Perkutut
White Horse Bird Farm Sidoarjo, Buktikan Kualitas Produk Ternaknya Lewat Prestasi Sangkuriang
Pengalaman adalah guru yang berharga. Itulah secuil kalimat yang terlontar dari Purnomo Purwoko, owner White Horse Bird Farm Puri Surya Jaya Sidoarjo. Sukses yang diraih saat ini bukan diraih dengan mudah. Awal memulai sebagai peternak perkutut pada tahun 2015 silam, Purnomo mengaku mengalami kondisi yang tidak diharapkan.
“Biarlah masa lalu menjadi cerita belaka, yang terpenting sekarang saya bisa menikmati sebagai peternak perkutut dengan hasil yang menggembirakan. Semua ini berkat Tuhan,” jelas Purnomo. Kebanggaan dan kegembiraannya memang cukup beralasan. Pasalnya salah satu produk ternak White Horse sukses mencatat prestasi di konkurs nasional Liga Perkutut Indonesia 2019 lewat performa Sangkuriang, orbitan Radnadi kung mania Bandung – Demak.
Dua kali Sangkuriang, perkutut bergelang WH 250 berhasil menembus daftar kejuaraan even nasional di Kelas Dewasa Yunior, masing-masing konkurs Siliwangi Cup Bandung sebagai juara ketiga dan konkurs Hamengkubuwono XXX Piala Raja Yogyakarta sebagai peraih juara keenam. Menurut Purnomo, sebenarnya Sangkuriang bukan satu-satunya produk andalan White Horse yang dibekali amunisi dahsyat.
“Ada beberapa produk lain saudara Sangkuriang yang sudah pindah tangan ke orang lain dengan kualitas yang tidak beda jauh, namun ternyata keberadaannya tidak diketahui, apakah masuk kandang ternak atau tidak pernah dilombakan,” ungkap Purnomo. Sangkuriang adalah anakan kesepuluh dari 30 tetasan dengan kualitas hampir rata.
Sangkuriang lahir dari kandang WH 444 dengan indukan jantan WH/Imoba bersama betina Jupiter K.Sony 303. Masuknya trah Jupiter memberikan berkah bagi White Horse Bird Farm karena mampu melahirkan anakan kualitas lomba. Purnomo mengaku hanya memiliki dua ekor trah Jupiter K.Sony, semua berjenis kelamin betina dan trah Jupiter K.Golden hasil bookingan.
Sedangkan Jupiter K.Sony 304 yang merupakan belahannya, saat ini masuk jadi indukan di kandang WH 888 bersama jantan WH 555. Indukan WH 555 ini merupakan anakan dari hasil silangan antara indukan jantan Pison yang dikawinkan bersama betina Cakrawala K.Pacman. Menurut Purnomo kandang WH 888 sudah menghasilkan anakan bagus, namun diakuinya belum merata.
“Saya baru bisa mengatakan bahwa ternak dikatakan berhasil, jika semua produk ternak kualitasnya merata, seperti yang terjadi pada kandang WH 444. Sampai 30 tetasan, kualitas anakannya rata. Sebenarnya kandang lain juga bagus-bagus namun belum rata, makanya saya terus melakukan evaluasi,” lanjut Purnomo. Keberhailan mencetak Sangkuriang dan produk lain, nampaknya tidak menjadi jalan akhir dari perburuan indukan.
White Horse sampai saat ini masih tetap membutuhkan indukan, namun dengan catatan harus sesuai dengan planning Purnomo. Adapun pilihan calon indukan untuk kandang White Horse adalah memiliki air suara bagus, baik jantan ataupun betina. Trah (bibit, bebet, bobot) adalah hal yang tidak bisa dikesampingkan, karena inilah yang menjadi salah satu faktor keberhasilannya.
Faktor yang tidak kalah penting adalah mental lapangan yang mumpumi. Setelah melalui pencarian ke beberapa farm, saat ini Purnomo sudah mempersiapkan indukan yang diharapkan dan bahkan diprediksi bisa melahirkan kembali Sangkuriang-Sangkuriang berikutnya. Indukan tersebut adalah trah Cristal DDD yang rencananya akan dikawinkan trah Cristal AAA.
“Saya kog kayaknya feeling, indukan ini bakal menghasilkan anakan bagus, mudah-mudahan saja apa yang menjadi keinginan saya bisa terwujud,” harap Purnomo. Nampaknya 19 kadnang ternak yang saat ini berdiri tegak dikediamannya, tinggal menunggu bom waktu untuk kembali melahirkan calon jawara tingkat nasional.