Perkutut
Tolak Pinangan Rp 125 Juta, Prestasi Jawara Muda Andalan Gus Hari Pasuruan Makin Tak Terbendung, Target Lanjutan Siap Menjelajah Konkurs Tanah Air
Sejak mengorbit tiga bulan lalu, performa yang dipertontonkan Jawara Muda, amunisi Gus Hari Pasuruan makin mempesona. Suara merdu yang selalu diperdengarkan seakan membuat juri tak menolak untuk memberikan nilai tinggi. Tiga kali mencoba keberuntungan di arena konkurs, perkutut bergelang Jihan ini selalu menerobos daftar kejuaraan di podium paling atas.
Tampil untuk pertama kalinya dalam gelaran di Malang, Jawara Muda langsung unggul sebagai peraih juara kedua. Dengan minimnya pengalaman, Jawara Muda tak gentar menghadapi lawan yang sudah memiliki pengalaman bertanding lebih banyak darinya. Saat tarung perdana, usoa Jawara Muda masih berada di angka 6 bulan.
“Lomba pertama kalinya dengan usia masih 6 bulan, saya memilih Kelas Dewasa Bebas. Alhamdulillah mau bunyi dan bisa meraiih juara dua,” terang Gus Hari pada mediaagrobur.com. Tarung berikutnya terjadi dalam gelaran di Pasuruan. Karena tidak ada kelas dewasa, akhirnya Jawara Muda diikutkan dalam kelas Piyik Yunior. Hasilnya cukup memuaskan.
Pasca kemenangan tersebut, Jawara Muda harus istirahat karena pandemi corona lagi hangat-hangatnya menyerang Indonesia. PPKM yang diberlakukan saat itu, semakin memperjelas bahwa agenda kegiatan masyarakat termasuk juga hobi perkutut untuk sementara waktu harus dihentikan. Begitu juga dengan Jawara Muda harus libur lomba.
Kini, setelah serangan pandemi sudah dirasa mengalami penurunan dan PPKM mulai diperlonggar, Jawara Muda kembali menyapa fansnya di lapanga. Latihan Dinilai Surabaya pada Kamis, 16 September 2021 di Lapangan Simo Rejo Sari A Surabaya menjadi pertarungan perdana setelah masa libur panjang.
Dewasa Bebas masih menjadi kelas pilihan. Kondisi cuara cerah nampaknya memberikan penyemangat bagi Jawara Muda untuk mengacaukan perlawanan peserta yang dikerek pada kelas yang sama. Empat babak penjurian, Jawara Muda unggul dalam raihan nilaii dibandingkan peserta yang lain.
Bendera tiga warna usulan selama tiga babak, menjadi modal kuat baginya untuk memastikan kembali podium paling depan. Sampai akhirnya, saat nilai berada di meja rekap, pengumuman dilakukan dan Jawara Muda memastikan dirinya menjadi peraih juara pertama. “Alhamdulillah Jawara Muda kembali dinobatkan sebagai juara pertama,” sambung Gus Hari.
Kemenangan tersebut, sebenarnya sudah diyakini Gus Hari dan juga rekan-rekannya yang lain sejak awal penjurian. Jawara Muda mampi tampil bagus jika dibandingkan dengan lawan-lawannya. Ditambahkan pula bahwa performa yang ditampilkan semakin lama menunjukkan peningkatan. Semakin hari bertambah bagus.
“Saya pantau mulai awal turun lomba sampai sekarang, Jawara Muda makin bagus. saya yakin lomba-lomba berikutnya akan semakin bagus lagi,” yakin Gus Hari. Setidaknya kemenangan yang diraih di dua lokasi dengan cuaca berbeda yakni Malang dan Surabaya, menjado modal bagus baginya untuk tetap berada di podium.
Prestasi ini ternyata membuat H.Hasan, kung mania Surabaya berhasrat untuk meminangnya. “Saya pantau burung ini memang bagus dan saya merasa cocok, karena jika dibandingkan dengan burung-burung yang pernah juara di Lapangan Simo Rejo Sari, burung ini saya nilai paling bagus,” ungkap H.Hasan.
Bahkan H.Hasan berani menawar dengan harga fantastic. “Saya sudah menawar Rp 125 juta tapi belum dikasih,” sambung H.Hasan. Gus Hari sendiri mengaku belum ada keinginan untuk melepas Jawara Muda. “Saya bukan menolak keinginan rekan-rekan, mohon ma’af saya masih ingin mengorbitkannya ke lomba-lomba yang lain,” jelas pemilik Jihan BF Pasuruan.