Profil
Tut De Ariana di Camat Cup 1 (19/1) Negara: Kibarkan Bendera JBT, Cinta Laura dan Semut Api Berkibar
JAUH-JAUH menghadiri gelaran Camat Cup 1, Minggu, 19 Januari 2020 di Gantangan Pasti Puas Negara, Tut De Ariana patut bersyukur. Karena perjalanan selama dua hari di Bumi Makepung, salah satu pentolan Jalak Bali Team ini bisa mengantarkan Cinta Laura meraih gelar cucak jenggot terbaik dan kembali mengorbitkan Semut Api yang telah lama istirahat panjang. Bahkan, sang cendet Putra Madura yang tidak bisa mendulang trofi pun masih bisa memberikan hadiah karena tiketnya muncul di undian doorprize utama seekor kambing pejantan.
‘’Kami bersyukur karena perjalanan kami ke Jembrana bisa mengantarkan Cinta Laura dan Semut Api tampil maksimal di lapangan dan tentunya bisa membawa trofi,’’ ujar Tut De Ariana sesaat menerima kambing walau akhirnya disumbangkan buat rekan-rekan di Jembrana.
Tut De Ariana juga merasa bangga karena bisa mengibarkan bendera Jalak Bali Team di Bumi Makepung. Bisa ikut bersumbangsih kepada Duta Bali Shanti yang berhasil dinobatkan sebagai juara umum BC juga terasa sangat mengesankan. Dimana diakuinya, Bali Shanti sebagai lomba yang benar-benar penuh karisma. Kekalahan dan kemenangan tetap merasa terhormat dan tersanjung bisa berlomba di Bali Shanti.
Semangat bermain ke Jembrana tidak terlepas dari kelas cucak jenggot yang dibuka sampai tiga kelas. Tiga gaconya pun diboyong untuk bisa bertemu rekan-rekan di Jembrana. Hingga dua di antaranya berhasil moncer. Cinta Laura sukses melibas habis podium utama dan Putra Sanur hanya bercokol di posisi ketiga. Dengan hasil nyeri, Cinta Laura dinobatkan sebagai cucak jenggot terbaik.
Begitu juga dengan ijo Semut Api, sang jawara yang pernah dinobatkan sebagai ijo terbaik di beberapa lomba di era pertengahan 2015-an. Dari lima kali penampilannya, Semut Api bisa bercokol di posisi 3, 2, 3, dan 3. Tak mudah untuk mengembalikan perfoma Semut Api, namun Tut De Ariana penuh sabar hingga berhasil membuktikan di arena.
Bagaimana Tut De Ariana bisa konsisten mempertahankan perfoma gacoannya bertahun-tahun di arena, bukan perkara mudah. Butuh kesabaran dan ketelitian dalam segala hal mulai dari perawatan harian, perjalanan hingga persiapan jelang naik agar kondisinya secara alami maksimal di lapangan. Bukan meningkatkan perfoma karena rekayasa belaka yang tidak bertahan lama.
Tanpa bermaksud menggurui para suhu, selain perawatan hariannya yang begitu ketat, baik pakan buah, mandi, jemur hingga umbaran, begitu juga di perjalanan hingga sampai di penginapan. Tut De Ariana selalu wanti-wanti minta pada sopir agar perjalanan berjalan mulus hindari burung ngerebet di dalam sangkar terlebih lagi malam hari.
Tiba di hotel, burung diistirahatkan beberapa menit, baru buka kerodong pelan-pelan. Sedikit diangin-anginkan sambil memberikan pakan secukupnya sesuai takaran yang diperlukan khususnya ektrapooding, burung kembali dikerodong. Tempat penyimpanannya pun sesuai dengan kebiasaannya. Jika tanpa AC maka AC tidak boleh dihidupkan di kamar begitu juga sebaliknya.
Perawatan khusus dilakukan pagi hari. Burung dalam keadaan dikerodong digantung hingga cahaya matahari mulai kelihatan. Pelan-pelan burung dibuka dan mulai perawatan. Baik ganti pakan buah, voor, ekstrapooding hingga minuman. Mandi mulai dilakukan begitu juga penjemuran hingga siap-siap berangkat menuju lapangan.
Di lapangan pun Tut De Ariana memilih lokasi agar di antara gaco tidak bertarung. Karena itu, lokasi-lokasi yang sepi menjadi tempat yang nyaman untuk mengistirahatkan gaco baik cucak ijo maupun cucak jenggot. Memang rumit dan butuh perhatian khusus, jika berharap lebih. *agrobur3