada tahun 1980-an,” terang Wisnu Wibowo Ketua Pengwil P3SI Sulawesi Selatan.
Keberhasilan Nalendro dalam mencapai puncak prestasi sebenarnya sudah dipredikasi sejak lama. Dikisahkan oleh Purnomo pemilik WH Bird Farm bahwa perkutut yang lahir dari kandang WH K.9 (Cristal DDD19.499 x Cristal AAA 19.385) saat usia 4 bulan sudah dipinang PakDhe No kung mania yang saat ini tinggal di Makassar.
“Sebelum dikirim ke Makassar, saya sempat mantau burung ini. Kualitasnya memang bagus,” jelas Purnomo. Pengakuan ini diperkuat oleh Pakdhe No. Saat burung yang lahir pada 04 Oktober 2020 ini sampai ditujuan, Pakdhe No mengatakan hal yang sama, burung ini masuk kategori burung mewah.
Singkat cerita, perkutut ini akhirnya resmi jadi milik H.Abu yang merupakan rekan sesama kung mania di Makassar. Beberapa tanding yang dilakoni, Nalendro selalu membuktikan sebagai jawara tanpa tanding. Podium pertama seakan sudah menjadi langganan. Namun performanya ketika itu hanya mentok di penilaian 3 warna hitam.
Purnomo menambahkan bahwa kualitas yang dimiliki keturunan dari kandang tersebut, memang tidak pernah meleset. Nalendro adalah anakan ketujuh, sedangkan anakan sebelumnya tidak pernah dilepas karena diproyeksikan untuk pengembangan materi kandang di WhiteHorse Bird Farm.
“Anakan pertama sampai keenam dari burung yang saat ini dimiliki H.Abu memang bagus-bagus, makanya tidak saya jual dan khusus untuk diternak,” sambung Purnomo. Sementara adik-adiknya sudah lepas ke beberapa peternak dan pelomba. “Terus terang anakan dari kandang WH K.9 ini baru pertama kali saya lepas yang sekarang ada di H.Abu Makassar,” kata Purnomo lagi.
Lebih lanjut disampaikan bahwa perjalanan Purnomo membangun White Horse Bird Farm tidak segampang membalikkan tangan. Awal membangun ternak, Purnomo mengaku mengalami hal yang tidak diinginkan. Hasil ternaknya ketika itu kurang maksimal. “Saat kondisi ternak saya kurang maksimal, saya berdoa minta sama Tuhan. Dalam doa itu saya ditunjukkan ke Asen Cristal.Bf,” ungkap Purnomo lagi.
Saat proses menuju kesana, ada pikiran yang mengganggu, jangan-jangan disana tidak dapat burung karena mahal. Sempat terbersit untuk membeli burung breng-brengan agar bisa dapat jumlah lebih banyak. Namun seketika muncul lagi petunjuk bahwa dari pada beli “kualitas dibawah standard” meski banyak, mending beli yang bagus sekalian, walau hanya dapat dua tiga ekor dng kwalitas lebih meyakinkan.
Perjalanan pun tiba di markas Cristal. Akhirnya pilihan jatuh ke kandang Cristal DDD dengan pertimbangan formasi kandang tidak pernah mengalami perubahan. Artinya bahwa dari kandang ini pastinya muncul produk unggulan.
Akhirnya booking sepasang kandang Cristal.DDD dan ternyata semua berjenis jantan yakni Cristal DDD 19.499 dan Cristal DDD 19.500. Sesuai Tujuan untuk menjadikan burung ini sebagai “Basicblood” dikandang WhiteHorse ada pemikiran untuk mencari betina buat pasangannya. Tidak disangka sangka, bertemu dengan Yogi, kung mania yang selama ini dikenal dekat dengan Asen Cristal dalam sebuah gelaran di JR Bird Farm Surabaya, menjadi awal ditemukannya calon betina.
“Saya ketemu Koh Yogi di JR BF Surabaya. Saat ngobrol-ngobrol saya ditawarin indukan betina yang kayaknya cocok untuk saya pakai. Calon indukan tersebut adalah Cristal AAA 19.385,” tambah Purnomo lagi. Akhirnya Betina tersebut diambil untuk dipasangkan dng Cristal DDD 19.499, yang menghuni dikandang WH.K9 (Soko Guru)
Sedangkan indukan satunya yakni Cristal DDD 19.500 dijodohkan dengan betina Discovery DCV 200. K.OOO C. Kedua indukan ini tinggal di kandang WH Yerussalem Baru (YB) dan berhasil mencetak anakan bagus-bagus, salah satu anakkannya dijadikan indukan salah satunya WH.YB 951 dipasangkan dengan anak WH.K9 dikandang WH.333 yang anaknya sudah ditake over Nono Subarno BF Majalengka.
Selain itu Purnomo mengembangkan Cristal D999-19.880 berpasangan dengan Cristal. C3-19.749 ( satu darah dengan Atlas.BF K.333 Cristal. C3) yang menjadi produk unggulan, dimana trah ini dikembangkan dikandang WH 666 yang rata-rata keluar anak-anak bagus dan volumenya besar.
Secara kualitas anakannya memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Kini, White Horse Bird Farm yang berlokasi di Puri Surya Jaya Gedangan Sidoarjo makin yakin untuk terus mengembangkan ternakannya dan berharap anakan yang dihasilkan bisa memberikan kesenangan dan kebanggaan serta kepuasan.
“Dalam berternak perkutut memang tidak ada yang pandai, makanya saya terus belajar dan memahami bagaimana untuk bisa mencetak produk yang berkualitas.” sambung Purnomo lagi. Andaikata ada keluar anakan burung-bagus bagus dan ada yang kualitas 4 warna itu adalah “DILALAH” ( ngendi-ngendi soko ALLAH),” ungkap Purnomo lagi.