Berita Lain
Wawancara Eksklusif dengan Sang Kreator Malang Satu Titik

Akhir tahun 2020, kicaumania Malang Raya khususnya dan blok timur pada umumnya akan disajikan sebuah gelaran kolosal bertajuk Malang Satu Titik. Panitia siap menggeber gelaran ini pada Minggu, 6 Desember 2020.
Gelaran ini merupakan rangkaian HUT Pangkalan TNI-AL (Lanal) ke-75. Bertempat di lapangan Lanal Jalan Yos Sudarso No. 16, Malang, Dendy Kusumawardhana berjibaku menjadi kreator sekaligus pencetus ide lomba dengan dua lapangan.
Dendy Notaris, begitu akrab disapa sejatinya bukan sosok baru di kicaumania. Namun, sosoknya sempat vakum selama delapan tahun karena berbagai kesibukan. “Saya aktif lagi memang baru sekitar tiga bulan terakhir. Namun keinginan untuk menggelar even kolosal ini sudah lama,” ujarnya saat ditemui baru – baru ini.
Dari perbincangan santai dengan wartawan media ini, ada sejumlah catatan yang menjadikan sosok ini bertekad ingin mengirimkan sebuah pesan moral pada lomba burung berkicau. “Tajuk Malang Satu Titik ini diharapkan menjadi pesan moral pada seluruh kicaumania khususnya Malang Raya. Dengan lomba burung, kicaumania juga harus dituntut untuk berfikir lebih dewasa dalam menyikapi segala fenomena yang terjadi saat ini,” ujar Dendy.
“Apabila memang saat ini banyak bermunculan organiser, biarkan roda organisasi itu bergulir pada jalurnya masing – masing. Tapi, sebagai kicaumania tetap tumbuhkan semangat independen buat menjalin silahturahmi dengan sesama kicaumania,” katanya.
Sekadar tahu, Dendy Notaris baru – baru ini didapuk menjadi Ketua Umum NZR Indonesia. Terpilihnya Dendy menjadi orang nomor satu di organisasi asli Malang tersebut memunculkan berbagai spekulasi. Satu diantaranya terkait independensi dalam gelaran Malang Satu Titik.
Secara tegas Dendy pun menjawab berbagai spekulasi yang saat ini berkembang di publik kicaumania. “Saya tetap memegang komitmen bahwasannya Malang Satu Titik lahir dari sebuah independesi. Kalau toh sekarang saya mengemban amanah sebagai Ketua Umum NZR Indonesia, sebaiknya kicaumania berfikir lebih dewasa karena NZR Indonesia itu organisasi sedangkan Malang Satu Titik sebuah gelaran. Kebetulan saya yang mencetuskan sekaligus sebagai kreator lomba itu,” jelas Dendy.
Aktifnya lagi ke kancah perburungan, membuat Dendy berkeras ingin menorehkan sebuah tinta emas melalui gelaran yang sudah direncanakan setahun sebelumnya. Berbagai upaya pun akan diluncurkan guna menggali potensi yang ada di Malang.
“Panitia akan mengangkat potensi budaya khas Malang diantaranya tari Topeng Malangan. Gelaran mendatang akan dibuka dengan hadirnya 75 penari Topeng Malangan. Jumlah tersebut sebagai representasi HUT Lanal ke-75,” beber Dendy.
Terobosan yang bakal makin membuat gelaran ini bergengsi antara lain, diberikan penghargaan buat kicaumania legendaris. “Panitia sudah menyiapkan penghargaan buat sang legendaris. Ada empat sosok yang berhak mendapatkan itu. Sosok tersebut kami anggap layak mendapatkan penghargaan The Legend karena mereka sudah mendedikasikan hidupnya selama 25 tahun di hobi burung berkicau,” paparnya.
“Makanya dengan lomba Malang Satu Titik ini, secara pribadi ingin para tokoh di Malang Raya bisa bersatu dan mewujudkan hobi burung ini sebagai ajang silahturahmi,” pungkas Dendy.
