Perkutut
Waspadai Come Back-nya Hendrik Unirace Surabaya, Amunisi Handal Siap Obrak Abrik Lawan di Arena Konkurs
Corona boleh membatasi ruang gerak kung mania dalam menyalurkan hobi perkututnya. Virus Covid-19 boleh menghantui perasaan king mania untuk menghentikan aktifitasnya menekuni hobi. Tapi ingat, semua itu tidak akan pernah menghentikan bahkan mematikan semangat kung mania untuk tetap eksis meramaikan dunia hobi yang sudah dilakoninya selama ini.
Yang namanya hobi sampai kapanpun tidak akan pernah bisa ditinggalkan. Mungkin bisa vakum ketika kesibukan tidak mampu mengalahkan hobi tersebut, tapi pada suatu saat, ketika kesibukan itu tidak lagi ada, maka hobi itu akan kembali menyapa dan akhirnya mengantarkan untuk masuk dalam lingkaran hobi itu sendiri.
Seperti itulah yang dialami Hendrik Unirace kung mania Surabaya. Sebagai salah satu aktifis hobi perkutut, nama Hendrik Unirace sempat populer di kalangan penghobi burung perkutut. Eksistensinya yang diimbangi oleh prestasi apik ketika itu, menjadikannya seorang kung mania yang memiliki reputasi dan nama besar sebagai pengorbit perkutut handal.
Sebut saja Unirace, perkutut yang pernah mencatatkan prestasi sebagai salah satu amunisi yang sukses merangsek dalam urutan kejuaraan diposisi paling depan. “Jika mengenang masa lalu, rasanya tidak mudah untuk dilupakan, semua berlangsung dalam kondisi yang menyenangkan dan membanggakan,” terang Hendrik.
Petualangannya dalan setiap agenda konkurs, menjadikannya sebagai salah satu kung mania yang disengani kawan dan ditakuti lawan. Unirace menjadi salah satu nama yang masuk daftar sebagai kung mania yang harus selalu diwaspadai. Dari satu konkurs ke konkurs lainnya, Unirace dipastikan selalu berhasil meloloskan orbitannya dalam daftar kejuaraan.
Setiap kali turun lomba, dipastikan Unirace selalu membawa pulang kemenangan. Namun sejak 2016, Hendrik menyatakan vakum. “Ada banyak alasan mengapa saya berhenti main perkutut mulai 2016, namun yang pasti salah satunya karena kesibukan yang tidak mungkin saya tinggalkan,” ungkapnya.
Sejak saat itu nama Unirace langsung hang dari peredaran. Empat tahun lebih berlalu, Hendrik nampaknya tidak bisa menghilangkan hobi yang sudah melekat dalam dirinya. Terhitung mulai empat bulan lalu, Hendrik mengaku akan kembali menyapa kung mania yang sudah lama ia tinggalkan.
Ia siap came back untuk meramaikan hobi perkutut. “Yang namanya hobi tidak bisa hilang, makanya setelah saya agak longgar, saya ingin kembali main perkutut lagi,” jelasnya. Namun demikian Hendrik mengaku kembalinya bukan sekedar ingin meramaikan dunia hobi perkutut, lebih dari itu harus ada yang bisa dibanggakan.
“Saya tidak ingin kembali hanya sekedar kembali dan hanya meramaikan hobi perkutut, tetapi ke depan harus lebih baik dari dulu,” imbuhnya. Untuk itulah guna merealisasikan keinginan tersebut, Hendrik sudah melakukan perburuan amunisi handal yang nantinya akan orbit bersamanya pada posisi prestasi yang tidak memalukan.
“Saya sudah dapat beberapa calon burung untuk lomba dari beberapa rekan pemain, tinggal menunggu perkembangan kedepan apakah makin bagus atau tidak,” katanya. Perburuan yang dilakukan nampaknya sudah ada beberapa calon siap orbit. Kali ini Hendrik tidak ingin setengah hati dalam mendapatkan burung kelas lomba.
Dikatakan olehnya bahwa calon andalan harus memiliki kualitas yang bisa membawanya kembali masuk sebagai kung mania yang sukses mengorbitkan perkutut kelas konkurs dengan prestasi luar biasa. Tidak heran jika perburuan kali ini terbilang total sehingga hasil yang didapat tidak sia-sia.
Salah satu calon amunisi yang sudah berada di tangan adalah produk Mizan Gresik. Tak tanggung-tanggung, Hendrik harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 100 juta hanya untuk mendapatkan perkutut tersrvut bersama pasangannya. “Bagi saya harga tidak ada masalah, yang penting burung benar-benar bagus dan saya merasa cocok,” imbuhnya.
Hendrik begitu selektif dalam berburu calon orbitannya. Menurut pengakuannya, kali ini ia tidak ingin main-main dalam mendapatkan burung kelas lomba, saya ingin dapat burung yang benar-benar pas dan bisa dilombakan,” katanya lagi. Namun demikian Hendrik juga mengaku bahwa mengorbitkan burung bukan merupakan pekerjaan gampang dan mudah.
Ada banyak faktor yang harus dilalui untuk bisa mencapai target juara. “Burung itu tidak bisa diprediksi, sekarang bagus besok belum tentu, begitu juga sebaliknya,” kata Hendrik lagi. Namun dirinya yakin dan optimis kedepan Unirace bisa kembali dengan hasil yang menggembirakan. Selain burung untuk lomba, Hendrik juga memburu indukan untuk kandang ternak.
“Saya juga akan kembali ternak sepeeti dulu kalan, makanya saya juga lagi berburu indukan,” katanya lagi. Tak tanggung-tanggung, delapan kandang HDL Bird Farm Menganti Gresik, sudah ia jebol. Saat ini indukan tersebut sudah masuk menjadi penghuni kandang Unirace.