Perkutut
Waspadai Bakat Terpendam Legendaris dan Halmahera, Prestasi Apik di AF BF – Cinta Satwa Cup Tangerang, Jadi Bukti Kualitasnya
Kemenangan Legendaris perkutut orbitan Awong kung mania Surabaya dan Halmahera perkutut andalan H.Gunawan Amuse Bangkalan Madura di even Cinta Satwa Cup Tangerang pada Minggu 06 Oktober 2019, membuka mata kita bahwasanya setiap perkutut yang tampil di arena memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara.
Prestasi Legendaris dan Halmahera menembus daftar juara paling depan, di Kelas Dewasa Senior dan Dewasa Yunior benar-benar membuat peta pertarungan perebutan posisi kejuaraan konkurs nasional tanah air makin bertambah. Kini Legendaris bukan saja hanya menjadi amunisi Awong yang selalu hadir menyemarakkan konkurs di Indonesia.
Tetapi sudah masuk daftar penantang yang siap ambil posisi disetiap even yang bakal diikutinya. Begitu juga dengan Halmahera andalan H.Gunawan Amuse Bangkalan Madura, yang siap mengobrak abrik kekuatan lawan pada kelas Dewasa Yunior yang diikutinya.
“Secara kualitas, Legendaris Gua nilai layak jadi juara,” jelas Awong singkat usai memenangkan konkurs Cinta Satwa Cup Tangerang. Hal senada dikatakan H.Gunawan Amuse. “Jika Halmahera mau tampil bagus, insha Allah jadi juara,” terangnya. Sekali lagi bahwa kemenangan Legendaris tergolong luar biasanya.
Pasalnya perkutut ternakan Atlas ini harus berhadapan dengan 15 perkutut penghuni Klasemen Sementara Liga Perkutut Indonesia 2019 (sampai putaran 6). Artinya bahwa Legendaris harus melewati barikade yang sudah dipasang lawan. Menjadi penunggu Klasemen Sementara bukanlah burung sembarang, karena untuk bisa masuk dan bertengger di klasemen tersebut dibutuhkan beberapa persyaratan khusus.
Namun Legendaris mampu membungkam mereka dan memastikan dirinya sebagai pemenang dalam laga di JHL Bird Arena Tangerang, Minggu 06 Oktober 2019. Begitu juga dengan Halmahera, meski masuk Klasemen Sementara LPI 2019 diurutan runner-up, namun selisih poin yang cukup jauh antara penunggu posisi pertama, menunjukkan bahwa Halmahera harus berusaha keras mengejar ketertinggalan.
Sebagai pendatang baru jika dibandingkan dengan kompetitornya, Halmahera masih mampu memberikan perlawanan sengit. Hadir dipertengahan kompetisi, tidak membuat Halmahera patah semangat untuk bisa berdiri sejajar dengan para pesaing yang sudah muncul lebih awal. Nampaknya Halmahera siap beradu kualitas dan mental disetiap arena konkurs yang bakal dijajakinya.
Yang mungkin menjadi hal menarik bahwa, selain karena keduanya dinilai memiliki kualitas bagus, performa yang ditampilkan bukan berasal dari tangan dingin seorang mekanik. Legendaris dirawat oleh Benny Mintarso yang dikenal sebagai kung mania yang aktif lomba, begitupun H.Gunawan tidak memiliki referensi sebagai perawat.
Titel bukan seorang perawat/mekanik yang dimiliki bukan berarti mereka harus selalu mengalah. Dalam tarung di konkurs Cinta Satwa Cup Tangerang, Legendaris mampu meraih kemenangan lewat koleksi raihan bendera empat warna selama empat babak berturut-turut.
Diakui oleh Benny Mintarso sang perawat, bahwa performa yang ditampilkan Legendaris di lapangan JHL Bird Arena, lokasi konkurs merupakan performa terbaik yang pernah dipertontonkan. “Usia Legendaris baru masih 10 bulan, selama ini saya tidak pernah memaksakannya tarung dalam kondisi terlalu gacor, saya main aman saja karena yakin kedepan burung ini memiliki prospek luar biasa,” papar Benny.
Tidak dapat dipungkiri jika performa Legendari yang diperlihatkan sebelum-sebelumnya memang tidak maksimal. Ketika berada di atas kerekan, perkutut bergelang Atlas ini hanya mampu tampil dua babak, babak berikutnya lebih banyak tingkah. Namun dalam tarung di Cinta Satwa Cup Tangerang, Legendaris menyelesaikan pertarungan selama empat babak berturut-turut dengan raihan bendera empat warna.
“Sebenarnya bendera empat warna belum mentok, saya yakin kedepan, Legendaris mampu mencapai bendera lima warna,” lanjut Benny lagi. Sementara itu Halmahera, diakui oleh H.Gunawan masih butuh jam terbang lebih banyak lagi. Hasil akhir pertarungan di Cinta Satwa Cup Tangeran belum memberikan rasa puas banginya.
Raihan bendera empat warna pada babak pertama dan kedua, serta tiga warna hitam usulan pada babak ketiga dan keempat, bukanlah performa yang diinginkan. “Babak ketiga dan keempat Halmahera kurang bunyi, makanya saya katakan bahwa penampilannya belum maksimal,” ungkap H.Gunawan.
Halmahera baru tarung diarena konkurs LPI baru empat kali, diawali dalam tarung LPI malang, berlanjut ke LPI Bali, Piala Raja Hamengku Buwono Yogyakarta menjadi agenda beriutnya dan Cinta Satwa Cup Tangerang menjadi ajang tarung paling anyar. Dengan empat tarung yang baru dilakoni Halmahera belum bisa menemukan setelan yang pas.
Namun demikian, dengan hasil di Tangerang, sudah menunjukkan bahwa perkutut ternakan WAT ini sudah mengalami peningkatan performa. Sebelumnya, Halmahera hanya mampu tampil dengan raihan bendera emapt warna hanya satu babak, babak lainnya kurang bunyi, namun kali ini sudah bertambah menjadi dua babak dengan raihan bendera empat warna, babak lainnya lumayan dapat bendera meski belum mentok.
Penampilan kali ini diakui H.Gunawan lebih bagus dan sudah menunjukkan adanya kemajuan seperti yang diharapkan. “Dengan bertambahnya usia dan makin banyak lomba yang diikutinya, saya yakin Halmahera bisa tampil lebih bagus lagi,” ungkap H.Gunawan mengakhiri pembicaraan.